Ini adalah puisi karya Kahlil Gibran yang pertama kali kubaca dan dalam sekejap dapat membuatku takjub. Puisi yang mampu menceritakan sudut pandang yang berbeda yang mungkin tidak dapat dilakukan penyair lainnya. Puisi yang tajam mengkritik namun dengan estetik. Sebuah puisi yang dapat membuatku merenung akan arti diri. Merenungkan setiap tindak dan langkah yang kutapaki. Puisi yang memberikan pengaruh positif setelah membacanya. Kuharap, apa yang kurasakan juga dapat dirasakan oleh pembaca lainnya. Selamat membaca...
SURAT DARI KEKASIH
Untukmu yang selalu Kucintai,
Saat kau bangun di
pagi hari, Aku memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepadaKu.,
bercerita,
meminta pendapatKu, mengucapkan sesuatu untukKu
walaupun hanya
sepatah kata.
Atau berterima kasih kepadaKu atas sesuatu hal
yang
indah yang terjadi dalam hidupmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu
yang lalu....
Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk
pergi bekerja...
Tak sedikitpun kau menyadari Aku di dekat mu.
Aku
kembali menanti saat engkau sedang bersiap,
Aku tahu akan ada sedikit waktu
bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk...
Di
satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau
menggerakkan kakimu.
Aku berpikir engkau akan datang kepadaKu, tetapi
engkau
berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk sekadar
berbual-bual.
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan
Aku
menanti dengan sabar sepanjang hari. Namun dengan
semua kegiatanmu Aku
berpikir engkau terlalu sibuk
untuk mengucapkan sesuatu
kepadaKu.
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke
sekeliling,
mungkin engkau merasa malu untuk berbicara
kepadaKu, itulah sebabnya mengapa
engkau tidak
sedikitpun menyapaKu.
Engkau memandang tiga atau empat
meja sekitarmu dan
melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut
namaKu
dengan lembut sebelum menjamah makanan yang kuberikan,
tetapi
engkau tidak melakukannya.....
Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang
tersisa dan
Aku masih berharap engkau akan datang kepadaKu,
meskipun saat
engkau pulang ke rumah kelihatannya
seakan-akan banyak hal yang harus kau
kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menghidupkan TV, Aku
tidak
tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak,
hanya engkau selalu ke sana dan
menghabiskan banyak
waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan
apapun
dan hanya menikmati siaran yang ditampilkan, hingga waktu-
waktu
untukKu dilupakan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau
menikmati
makananmu tetapi kembali engkau lupa menyebut namaKu
dan
berterima kasih atas makanan yang telah Kuberikan.
Saat tidur Kupikir kau
merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada
keluargamu,
kau melompat ke tempat tidurmu dan tertidur tanpa
sepatahpun
namaKu kau sebut. Tidak mengapa karena mungkin
engkau masih belum menyadari
bahwa Aku selalu hadir untukmu.
Aku telah bersabar lebih lama dari yang
kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang
lain. Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu,
ungkapan isi hatimu, namun tak kunjung tiba.
Baiklah..... engkau bangun
kembali dan kembali Aku
menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau
akan
memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu...
Tapi yang Kutunggu ...
ah tak juga kau menyapaKu.
Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh
lagi
kau masih tidak mempedulikan Aku.
Tak ada sepatah kata, tak ada
seucap doa, tak ada
pula harapan dan keinginan untuk sujud
kepadaKU....
Apakah salahKu padamu ...? Rezeki yang
Kulimpahkan,
kesehatan yang Kuberikan, Harta yang Kurelakan, makanan
yang
Kuhidangkan , Keselamatan yang Kukaruniakan,
kebahagiaan yang Kuanugerahkan,
apakah hal itu tidak
membuatmu ingat kepadaKu ???
Percayalah, Aku
selalu mengasihimu, dan Aku tetap
berharap suatu saat engkau akan menyapaKu,
memohon
perlindunganKu, bersujud menghadapKu ... Kembali
kepadaKu.
Yang selalu bersamamu setiap saat,
Tuhanmu....
No comments:
Post a Comment