Saturday, 6 December 2014

Kerangka Karangan


1. Pengertian 
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan  teratur.
                      

2. Manfaat Kerangka Karangan:
a.    Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah 
b.    Untuk menyusun karangan secara teratur.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula  sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.   
d.   Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e.    Memudahkan penulis mencari materi pembantu.
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

     Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.

3. Penyusunan Kerangka Karangan
a.   Langkah pertama adalah merumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkaan maksud. 
b.  Langkah kedua adalah mengadakan inventarisasi atau mengumpulkan  topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulis boleh mencatat sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
c.   Langkah ketiga adalah mengadakan evaluasi semua topik bawahan yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
Pertama: apakah semua topik yang tercatat mempunyai relevansi atau pertalian langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama sekali tidak ada hubungan maka topik tersebut dicoret dari daftar di atas
Kedua: Semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi lebh lanjut. Bila ada dua topik atau lebih yang hampir sama, maka harus dibuat perumusan baru yang mencakup semua topik tadi.
Ketiga: Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya merupakan bawahan  atau rincian dari topik lain. Bila ada masukkanlah topik bawahan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi kedudukannya.
Keempat: Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat, tapi lebih rendah dari topik yang lain. Bila terdapat hal yang demikian, maka usahakanlah untuk mencari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi. 
d.  Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e. Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang terakhir, yaitu menentukan sebuah pola susunan yang paling sesuai  untuk mengurutkan semua rincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas. Dengan pola susunan tersebut semua rincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.    

4.  Pola Susunan  Kerangka Karangan
a.    Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasar urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada. 

1) berdasar urutan ruang
                Topik: Tanah longsor
                Tujuan: Untuk mengetahui lokasi tanah lonsor.
                Tema: Beberapa lokasi tanah longsor di dunia
            

                 I.  TANAH LONGSOR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA
                      A. Tanah Longsor di Asia
                           1. Tanah longsor di China
                           2. Tanah longsor di Pegunungan Himalaya
                       B. Tanah Longsor di Amerika Selatan
                            1. Tanah longsor di Pegunungan Andes
                             2. Tanah longsor di Mexico
                  II. TANAH LONGSOR YANG TERJADI DI INDONESIA
                      A. Tanah Longsor di Pulau Jawa
                           1. Tanah longsor di Banjarnegara
                           2. Tanah longsor di lereng Gunung Lawu
                      B. Tanah Longsor di luar Pulau Jawa
                           1. Tanah longsor di sekitar Jalan Tran-Sumatra 
                           2. Tanah longsor di sekitar Jalan Ladia Galaska

2) berdasar urutan  waktu
           Topik: masyarakat
           Tujuan: untuk mengetahui perkembangan masyarakat   
           Tema: Perkembangan masyarakat  dari jaman ke jaman.

I.      MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
                             B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
                                  1. Di Irian
 2. Di Kepulauan Mentawai
                      II.   MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
                             A. Masyarakat Petani  dan Peramu di Dunia
                             B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
                                  1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
                                  2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur
                      III.  MASYARAKAT INDUSTRI
                            A. Masyarakat Industri Modern
                            B. Masyarakat Industri Canggih

3) berdasar urutan topik yang ada
             Topik: Penyakit
                       Tujuan: Untuk mengetahui berbagai penyakit di Indonesia
                       Tema: Berbagai penyakit di Indonesia

                        I. DI DAERAH PEDESAAN
                           A. Malaria
                           B. Tuberculosis
                       II. DI DAERAH PERKOTAAN
A.    Kanker
1.    Kanker kulit
                                2.   Kanker paru-paru
                                3.   Kanker tulang
B.    HIV
C.   AID        
                
                    Topik: Hutan
                    Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
                    Tema: Pemanfaatan hutan.

I.      MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi  
                                1. Polusi Udara
                                2. Polusi Suara
                          C. Sebagai Hutan Lindung 
                   II.   MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
                           B. Hutan untuk Rekreasi
                           C. Hutan untuk Penelitian 
         
                   Untuk pola berdasar urutan topik yang ada, penulis tidak perlu
            memperhatikan  mana yang akan didahulukan.

b.    Pola Logis
Pola logis berdasar urutan:

1) klimaks – anti klimaks
          Topik: Banjir
          Tujuan: Untuk mengetahui akibat banjir
          Tema: Banjir dan akibatnya

I.      MUSIM PENGHUJAN MULAI
                   II.    PENGGUNDULAN HUTAN
                   III.   EROSI DI MANA-MANA
                   IV.  PENDANGKALAN SUNGAI
                   V.   MUSIBAH BANJIR
                   VI.  PENDERITAAN MASYARAKAT

2) umum – khusus
       Topik: Pendidikan
       Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
       Tema: Pendidikan di masyarakat

       I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
       II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
       III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT T PEDESAAN
       IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA

               3) sebab – akibat
Topik:  Premanisme di Jakarta
I.     PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
                       II.   INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III.  LAPANGAN KERJA MENCIUT
                       IV.  MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
            
              4) proses
              5) dan lain-lain. 
 5. Macam-macam Kerangka Karangan
     a. Berdasar Sifat Rinciannya:
     1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
              cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
               a) topiknya tidak kompleks
                   b) akan segera digarap
 2) Kerangka Karangan Formal:
         terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
         a) topiknya sangat kompleks
        b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

 Cara kerjanya:
          Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
    
          Agar tingkatan-tingkatan jelas hubungannya, dipergunakan simbol-simbol dan tipografi yang konsisten bagi tingkat yang sederajat.  
Simbol-simbol berupa:
         Topik tingkat 1: angka Romawi I, II, dan seterusnya
         Topik tingkat 2: huruf kapital A, B, dan seterusnya
         Topik tingkat 3: angka Arab 1, 2, dan seterusnya
         Topik tingkat 4: huruf kecil a, b, dan seterusnya  
         Topik tingkat 5: angka Arab dalam kurung (1), (2) , dan seterusnya  
         Topik tingkat 6: huruf kecil dalam kurung (a), (b), dan seterusnya  
Simbol-simbol harus ditempatkan sedemikan rupa sehingga mudah terlihat.
Letak tipografinya sbb.:
I.    …………  
                     A. ……..
                          1. ………
                           a. ……..
                                  (1) ……….
(a)  ……..
           Semakin penting atau semakin tinggi sebuah unit, semakin ke kiri tempatnya.
    Semakin  kurang penting atau semakin rendah unitnya, semakin ke kanan tempatnya. 
    Dapat pula disusun sbb.:
         Topik tingkat 1: angka Arab 1. (dengan titik)
         Topik tingkat 2: Angka Arab 1.1 (tanpa titik)  
         Topik tingkat 3: angka Arab 1.1.1 (tanpa titik)
         Topik tingkat 4: angka Arab 1.1.1.1 (tanpa titik) 
         Topik tingkat 5: angka Arab 1.1.1.1.1. (tanpa titik)
         Topik tingkat 6: angka Arab 1.1.1.1.1.1 (tanpa titik)

   b. Berdasar perumusan teksnya
        1) Kerangka Kalimat
            Contoh
             I. MASALAH KEMISKINAN DI INDONESIA SUDAH TERJADI SEJAK JAMAN 
                PENJAJAHAN BELANDA
                A. Tanah Adat Dijadikan Perkebunan
                B.  Pemilik Tanah Menjadi Kuli Perkebunan
            II. MASALAH KEMISKINAN YANG TERJADI PADA JAMAN REPUBLIK
                INDONESIA
A.    Sistem Pewarisan di Indonesia Menimbulkan Pemiskinan
1. Tanah yang diwariskan semakin menyempit
                      2. Penduduk desa  mencari kerja di kota
                B. Tanah-tanah di Pedesaan Diborong Penduduk Kota

2)    Kerangka Topik
I.                                   KEMISKINAN DI JAMAN PENJAJAHAN
                        A. Tanah Adat  
                        B. Kuli Perkebunan
              II.       KEMISKINAN  DI JAMAN REPUBLIK INDONESIA 
A.    Sistem Pewarisan
1.    Proses Involusi
2.    Urbanisasi
                        B. Pengalihan kepemilikan tanah

           3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

6. Syarat Kerangka Karangan yang baik:
a.    Tesis atau Pengungkapan Maksud harus jelas
                 Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang
         jelas.  Lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.

b.    Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
          Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit itu harus dirinci

         Salah       
                Karakter geografis Kurdistan yang terdiri dari gugusan perbukitan, struktur sosial yang sangat sarat sentimen tribalisme, serta sistem mata pencarian yang mengandalkan pertanian dan menggembala memang membuat bangsa  dan wilayah Kurdistan menjadi semieksklusif sepanjang sejarahnya selama 3000 tahun, tidak ada satu bangsa atau satu kekuatan pun yang mampu menguasai secara penuh bangsa dan wilayah Kurdi, yang juga sering disebut sebagai Kurdistan; Yunani, Romawi, Persia, dan bahkan dinasti berbasis Islam selalu gagal menundukkan secara penuh bangsa Kurdi.    

        Benar          
         1. Bangsa Kurdistan menjadi semi-eksklusif karena:
a.    wilayahnya secara geografis terdiri dari gugusan perbukitan
b.    struktur sosialnya sangat sarat dengan sentimen tribalisme
c.    sistem pencariannya mengandalkan:
1) pertanian
                 2) peternakan 
         2.  Sepanjang sejarahnya yang selama 3000 tahun tidak ada satu bangsa
              atau satu  kekuatan pun yang mampu mengusai penuh bangsa dan wilayah
              Kurdi.
         3.  Kekuatan yang selalu gagal menundukkan secara penuh bangsa Kurdi 
              antara lain: 1) bangsa Yunani
                                 2) bangsa  Romawi
                                 3) bangsa  Persia
                                 4) bahkan dinasti berbasis Islam..    

c.    Pokok-pokok dalam kerangka karangan  harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar dengan jelas

         Salah
I.              DIPIKIR ‘SAMBE BETA’ TERNYATA ANTRAKS
           A.. Ciri-ciri  Penyakit Antraks
                 1. Pembengkakan di bagian:
                     a. anus, dan dada
          B.  Terkait Kemiskinan
     II. ANTRAKS DIKIRA KUTUKAN
A.  Keluar darah merah kehitaman dari isi perut
B. ‘Sambe Beta’
1. Kosmologi Mistik Orang Kota Baru, Ende
                          2. Pola Pikir Arkais
    
        Benar      
II.            DIPIKIR ‘SAMBE BETA’ TERNYATA ANTRAKS
           A.. Ciri-ciri  Penyakit Antraks
                 1. Pembengkakan di bagian:
                     a. leher
                     b. dada
                     c. isi perut
                 2. Keluar darah merah kehitaman dari:
                     a. anus
                     b. hidung
           B.  Pengertian ‘Sambe Beta’
     II. ANTRAKS DIKIRA KUTUKAN
A.    Kosmologi Mistik Orang Kota Baru, Ende
B.  Pola Pikir Arkais
     III. TERKAIT KEMISKINAN       
    d. Harus menggunakan simbol yang konsisten
(Contoh c telah menggunakan simbol yang konsisten)                                          
                                   
    
  4. Bentuk Kerangka Karangan:
     a. Kerangka topik
     b. Kerangka kalimat
     c. Gabungan kerangka topik dan kerangka kalimat

      Contoh
  1. Kerangka topik, terdiri atas kata atau frasa. Ini lebih banyak dipakai.
Topik  : Kaus
  Tujuan: Menggalakkan produksi industri Dalam Negeri
Tema : Penggunaan kaus dimaksudkan untuk menggalakkan produsi 
            industri Dalam Negeri
         

II.                                  JENIS-JENIS KAUS
A.    Kaus yang dipakai sehari-hari
B.    Kaus untuk olahraga
1.    Basket
2.    Senam
III.           BAHAN DASAR KAUS
A.    Kapas
B.    Tetoron

  1. Kerangka kalimat
  2. Gabungan kerangka topik dan kerangka kalimat


5. Macam-macam Kerangka Karangan
    1. Berdasar Sifat Rinciannya:
b.    Kerangka Karangan Sementara / Non-formal: biasanya terdiri atas dua tingkat, dengan alasan: 1) topiknya tidak kompleks
                                   2) akan segera digarap
c.    Kerangka Karangan Formal:
Dengan alasan: 1) topiknya sangat kompleks
                          2) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

 Cara kerjanya:
          Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat diperinci lebih lanjut. Tesis yang diperinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
    
          Agar tingkatan-tingkatan jelas hubungannya, dipergunakan simbol-simbol dan tipografi yang konsisten bagi tingkat yang sederajat.  
Simbol-simbol berupa:
         Topik tingkat 1: angka Romawi I, II, dan seterusnya
         Topik tingkat 2: huruf kapital A, B, dan seterusnya
         Topik tingkat 3: angka Arab 1, 2, dan seterusnya
         Topik tingkat 4: huruf kecil a, b, dan seterusnya   
         Topik tingkat 5: angka Arab dalam kurung (1), (2) , dan seterusnya  
         Topik tingkat 6: huruf kecil dalam kurung (a), (b), dan seterusnya  
Simbol-simbol harus ditempatkan sedemikan rupa sehingga mudah terlihat.
Letak tipografinya sbb.:
I.    …………  
                     A. ……..
                          1. ………
                           a. ……..
                                  (1) ……….
(b)  ……..

           Semakin penting atau tinggi sebuah unit, semakin ke kiri tempatnya. Semakin   
    kurang penting atau rendah unitnya, semakin ke kanan tempatnya. 
    Dapat pula disusun sbb.:
         Topik tingkat 1: angka Arab 1. (dengan titik)
         Topik tingkat 2: Angka Arab 1.1 (tanpa titik)  
         Topik tingkat 3: angka Arab 1.1.1 (tanpa titik)
         Topik tingkat 4: angka Arab 1.1.1.1 (tanpa titik) 
         Topik tingkat 5: angka Arab 1.1.1.1.1. (tanpa titik)
         Topik tingkat 6: angka Arab 1.1.1.1.1.1 (tanpa titik)

6. Syarat Kerangka Karangan yang baik:
d.    Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang akan dicapai dengan topik itu. Dari topik dan tujuan itu tersusun tema yang  jelas
e.    Dalam tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit itu harus dirinci
f.     Pokok-pokok dalam kerangka karangan  harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tegambar dengan jelas
g.    Harus menggunakan simbol yang konsisten
4. Bentuk Kerangka Karangan:
     a. Kerangka topik
     b. Kerangka kalimat
     c. Gabungan kerangka topik dan kerangka kalimat

      Contoh
  1. Kerangka topik, terdiri atas kata atau frasa. Ini lebih banyak dipakai.
Topik  : Kaus
  Tujuan: Menggalakkan produksi industri Dalam Negeri
Tema : Penggunaan kaus dimaksudkan untuk menggalakkan produsi 
            industri Dalam Negeri
         

IV.                                JENIS-JENIS KAUS
A.    Kaus yang dipakai sehari-hari
B.    Kaus untuk olahraga
1.    Basket
2.    Senam
V.            BAHAN DASAR KAUS
A.    Kapas
B.    Tetoron

  1. Kerangka kalimat
  2. Gabungan kerangka topik dan kerangka kalimat


5. Macam-macam Kerangka Karangan
    1. Berdasar Sifat Rinciannya:
d.    Kerangka Karangan Sementara / Non-formal: biasanya terdiri atas dua tingkat, dengan alasan: 1) topiknya tidak kompleks
                                   2) akan segera digarap
e.    Kerangka Karangan Formal:
Dengan alasan: 1) topiknya sangat kompleks
                          2) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...