Menurut Nur (2000), ada empat prinsip pekerjaan rumah yang akan membantu siswa dalam perjalanan mereka menjadi pebelajar mandiri yang efektif. Prinsip pertama, membuat tugas bermakna, jelas dan menantang sehingga pekerjaan rumah dapat menjaga siswa tetap terlibat pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi siswa untuk kehilangan minat dan melakukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin. Kebanyakan pendidik setuju bahwa pekerjaan rumah dapat mempertahankan keterlibatan siswa. PR tersebut memiliki cirri tertentu.
Pertama-tama, pekerjaan yang ditugaskan untuk dikerjakan secara mandiri seharusnya bermakna dan memiliki tujuan yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkan untuk menyelersaikan pekerjaan itu. Siswa tetap berada dalam tugas selam menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi pekerjaan rumah tersebut betmakna.
Linda Anderson (dalam Nur, 2000:62) menunjukkan guru jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan procedural. Saebagai contoh, guru dapat menghabiskan banyak waktu menjelaskan kepada siswa dimana menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-jawabannya.
Sementara petunjuk-petunjuk tentang apa yang dilakukan adalah penting, guru tidak menyertakan penjelasan tentang mengapa sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama dan kemudian menyediakan waktu cukup untuk menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.
Prinsip kedua, menganekaragamkan tugas-tugas. Sama dengan kehidupan umumnya, keanekaragaman menambah daya tarik pekarjaan rumah. Siswa kemungkinan tetap terlibat dan mengerjakan pekerjaan rumah mereka jika tugas-tugas bervariasi dan menarik perhatian daripada rutin dan monoton.
Prinsip ketiga, menaruh perhatian pada tingkat kesulitan. Brophy dan Good (dalam Nur, 2000) melaporkan bahwa siswa tidak akan tetap bekerja menyelesaikan tugas-tugas seperti itu sebagai pekerjaan yang tidak menantang pada umumnya, tugas yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
Prinsip keempat, memonitor pekerjaan. Merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor pekerjaan rumah. Pemonitoran hendaknya meliputi pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif yang terlibat. Pemonitoran ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan umpan balik.
Pertama-tama, pekerjaan yang ditugaskan untuk dikerjakan secara mandiri seharusnya bermakna dan memiliki tujuan yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang dibutuhkan untuk menyelersaikan pekerjaan itu. Siswa tetap berada dalam tugas selam menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi pekerjaan rumah tersebut betmakna.
Linda Anderson (dalam Nur, 2000:62) menunjukkan guru jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan procedural. Saebagai contoh, guru dapat menghabiskan banyak waktu menjelaskan kepada siswa dimana menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-jawabannya.
Sementara petunjuk-petunjuk tentang apa yang dilakukan adalah penting, guru tidak menyertakan penjelasan tentang mengapa sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama dan kemudian menyediakan waktu cukup untuk menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.
Prinsip kedua, menganekaragamkan tugas-tugas. Sama dengan kehidupan umumnya, keanekaragaman menambah daya tarik pekarjaan rumah. Siswa kemungkinan tetap terlibat dan mengerjakan pekerjaan rumah mereka jika tugas-tugas bervariasi dan menarik perhatian daripada rutin dan monoton.
Prinsip ketiga, menaruh perhatian pada tingkat kesulitan. Brophy dan Good (dalam Nur, 2000) melaporkan bahwa siswa tidak akan tetap bekerja menyelesaikan tugas-tugas seperti itu sebagai pekerjaan yang tidak menantang pada umumnya, tugas yang baik perlu memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.
Prinsip keempat, memonitor pekerjaan. Merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor pekerjaan rumah. Pemonitoran hendaknya meliputi pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif yang terlibat. Pemonitoran ini juga termasuk pengecekan pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan umpan balik.
No comments:
Post a Comment