Thursday, 6 February 2014

Modul

1. Pengertian Modul

Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.


Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran.

Batasan modul pada buku pedoman penyusunan modul (Cece Wijaya 1992:96), yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan:

1. Tujuan-tujuan intruksional umum.

2. Tujuan-tujuan intruksional khusus.

3. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.

4. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan.

5. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.

6. Peranan guru dalam proses belajar mengajar.

7. Alat dan sumber yang akan dipakai.

8. Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan.

9. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini.

Hal di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh B. Suryosubroto (1983 :17), bahwa modul adalah sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.

Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan belajar. Dan satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi.

2. Komponen - Komponen Modul

Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul, adalah sebagai berikut:

a. Pedoman guru

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang:

1) Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru.

2) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu.

3) Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.

4) Petunjuk-petunjuk evaluasi.

b. Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya.

c. Lembar kerja

Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan.

d. Kunci lembaran kerja

Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.

e. Lembaran tes

Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.

f. Kunci lembaran tes

Kunci lembaran tes sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.

Sedangkan penjelasan komponen-komponen modul menurut Cece Wijaya, (1992 :97) adalah sebagai berikut:

1. Petunjuk guru

a. Umum, berisikan:

1) Fungsi modul serta kedudukannya dalam kesatuan program pengajaran.

2) Kemampuan khusus yang perlu dikuasai terlebih dahulu sebagai prasyarat.

3) Penjelasan singkat tentang istilah-istilah.

b. Khusus, berisi:

1) Topik yang dikembangkan dalam modul.

2) Kelas yang bersangkutan.

3) Waktu yang diperlukan untuk modul itu.

4) Tujuan intruksional.

5) Pokok-pokok materi yang perlu dibahas.

6) Prosedur pengerjaan modul, kegiatan guru dan murid, serta alat yang dipergunakan.

7) Penilaian: prosedur dan alatnya.


2. Lembaran kegiatan siswa, berisi:

a. Petunjuk untuk murid mengenai topik yang akan dibahas, pengarahan umum, dan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya.

b. Tujuan pelajaran, yaitu yang berupa tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dengan modul yang bersangkutan.

c. Pokok-pokok materi dan rinciannya.

d. Alat-alat pelajaran yang dipergunakan, dan

e. Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang harus ditempuh, yang biberikan secara terinci dan berkelanjutan diselingi dengan pelaksanaan kegiatan.


3. Lembar kerja siswa

Berisi tugas-tugas atau persoalan-persoalan yang harus dikerjakan oleh murid setelah mempelajari kegiatan murid.

4. Kunci jawaban untuk lembaran kerja siswa

Berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh murid pada waktu melaksanakan kegiatan belajar dengan mempergunakan lembaran kerja. Dengan kunci jawaban ini, anak dapat mengoreksi sendiri apakah pekerjaannya telah diselesaikan dengan baik atau tidak.

5. Lembaran tes

Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.

6. Kunci jawaban untuk lembaran tes

Berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran penilaian, ialah untuk digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam modul Cece Wijaya (1992:99) adalah sebagai berikut:

1. Petunjuk untuk guru

a. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

b. Penjelasan tentang cara menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efisien.

c. Penjelasan tentang materi pelajaran yang akan disajikan dan strategi belajarnya.

d. Waktu yang disediakan untuk mempelajari materi modul.

e. Alat-alat dan bahan pelajaran serta sumber-sumber yang harus digunakan, dan

f. Prosedur penilaian, jenis, cara/alat, dan materi penilaian yang digunakan.

2. Kegiatan siswa

a. Pendahuluan. Pada bagian ini dicantumkan jadwal modul lainnya dan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Di samping itu, memuat tujuan yang dicapai dan materi yang akan dipelajari oleh siswa.

b. Petunjuk belajar. Pada bagian ini, akan diuraikan apa-apa atau urutan langkah yang harus dikerjakan siswa dalam menggunakan modul.

c. Kegiatan belajar. Pada bagian ini, terdiri dari beberapa kegiatan masing-masing kegiatan memuat tujuan yang akan dicapai. Materi pokok yang akan dipelajari dan uraian materinya. Pada akhir uraian materi pelajaran, disajikan tugas atau masalah yang harus dipecahkan maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Tugas-tugas ini, diberikan agar siswa dapat menilai hasil belajarnya sendiri.

d. Kunci tugas. Kunci tugas disediakan pada akhir kegiatan siswa dengan harapan agar siswa dapat dengan segera mengetahui apakah tugas-tugas yang dikerjakannya benar.

3. Tes akhir modul

Setiap modul dilengkapi dengan tes akhir modul. Dari hasil tes siswa, guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah tercapai atau belum. Cakupan tes akhir modul antara lain dapat mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

4. Kunci tes akhir modul

Kunci tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kunci tes ini, hanya dipegang oleh guru yang senantiasa dijaga kerahasiaannya.


3. Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar

Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut B. Suryosubroto (1983:18), ialah agar:

a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.

b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri.

c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.

d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan.

e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.

f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.

g. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning” suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.

Jadi, jelaslah bahwa pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu.


4. Modul Langkah-langkah penyusunan modul

Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-langkah seperti berikut:

1. Menyusun kerangka modul

a. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut.

b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.

c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional khusus bisa dicapai.

d. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional khusus.

e. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional.

f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid.

g. Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan.

h. Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan modul itu.

2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes.

Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.

2. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu.

3. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).

4. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.

5. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri.

6. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul.

7. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya.

Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik dan bahan pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang akan dikembangkan menjadi modul. Baru sebagai langkah kedua, dirumuskan tujuan-tujuan modul yang berkenaan dengan bahan yang perlu dikuasai itu.



Sumber Bacaan:

Cece Wijaya (1992), Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, B. Suryosubroto. (1983) Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara,

Departemen Pendidikan Nasional (2002), Teknik Belajar dengan Modul, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

S. Nasution, (1987) Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...