Monday, 14 April 2014

Ciri-Ciri Pendekatan Komunikatif

Finocchiaro dan Brumfit 1983) dalam Richhard dan Rodgers (1989) yang dikutip Abdullah (1996: 16) mengemukakan 22 ciri pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa sebagai berikut:

1. Language is created by the individual often through trial and error (Bahasa sering diciptakan seseorang dengan cara mencoba-coba).


Apabila seseorang menggunakan bahasa, baik berupa kata, frasa dan klausa untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan seringkali melalui proses mencoba-coba dan melakukan kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa memang tidak dapat dielakkan dalam pengajaran berbahasa, karena pola bahasa yang digunakan oleh siswa diciptakan sendiri melalui proses mencoba-coba dan salah.

2. Fluency and acceptable language is the primary goal: accuracy is judged not in the abstract but in context (Bahasa yang lancar dan dapat diterima merupakan tujuan utama; ketepatan dianggap berada dalam tataran konsep; bukan dalam tataran abstrak) .

Kefasihan dan keberterimaan bahasa merupakan tujuan utama. Kesalahan-kesalahan diperbaiki sambil berjalan. Jadi, yang diutamakan adalah kelancaran dan kebermaknaan bahasa.

3. The target linguistics system will be learned best through the proces of struggling to communicate (Tujuan sistem linguistik akan dapat dicapai melalui proses).

Kaidah-kaidah bahasa (sistem bahasa) yang akan diajarkan kepada siswa dituangkan dalam bentuk komunikasi, yakni melalui pembelajaran, pengajaran, pelatihan, dan praktik berbahasa secara lisan dan tulisan.

4. Linguistics variation is a central concept in materials and methodology (Variasi linguistik adalah sebuah konsep sentral dala materi maupun metodologi).

Kegiatan berbahasa dan kebermaknaan adalah persyaratan mendasar pengem-bangan materi dan penyajiannya kepada siswa. Hal ini bergantung pada situasi dan konteks penggunaan bentuk-bentuk bahasa.

5. Judicius use of native language is accepted where feasible (Penggunaan bahasa daerah bisa diterima bila itu memungkinkan).

Di dalam hal tertentu, penjelasan dapat diberikan di dalam bahasa yang dikuasai oleh siswa, seperti bahasa Indonesia atau bahasa daerah.

6. Translation may be used where students need or benefit from it (Terjemahan dapat digunakan bila pelajar itu membutuhkan atau bisa mengambil manfaat dari terjemahan itu).

Penerjemahan di dalam pengajaran bahasa dapat dilakukan jika bertujuan untuk menolong siswa dalam memahami makna suatu bahasa.

7. Drilling may occur, but peripherally (Perpanjangan bunyi kata mungkin terjadi, tapi bukan merupkan hal pokok).

Latihan-latihan boleh diberikan kepada siswa, tetapi bukan merupakan tujuan utama. Latihan itu diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pe-nerapan kaidah bahasa yang telah dipelajari.

8. Intrinsic motivation will spring from an interest in what is being communicated by the languagei (Motivasi yang sebenarnya akan timbul dari sebuah minat terhadap apa yang sedang dikomunikasikan dengan sebuah bahasa).

Dalam pengajaran bahasa, motivasi siswa diupayakan muncul karena tertarik pada persoalan yang dibicarakan, bukan karena bentuk bahasa yang digunakan.

9. Language learning is learning to communicated (Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi).

Mempelajari bahasa berarti menggunakan bahasa. Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi berarti menyampaikan pesan kepada orang lain baik lisan maupun tertulis.

10. Attempt to communicated may be encouraged from the beginning (Upaya ber komunikasi dapat ditumbuhkan sejak awal).

Usaha melatih siswa menggunakan bahasa dimulai sejak awal, sehingga dengan mudah diarahkan untuk berkomunikasi; mengembangkan potensi yang dimiliki-nya di dalam wujud bahasa lisan dan tulisan.

11.Communicate competence is the desired goal (i. E. the ability to use the linguistics system effectively and appropriately)(Kemampuan berkomunikasi adalah tujuan yang didambakan, (yaitu kemampuan menggunakan system linguistik secara efektif dan tepat)).

Tujuan pengajaran bahasa adalah supaya siswa memiliki komptensi komunikatif. Kompetensi komunikatif yang dimilikinya bukan sebagai pengetahuan, melainkan sebagai keterampilan.

12. Effective communication is sought (Komunikasi efektif bisa dilihat).

Efektivitas dalam penggunaan bahasa harus dipertahankan. Hal ini mencakup unsur-unsur bahasa dan kegiatan berbahasa yang dihubungkan dengan tiga aspek perilaku dalam berbahasa, yaitu kecermatan, ketepatan, dan kelancaran.

13. Dialogs. If used, center around communicative functions and are not normally memorized (Percakapan jika digunakan, meliputi fungsi komunikasi dan biasanya tidak dihafalkan).

Penggunaan dialog di dalam pengajaran bahasa harus bertumpu pada fungsi-fungsi komunikatif bahasa. Dialog itu tidak perlu dihapal, tetapi dilakukan oleh siswa secara spontan tanpa membawa catatan.

14. Meaning is paramount (Arti adalah hal yang paling penting).

Di dalam pengajaran bahasa, kebermaknaan bahasa lebih dipentingkan daripada struktur dan bentuk. Siswa harus memahami makna kata, frasa, klausa, dan kalimat yang diucapkan atau dituliskannya.

15. Comprehensible pronunciation is sought (Pegucapan yang bisa dipahami bisa dilihat).

Pembicaraan atau ucapan siswa yang dapat dipahami baik oleh teman-teman maupun oleh guru dalam berdiskusi dan tanya jawab merupakan harapan yang hendak diwujudkan guru dalam proses belajar-mengajar.

16. Contextualization is a basic premise (Kontekstualisasi merupakan sebuah hal yang mendasar).

Kontekstualisasi adalah uraian yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna sebagai sumber dasar pikiran di dalam penggunaan bahasa.

17. Reading and writing can start from the first day, if desired(Membaca dan menulis kalau perlu dimulai sejak dini).

Dalam pengajaran bahasa, keterampilan membaca dan menulis dimulai sejak dini. Hal ini dapat dilakukan bersamaan dengan keterampilan lainnya, seperti menyimak dan berbicara yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

18. Sequencing is determined by any consideration of content function or meaning which maintains interest (Pengurutan ditentukan dengan berbagai pertimbangan fungsi atau arti isi yang mana mempertahankan perhatian.

Urutan bahan pelajaran didasarkan pada isi, fungsi, atau makna yang dapat menimbulkan minat siswa di dalam proses belajar.

19. The teacher can not know exactly what language the student will use (Para guru tidak mengetahui benar bahasa yang akan dipakai oleh siswanya).

Guru harus mulai membantu siswa melalui berbabagai cara agar siswa termotivasi bekerja dan berlatih dengan menggunakan bahasa yang sedang dipelajari.

20. Any device which help the learner is accepted varying according to their age, interest, atc. (Berbagai alat Bantu bisa dipakai oleh mereka yang mempelajari bahasa tergantung dari umur dan minat mereka).

Setiap alat yang dapat membantu siswa di dalam proses belajar-mengajar untuk pemerolehan keterampilann berbahasa dapat digunakan dan disesuaikan dengan umur dan minat.

21. Students are expected to interact with other people, either in the flesh, through pair and group work, or in their writing (Para siswa iharapkan berinteraksi dengan orang lain, secara berkelompok maupun berpasangan atau melalui tulisan).

Siswa-siswa diharapkan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui pasangan atau kelompok selama proses belajar bahasa berlangsung. Jadi guru tetap membimbing mereka agar berani berbicara baik kepada guru maupun kepada temannya di kelas.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...