Monday, 14 April 2014

Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif ialah pendekatan yang menekankan kemampuan berkomunikasi dan lebih menitikberatkan pada kebermaknaan bahasa dan fungsi komunikatif. Artinya, pengajaran bahasa harus didasarkan pada makna bahasa, yaitu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Pengajaran dan penyajian bahasa selalu dikaitkan dengan makna dan pesan yang dimaksud sesuai dengan konteks dan situasi (Abdullah, 1996).

Secara khusus pendekatan komunikatif dimaksudkan bagaimana guru menerapkan pendekatan ini dalam pengajaran bahasa Indonesia yang meliputi persiapan dan pelaksanaan, dan bagaimana cara guru menuangkan pemahaman konsep pende-katan komunikatif yang meliputi pengertian, ciri-ciri, dan prosedur yang ditempuh dalam mengajarkan bahasa Indonesia.

Pendekatan komunikatif bermula dari adanya perubahan dalam tradisi pengajaran bahasa di Inggris pada tahun 1960-an. Melalui pendekatan ini, bahasa diajarkan dengan cara mempraktikkan struktur dasar dalam kegiatan pengajaran berdasarkan situasi yang bermakna.

Pendekatan komunikatif sebagai realisasi keprihatinanan para ahli pengajaran bahasa terhadap kekurangberhasilan pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua bagi anak-anak pekerja di perusahaan dan migran lainnya yang berdomisilai di Inggris pada awal tahun 1970. Jadi pendekatan komunikatif adalah pendekatan pengajaran bahasa kedua, bukan pendekatan pengajaran bahasa pertama (Tolla, 2000).

Pada tahun 1971 sekelompok pakar mulai menjajaki kemungkinan pengembangan pelajaran-pelajaran bahasa berdasarkan sistem kredit unit, suatu sistem yang merinci tugas-tugas pembelajaran menjadi porsi-porsi atau unit-unit yang masing-masing berkaitan serta sesuai dengan kebutuhan seorang pembelajar dan secara sistematis dihubungakan dengan semua porsi atau unit lainnya Van Ek & Alexander (dalam Abdullah, 1996: 6). Kelompok ini memanfaatkan studi-studi mengenai kebutuhan para pembelajar bahasa Eropa dan secara khusus memanfaatkan suatu dokumen pendahuluan yang disiapkan oleh linguis Inggris David A. Wilkins (1972). Linguis ini mengajukan suatu definisi bahasa yang bersifat fungsional atau komunikatif yang bisa dipakai sebagai dasar pengembangan silabus-silabus komunikatif bagi pengajaran bahasa, seperti yang diparaktikkan oleh Keith Johnson (1983) dan Janice Yalden (1985).

Gagasan Wilkins berupa suatu analisis mengenai makna-makna komunikatif yang dibutuhkan oleh pembelajar bahasa untuk dipahami dan diekspresikan. Selain memberikan butir inti bahasa melalui konsep tata bahasa dan kosakata tradisional, Wilkins berupaya mendemonstrasikan sistem-sistem makna yang berbeda di belakang penggunaan-penggunaan komunikatif bahasa. Dia memberikan dua tipe makna, yaitu kategori-kategori nasional (konsep-konsep seperti waktu, urutan, kualitas, lokasi, dan frekuensi) dan kategori-kategori fungsi komunikatif (seperti pemintaan, penolakan, penawaran, dan pengaduan).

Pendekatan komunkatif berpandangan bahwa bahasa lebih tapat dilihat sebagai sesuatu yang berkenaan apa yang ditindakkan dengan bahasa (fungsi) atau berkenaan dengan makna apa yang diungkapkan melalui bahasa (nosi), dan bukan berkenaan dengan butir-butir tata bahasa. Secara singkat pendekatan komunikatif adalah pendekatan yang menekankan kemampuan berkomunikasi dan lebih menitikberatkan pengajaran pada kebermaknaan bahasa dan fungsi komunikatif. Artinya. Pengajaran bahasa harus didasarkan pada makna bahasa, yaitu menggunakan bahasa untuk komunikasi. Pengajaran dan penyajian bentuk bahasa selalu dikaitkan dengan makna dan pesan yang dimaksud sesuai dengan konteks dan situasi.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...