Saturday 8 February 2014

Tanpa Judul


Jika hari ini adalah hari terakhirku di bumi, aku ingin jujur. Sebuah kejujuran yang mungkin pahit. Oleh karena itu aku menahan untuk tidak mengatakannya. Tetapi, aku sadar, menyembunyikan kejujuran itu hanya menyakiti diriku sendiri. Aku pun sudah cukup bertahan dalam penderitaan itu. Aku tidak bisa menanggungnya lagi.

Sebenarnya, aku tak sebaik itu. Aku yang selalu tersenyum, aku yang selalu menuruti kalian, dan aku yang selalu bersabar pada apapun yang kalian lakukan, bukanlah diriku yang sebenarnya. Aku bisa marah. Aku bisa berkata kasar. Aku pun bisa berbuat seenaknya. Tetapi aku selalu berusaha menahan diri, tersenyum dan diam, hanya agar aku diterima di tengah-tengah kalian. Aku berusaha menjadi orang yang baik, mungkin terlalu baik. Aku pun sadar semua yang kulakukan itu salah. Kepura-puraan itu hanya melukai diriku sendiri.

Aku tahu kalian memanfaatkan kebaikanku itu. Tetapi aku tidak bisa menerima saat hal itu menjadi satu-satunya alasan kalian bersamaku. Aku bukan malaikat. Aku pun bisa marah, benci, dan dendam pada seseorang. Kini saat semua yang telah kulakukan tak berarti apa-apa, aku semakin tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Pikiran-pikiran liar dan keji ini terus memaksaku untuk membalas dendam. Tapi aku tak bisa. Masih ada sedikit perasaan kasihan yang membuatku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa.

Entah sampai kapan akan seperti ini. Aku pun mulai muak akan diriku sendiri. Aku muak akan orang-orang di sekitarku. Aku muak akan semua hal. Aku tak mengerti, entah seberapa keraspun aku berusaha menjadi orang yang baik, hal itu justru yang semakin merusak hidupku. Hal itu yang semakin menyeretku dalam penderitaan yang tak bisa kutanggung lagi. Apakah untuk menjadi orang yang baik itu harus berakhir menyedihkan seperti ini?

Aku lelah. Aku tak bisa menjadi orang yang baik lagi. Aku tak bisa terus-menerus menjadi pihak yang selalu berkorban tapi disalahkan. Aku tak bisa terus-menerus menjadi orang yang berbaik hati tapi disakiti. Aku tak bisa lagi..
 
 
 

Thursday 6 February 2014

Modul

1. Pengertian Modul

Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.

Cerpen: My Wedding

Aku tertegun melihat pria yang baru kukenal setahun yang lalu itu kini bertekuk lutut dihadapanku, dengan sebuah cincin di tangannya, menanyakan apakah aku bersedia menikah dengannya. Aku tahu semua mata kini tertuju padaku. Bahkan pelayan restoran pun menghentikan kegiatannya untuk menunggu jawabanku. Tetapi aku tak dapat mengeluarkan sepatah katapun. Ini terlalu tiba-tiba. Apalagi di hadapan banyak orang seperti ini, aku belum siap. Akhirnya, kuputuskan melangkah keluar restoran tanpa pernah menoleh lagi.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...