Tuesday 16 April 2013

Berita

a. Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sangsekerta “vrit” yang dalam bahasa Inggris disebut “write”, yang berarti “ada” atau “terjadi”. Ada juga yang menyebut dengan “vritta” yang berarti “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi “berita” atau “warta”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rumusan Departemen Pendidikan Nasional, memperjelas arti berita, yakni cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Jadi menurut artinya berita dapat dikaitkan dengan kejadian yang terjadi.

Para sarjana publisistik maupun jurnalistik belum merumuskan definisi berita secara pasti. Ilmuan,penulis, dan pakar komunikasi memberikan definisi berita yang beraneka ragam diantaranya:

1) Dean M.Lyle Spencer mengemukakan bahwa berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.

2) Willard C Bleyer mengemukakan bahwa berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik dan mempunyai makna bagi pembaca surat kabar.

3) William S Maulsby mengatakan bahwa berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

4) Eric C. Hepwood mengatakan bahwa berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum.

5) Micthel V. Charnley mengemukakan bahwa berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang factual,penting,dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka

6) Dja’far H. Assegaff mengatakan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa (baru),yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa,entah karena pentingnya,atau akibatnya,entah pula karena ia mengandung unsur humor,emosi dan ketegangan.

7) J.B. Wahyudi mengatakan bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting,menarik bagi sebagian khalayak,masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa.

8) Amak Syarifuddin mengatakan bahwa berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik media massa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan peristiwa atau kejadian yang cepat,nyata,penting,dan menarik yang disiarkan atau dipublikasikan media massa untuk para pembacanya.

b. Unsur-Unsur Berita

Dalam menulis berita, seorang wartawan mengacu kepada unsur-unsur berita sebagai “rumusan umum” penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap.Unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H (what,who,where,when,why,how).
What (apa) : Apa yang tengah terjadi. Peritiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi. Misalnya kecelakaan, kebakaran, pembunuhan, perampokan, perkelahian, perang, damai, perundingan, olahraga, kesenian dan sebagainya.
Who (siapa) : Siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu. Siapa saja yang terlibat. Misalnya peristiwa perkelahian antar pelajar. Siapa pelakunya? SMP Cendrawasih melawan SMP Rajawali.
Where (di mana) : Dimana peristiwa atau kejadian itu berlangsung. Misalnya di sepanjang jalan menuju lapangan olahraga
When (kapan) : Kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung. Misalnya pagi tadi, kemarin, atau senin pagi kemarin. Agar beritanya menjadi baru cari data dari peristiwa atau kejadian baru, tidak lebih dari 24 jam.
Why (mengapa) : Mengapa kejadian itu bisa terjadi. Misalnya, karena pelajar putri SMP Cendrawasih diganggu oleh pelajar putra SMP Rajawali, sehingga menimbulkan kemarahan pelajar putra Cendrawasih, maka terjadilah perkelahian itu.
How (bagaimana) : Bagaimana kejadian itu bisa berlangsung. Untuk itu perlu diceritakan. Misalnya, ketika pelajar putri SMP Cendrawasih mengambil bola di dekat kerumunan anak-anak SMP Rajawali, tiba-tiba pelajar putra SMP Rajawali mencolek pelajar putri SMP Cendrawasih itu. Akibatnya teman-teman pelajar putri itu menjadi berang.terjadilah perkelahian itu.
 
c. Sifat Berita

Berita baik untuk surat kabar, radio, maupun televisi memiliki tiga sifat yang harus dipenuhi yaitu :

1) Berita Bersifat Mengarahkan

Berita bersifat mengarahkan artinya berita yang kita buat harus mampu mengarahkan perhatian pembaca, pendengar atau pemirsa sehingga mengikuti alur pemikiran kita. Jika mereka terpaku pada untaian kata yang kita tulis, atau kita baca maka mereka akan mudah kita pengaruhi.

2) Berita yang Bersifat Menumbuhkan atau Membangkitkan Semangat

Berita yang bersifat menumbuhkan atau membangkitkan semangat adalah berita yang mampu membuat para pembacanya lebih bersemangat dalam melakukan berbagai hal.Dengan berita kita juga bisa memberi rangsangan, dorongan, dan semangat.Tetapi dengan berita pula kita bisa menghancurkan lawan, menang perang, dan menguasai lawan.

3) Berita yang Bersifat Memberi Penerangan

Sifat berita lainnya, harus mampu memberi penerangan kepada masyarakat.Memberi penerangan maksudnya memberi penjelasan atau contoh-contoh kejadian yang tidak baik agar tidak ditiru oleh masyarakat.Kejadian yang jelek yang terjadi di tengah masyarakat dapat diangkat menjadi berita. Tetapi pembuatannya harus ditekankan pada kejelekan kejadian itu agar tidak dicontoh yang lain. Bukan malah mendukung kejadian atau perbuatan jelek yang terjadi itu. Apalagi sampai memberikan tambahan yang merangsang untuk ditiru.

d. Jenis Berita

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:

1) Straight News, berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan berita jenis ini.

2) Depth News, berita mendalam dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.

3) Investigation News, berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.

4) Interpretative News, berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.

5) Opinion News, berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan,sarjana,ahli,atau pejabat. Mengenai suatu hal,peristiwa,kondisi poleksosbudhankam,dan sebagainya.

e. Bentuk Berita

Pada umumnya teknis penulisan berita mengenal dua bentuk yaitu, bentuk piramida dan piramida terbalik.Semula penulisan berita hanya menggunakan bentuk piramida saja.Tetapi dalam pengembangannya, berubah menjadi piramida terbalik. Ini karena sistem piramida kurang tepat disajikan dalam keadaan yang tergesa-gesa dan terbatasnya halaman koran.

1) Bentuk Piramida

Bentuk piramida adalah teknis penulisan berita yang diawali dari masalah kurang penting menuju yang paling penting.Teknik penulisan ini, dalam penyajiannya tidak terikat pada waktu atau batasan pemuatan berita. Kapan saja berita ini disajikan akan tetap saja menarik.Pada penyajian berita dengan teknis ini, hal-hal yang penting justru diletakkan di bawah. Seperti kesimpulan dan analisis dari penulis.Bagian atas beritanya dibuat menarik dengan penggunaan bahasa yang diatur secara runtut.Tubuh beritanya baru diisi dengan data dan fakta. Bentuk piramida susunan beritanya menjadi : tidak penting-penting-sangat penting.

2) Bentuk Piramida Terbalik

Tujuan dari penulisan piramida terbalik, adalah memudahkan pembaca menikmati berita secara cepat. Terutama untuk penerbitan surat kabar harian. Tidak smua pembaca mempunyai waktu yang cukup untuk membaca berita.Mereka yang sibuk umumnya hanya membaca sekilas atau yang penting-penting saja. Itulah sebabnya perlu kita bantu dengan penyajian yang cepat pula, agar pembaca dapat mengetahui apa yang terjadi.Berita yang tepat untuk ditulis dengan piramida terbalik adalah berita yang masuk kategori berita singkat. Urutannya dari yang paling penting-penting-tidak penting.Ini kebalikan dari piramida biasa.

Rangkuman

a. Pengertian Rangkuman

Rangkuman merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan.

b. Tujuan Membuat Rangkuman

Rangkuman dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat rangkuman harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan rangkuman adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat rangkuman yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu. Seorang penulis rangkuman tidak akan membuat rangkuman yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.

c. Cara Membuat Rangkuman

Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat rangkuman yang baik dan benar antara lain:

1) Membaca Naskah Asli

Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis rangkuman harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.

2) Mencatat Gagasan Utama

Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yangtersirat dalam bagian atau alinea itu.

3) Mengadakan Reproduksi 
 
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman yang dimaksud. Dalam merangkum sebuah buku penulis menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.

Menulis

a. Pengertian Menulis

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan ini ialah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan pada pelajar berfikir secara kreatif.Menurut Tarigan (2008:22), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dangambaran grafik itu.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Nuruddin (dalam Heriyanti, 2011:8) bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Definisi ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain.Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang tidak asing bagi kita. Menulis merupakan kegiatan yang menjadikan tulisan sebagai mediumnya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) dikemukakan bahwa menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.

Sedangkan menurut Semi (2007:14) bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis memiliki tiga aspek utama. Yang pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai. Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan. Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa.Dari beberapa definisi menulis di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah menggambarkan perasaan,pikiran dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang grafis. Keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Keterampilan menulis harus dipelajari dan dilatih secara terus-menerus.

Hairston dalam Heriyanti (2011:10) menyatakan bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan keterampilan menulis menjadi penting, yaitu:

1) Kegiatan menulis adalah satu sarana untuk mengemukakan sesuatu. Dalam hal ini dengan menulis,seseorang dapat membuka penyumbat otak dalam rangka mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikirnya.

2) Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru. Ini terjadi jika seseorang membuat hubungan antara ide yang satu dengan yang lain dan melihat keterkaitannya secara keseluruhan.

3) Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimiliki. Dengan menuliskan berbagai ide berarti seseorang harus dapat mengaturnya di dalam sebuah bentuk tulisan yang terpadu.

4) Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang. Menuliskan ide-ide ke dalam suatu tulisan berarti akan melatih diri untuk membiasakan membuat jarak tertentu terhadap ide yang dihadapi dan mengevaluasinya.

5) Kegiatan menulis dapat membantu diri seseorang untuk menyerap dan memproses informasi. Bila akan menulis sebuah topik, hal itu berarti harus belajar tentang topik itu dengan baik. Apabila kegiatan seperti itu dilakukan terus menerus, berarti akan mempertajam kemampuan di dalam menyerap dan memproses informasi.

6) Kegiatan menulis akan memungkinkan seseorang untuk berlatih memecahkan berbagai masalah sekaligus. Dengan menempatkan unsur-unsur masalah dalam sebuah tulisan berarti akan dapat menguji dan kalau perlu memanipulasinya.

7) Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu memungkinkan seseorang untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.

b. Hakikat Keterampilan Menulis

Akhadiah(1996:28) menjelaskan bahwa menulis:

1) Merupakan suatu bentuk komunikasi.

2) Merupakan suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang akan disampaikan.

3) Bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi,ekspresi wajah, fisik,serta situasi yang menyertai percakapan.

4) Merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca.

5) Merupakan bentuk komunikasi untuk mencapai gagasanpenulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu.

c. Manfaat Menulis

Akhadiah (dalam Sulastriningsih,2007:111) mengemukakan bahwa secara umum dengan menulis kita melakukan kegiatan berikut:

1) Wawasan bertambah luas.

2) Untuk menulis, penulis harus belajar tentang sesuatu sehingga penulis mengumpulkan fakta, menghubung-hubungkan, serta menarik kesimpulan.

3) Menulis berarti menyusun gagasan secara runtut dan sistematis. Dengan demikian, penulis menjelaskan sesuatu yang semula masih samar bagi dirinya.

4) Menulis menjadikan penulis belajar secara aktif.

5) Menulis yang terencana akan membiasakan penulis berfikir dan berbahasa secara tertib.

d. Tujuan Menulis

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Secara umum Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008:25) merangkum tujuh tujuan penulisan suatu tulisan sebagai berikut:

1) Tujuan Penugasan (Assignment Purpose)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

2) Tujuan Altruistik (Altruistic Purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.

3) Tujuan Persuasif (persuasive Purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Tujuan Informasional (Informasional Purpose)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

5) Tujuan Pernyataan Diri (Self-Expressive Purpose)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

6) Tujuan Kreatif (Creative Purpose)

Tujuan ini erat hubunganya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal,seni idaman. Tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

e. Langkah-langkah Menulis

Menulis merupakan proses kreatif yang harus dilalui secara bertahap sampai pada terwujudnya sebuah karya tulis. Menurut Semi (2007:46-52) tahapan atau proses penulisan bila dilihat secara garis besar dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Pratulis

Tahap pertama dalam menulis yang sangat menentukan kelanjutan proses menulis ialah tahap pratulis. Kegiatan tersebut terdiri dari empat jenis, yaitu: Pertama,menetapkan topik. Artinya, memilih secara tepat dari berbagai kemungkinan topik yang ada. Pada tahap ini, penulis mempertimbangkan menarik atau tidaknya sebuah topik. Kedua,menetapkan tujuan. Artinya, menetapkan apa yang hendak dicapai atau diharapkan penulis dengan tulisan yang hendak disusunnya.Ketiga, mengumpulkan informasi pendukung. Artinya, sebuah topik yang dipilih akan layak ditulis setelah dikumpulkan informasi yang memadai tentang topik tersebut.Keempat, merancang tulisan. Artinya, topik tulisan yang telah ditetapkan dipilah-pilah menjadi subtopik atau sub-subtopik. Hasil pemilihan ini disusun dalam suatu susunan yang disebut kerangka tulisan atau outline.

2) Tahap Penulisan

Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karena pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pratulis dituangkan ke dalam kertas. Pada tahap ini, diperlukan adanya konsentrasi penuh penulis terhadap apa yang sedang ditulis. Pada saat mencurahkan gagasan ke dalam konsep tulisan, penulis perlu berkonsentrasi pada tiga hal: pertama, konsentarasi terhadap gagasan pokok tulisan, kedua,konsentrasi terhadap tujuan tulisan, ketiga, terhadap kriteria calon pembaca,dan keempat, konsentrasi terhadap kriteria penerbitan, khususnya untuk tulisan yang akan diterbitkan.

3) Tahap Pascatulis
 
Setelah draf atau konsep tulisan selesai, tahap ketiga adalah tahap pascatulis, yaitu tahap penyelesaian akhir tulisan. Dalam pascatulis ini terdapat dua kegiatan utama yaitu: pertama, kegiatan penyuntingan, yaitu kegiatan membaca kembali dengan teliti draf atau tulisan dengan melihat ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan tulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan. Yang harus diperhatikan dalam kegiatan penyuntingan adalah kesalahan yang kentara seperti, ketepatan angka-angka, nama sesuatu, penulisan kutipan, penerapan ejaan yang sesuai dengan EYD. Kedua, penulisan naskah jadi, yaitu kegiatan paling akhir yang dilakukan setelah penyuntingan, barulah naskah jadi ditulis ulang dengan rapi dan dengan memperhatikan secara teliti masalah perwajahan.
 
Sumber:  
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Penilaian

A. Pengertian Penilaian

Penilaian adalah proses kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program yang telah ditetapkan sebelumnya berhasil dengan baik atau tidak. Untuk mengetahui informasi tentang penilaian tersebut digunakan pengukuran, baik yang menggunakan instrumen tes maupun nontes. Tes adalah penyajian seperangkat pertanyaan atau tugas untuk dijawab atau dikerjakan. Untuk mengetahui hasil tes tersebut diadakan ujian. Ujian adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan pada waktu dan tempat tertentu pula.

Evaluasi meliputi mengukur dan menilai. Evaluasi bukan hanya memberi angka dan menilai berhasil tidaknya suatu program, melainkan juga digunakan untuk membuat keputusan, sebab-sebab ketidakberhasilan, tindak lanjut dan solusi pemecahannya. Jadi, evaluasi adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar.

Jadi, penilaian pendidikan adalah proses untuk menentukan kemajuan pendidikan dan usaha memperoleh umpan balik dari penyempurnaan pendidikan. Penilaian merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dan dalam hal apa, bagaimana ketercapaian tujuan pendidikan, apa dan bagaimana yang belum tercapai dan apa sebabnya, serta apa tindak lanjutnya

B. Prinsip-prinsip Penilaian

Prinsip penilaian diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi dengan demikian tidak hanya diutamakan prosedur dan teknik penilaian saja, tetapi prosedur dan teknik itu harus dilakukan dalam paduan prinsip itu. Prinsip-prinsip tersebut diuraikan berikut:

1. Prinsip Keterpaduan

Perencanaan penilaian harus dilakukan bersamaan dengan perencanaan penilaian satuan program pengajaran.

2. Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Hakikat CBSA adalah keterlibatan siswa secara mental, antusias dan asyik dalam kegiatan belajar-mengajar. Demikian pula halnya dengan evaluasi, evaluasi menuntut keterlibatan yang demikian dari siswa. Siswa seharusnya tidak merasakan evaluasi sebagai sesuatu yang menekan dan cenderung untuk dihindari.

3. Prinsip Kontinuitas

Pada dasarnya evaluasi berlangsung selama proses kegiatan belajar mengajar berjalan. Evaluasi tidak hanya terdapat pada awa dan/atau pada akhir pengajaran saja, tetapi juga selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya dalam bentuk pengamatan, Tanya jawab, atau dialog.

4. Prinsip Keseluruhan

Evaluasi yang akan dilakukan hendaknya bersifat utuh yaitu meliputi seluruh segi tujuan pendidikan.

5. Prinsip Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah salah satu ciri dari pendidikan berdasar kompetensi. Pada akhirnya pendidikan dan pengajaran harus dapat dipertanggungjawabkan kepada lembaga pendidikan itu sendiri, kepada masyarakat pemakaian tenaga lulusan, dan kepada kelompok professional.

C. Alat Penilaian Berdasarkan KTSP

1. Teknik Nontes

Macam-macam teknik nontes adalah :

a) Observasi adalah cara pengumpulan data yang sistematis untuk mengenal pribadi seseorang atau siswa. Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa, antara lain : sikap, sifat, pertumbuhan, dan perkembangan perilaku siswa atau yang diamati.

b) Skala sikap adalah bagian dari nilai-nilai dan merupakan hasil belajar. Dengan kata lain sikap dapat dipengaruhi, diarahkan dan dibentuk dalam pendidikan sikap sesorang siswa menentukan bagaimana dia bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari dan diperjuangkan dalm kehidupannya.

c) Angket menurut Slameto (1999 : 128-131) adalah suatu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa yang menjadi sasaran dari angket tersebut ataupun orang lain. Pertanyaan dalam angket bergantung pada maksud serta tujuan evaluasi yang ingin dicapai.

d) Wawancara menurut Slameto (1999:131-134) adalah suatu teknik untuk mendapat data dengan mengadakan hubungan langsung bertemu muka dengan siswa (face to face relation).

e) Sosiometri, teknik sosiometri digunakan untuk mengetahui posisi seseorang siswa dalam hubungan sosialnya dengan orang lain.

f) Studi kasus, pada dasarnya mempelajari secara intensif siswa yang mengalami suatu kasus tertentu. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu dengan yang lainnya lalu menarik kesimpulan penyebab terjadinya kasus seorang siswa tersebut.

g) Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Unjuk kerja ini dapat diamati dengan menggunakan daftar cek dan skala rentang.

h) Penilaian produk adalah penialain terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penialaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya yang meliputi tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.

i) Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus disesuaikan dalam periode atau waktu tertentu.

j) Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi tentang perkembangan peserta didik, baik berupa kemampuan akademik, emosional, dan sosial.

2. Teknik tes

a) Tes merupakan cara yang dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintsah-perintah yang harus dikerjakan sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi.

b) Bentuk-bentuk tes

- Tes uraian adalah suatu bentuk pertanyaan yang menurut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Dalam bentuk tes uraian siswa dituntut untuk berpikir tentang mempergunakan apa yang diketahui yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab.

Klasifikasi tes uraian, yaitu:

1. Tes uraian bebas, peserta tes dalam jenis tes bebas adalah memiliki kebebasan yang luas dalam menjawab soal tersebut.

2. Tes uraian terbatas, peserta tes lebih dibatasi oleh berbagai rambu-rambu yang ditentukan dalam butir soal.

- Tes objektif disebut juga sebagai tes jawaban singkat. Tes jawaban singkat menuntut siswa hanya dengan memberikan jawaban singkat, bahkan hanya memilih kode-kode tertentu yang mewakili alternative-alternatif jawaban yang telah disediakan.

Jenis-jenis Tes Objektif, yaitu:

1. Tes benar salah, yaitu bentuk alat tes yang terdiri dari sebuah pernyataan yang mempunyai dua kemungkinan benar atau salah.

2. Tes pilihan ganda, yaitu bentuk tes yang memiliki lebih dari satu opsi (pilihan) yang juga pernyataan benar atau salah pada setiap alternative jawaban, hanya saja yang salah lebih dari satu.

3. Tes isian adalah mengisi perkataan, ungkapan, kalimat pendek sebagai jawaban terhadap hal yang tidaka lengkap. Tes isian ini merupakan suatu bentuk tes objektif yang terdiri dari pernyataan-pernytaan yang sengaja dihilangkan sebagai unsurnya.

4. Jawaban singkat adalah butir soal berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa, satu angka atau satu formula.

5. Butir soal jenis sjawaban melengkapi, digunakan untuk menguji kemampuan mengingat fakta dan prinsip yang sederhana dan kemampuan tingkat tinggi, seperti: pemahaman, aplikasi, bahkan tingkat penilaian, asalkan dikonstruksi secara hati-hati. Tes penjodohan, siswa dituntut untuk menjodohkan, menghubungkan, atau menyesuaikan antara dua pernyataan yang disediakan.

My Planning


Entah. Dunia terasa tak menarik lagi. Semua orang menjadi sangat menjengkelkan. Memuakkan. Aku ingin pergi. Pergi ke tempat terpencil dimana tak seorangpun mengenaliku. Memulai hidup baru yang bebas dan mandiri. Bertemu orang-orang baru yang tak mengusik kehidupan pribadiku. Mempunyai sebuah rumah mungil minimalis bercat biru muda. Membeli perabot-perabot sederhana yang multifungsi. Sebuah kamar yang manis dengan kelambu pink berenda. Tempat tidur yang nyaman. Rak buku yang rapi dan sebuah meja belajar. Lemari bercat cokelat muda berisi pakaian-pakaian pilihanku. Pakaian sederhana yang sesuai gayaku. Pakaian yang nyaman tentunya. Di samping tempat tidurku ada sebuah lampu tidur antik yang menggemaskan, serta radio yang jadul tapi masih bisa digunakan.

Ruang tamuku hanya sofa dan meja, serta lukisan-lukisan indah yang terpajang di dinding. Dapur yang tidak berantakan, alat masak dan makan tersimpan teratur di tempatnya. Ada sebuah wastafel sebagai tempat cuci tangan dan mencuci piring. Meja makan bundar kecil yang dihias taplak meja putih bermotif bunga. Di bagian belakang ada sebuah taman kecil yang dipenuhi banyak tanaman-tanaman mungil dan bunga-bunga cantik.

Hidup yang lebih menyenangkan. Rumah yang mendamaikan hati. Perkerjaan yang dikerjakan tanpa paksaan. Semua adalah keinginanku. Tiap pagi pergi bekerja dan pulang di sore hari. Kemudian mengobrol dengan tetangga yang tinggal berdempetan. Memasak makanan yang ingin kumakan. Membeli keperluan untukku sendiri.

Aku ingin hidup mandiri. Meninggalkan masa lalu. Melupakan kenangan buruk. Memulai hidup baru dengan orang-orang yang baru. Mungkin, mengganti nama juga akan kulakukan. Agar tak ada satupun yang bisa mengingatkanku akan kehidupanku yang dulu.

Hidup yang lebih baik. Hidup yang berjalan sesuai dengan jalan yang kupilih. Hidup yang damai tanpa paksaan. Hidup yang tentram tanpa gunjingan. Dan hidup yang merdeka tanpa tekanan.

Hidup yang sesungguhnya hidup. Itu rencanaku.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...