A. Akuntansi Manajemen sebagai Suatu Tipe Informasi
Akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna baik bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya maupun pihak-pihak luar. Kegunaan tersebut terutama berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu sering disebut sebagai ”bahasanya dunia usaha” (Charles, 1981: 3).
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Diantara berbagai tipe informasi, akuntansi merupakan salah satu informasi kuantitatif, dan akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe informasi akuntansi diantara dua tipe informasi yang lain: yaitu informasi operasi dan informasi akuntansi keuangan (Charles, 1981: 3).
Mengapa informasi kuantitatif?
Informasi kuantitatif lebih berperan dalam mengurangi ketidakpastian bila dibandingkan dengan informasi nonkuantitatif.
Mengapa informasi akuntansi?
Akuntansi merupakan alat untuk berfikir bisnis (ekonomis rasional) dan untuk mengkomunikasikan pikiran-pikiran bisnis manajer kepada bawahan dan atasannya, kepada manajer lain dan kepada pihak luar.
Keterbatasan pengetahuan manajer tentang akuntansi sebagai bahasa bisnis akan mengakibatkan tidak dimilikinya ketajaman analisis bisnisnya dalam mengelola perusahaannya.
Penggolongan Informasi Akuntansi
1. Informasi Operasi
Informasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Contohnya: jumlah kilogram bahan baku yang dipakai dalam produksi, jumlah sediaan produk jadi yang ada digudang.
2. Informasi Akuntansi keuangan
Informasi akuntansi keuangan diperlukan oleh pihak luar untuk pengambilan keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar tersebut dengan perusahaan. Informasi Akuntansi Keuangan juga dibutuhkan oleh manajemen puncak.Informasi akuntansi keuangan dihasilkan oleh Sistem Pengolahan Informasi Akuntansi Keuangan. Informasi akuntansi keuangan umumnya disajikan kepada pihak luar perusahaan dalam bentuk laporan keuangan: neraca, laporan laba-rugi,laporan perubahan ekuitas dan laporn arus kas.
3. Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan keuangan seperti: anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggunganjawaban, laporan biaya menurut aktifitas, laporan biaya mutu, laporan biaya pemasaran dan lain-lain.
Informasi Akuntansi Manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok manajemen:
1. Perencanaan: menetapkan sasaran dan sarana untuk mencapainya.
2. Pengendaliaan (kontrol) aktivitas perusahaan: implementasi dari perencanaan dan penggunaan umpan-balik (evaluasi) supaya sasaran dapat dicapai secara optimal.
Tipe Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal :
1. Objek Informasi
Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk, departemen atau aktifitas maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh.
2. Alternatif yang akan dipilih
Jika informasi akuntansi dihubungkan dengan alternative yang akan dipilih , yang sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi differensial.
3. Wewenang Manajer
Jika informasi akuntansi dihubungkan dengan wewenang manajer, yang sangat bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi. Maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban (Mas’ud, 2002: 19).
B. Peranan Akuntansi Manajemen dalam Organisasi dan Peranan Informasi bagi Manajer
Organisasi dan Sasarannya
Organisasi dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan bersama. Tujuan bersama yang mengarahkan kerja organisasi disebut sasaran organisasi. Tidak semua organisasi mempunyai sasaran yang sama namun sebagian besar organisasi mempunyai sasaran untuk memperoleh keuntungan. (Garrinson, 1987: 13)
Selain sasaran untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah ditanamkan pada perusahaan, organisasi/perusahaan juga mempunyai sasaran lain yaitu ingin memperoleh dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat dipercaya. Perusahaan ingin juga menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan social dan ekologi tempat perusahaan menjalankan aktifitas.
Peranan Akuntansi Manajemen bagi Pihak-pihak yang Berkepentingan dalam Organisasi
Secara hirarki manajemen dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu manajemen atas (senior executive), manajemen menengah (middle management), dan manajemen bawah (operational level). Masing-masing tingkatan ini membutuhkan informasi yang berbeda-beda (Samsryn, 2002: 12).
Contoh:
Pada organisasi bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah (operational level). Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor dll. Informasi yang dibutuhkan adalah jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan dan sebagainya.
Sementara manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen menengah, informasi yang dibutuhkan berbeda dari level operasional. Level menengah membutuhkan informasi seperti yang berkaitan dengan cara meningkatkan pendapatan (laba) perusahaan. Manajemen tingkat menengah ini lebih terfokus pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan laba perusahaan.
Sedangkan pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan contoh dari manajemen atas (senior executive). Pada level ini membutuhkan informasi tentang bagaimana cara untuk menyusun strategi mempertahankan market share bengkel, memperbesar omset perusahaan, diversifikasi perusahaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya.
Tampak jelas pada contoh diatas bahwa masing-masing tingkatan manajemen perusahaan membutuhkan informasi berbeda satu dengan lainnya.
Peranan informasi bagi manajer
Seperti yang telah kita ketahui informasi sangat berperan dalam pembuatan keputusan bagi manajer, karena manajer merupakan pimpinan dan peserta aktif dalam proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu manajer sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan dan mengarahkan organisasi agar dapat mencapai sasaran.
Sedangkan informasi itu sendiri merupakan “mesin” yang membuat manajemen berjalan. Dalam ketiadaan aliran informasi yang kontinyu manajemen akan menjadi tidak berdaya dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, organisasi diharuskan memiliki jaringan yang luas, agar memungkinkan berbagai tingkat manajemen dapat berhubungan melalui saluran komunikasi tersebut.
Dengan adanya informasi yang actual dan terpercaya maka manajer dapat mengambil keputusan dengn lebih terarah dan efektif.
Perbedaan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan
Laporan Akuntansi Keuangan dipersiapkan untuk kebutuhan eksternal seperti pemegang saham, kreditor, sedangkan akuntansi manajemen dipersiapkan untuk manajer organisasi. Orientasi dasar yang berbeda ini mengakibatkan sejumlah perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan meskipun bahan oleh keduanya sama (Garrison, 2000: 15).
Dalam akuntansi keuangan, seorang akuntan harus mengukur kinerja secara akurat, wajar, dan tepat waktu, agar para manajer dan perusahaan yang tepat mampu menarik modal investasi (Weygandt, 2007: 16).
Selain memiliki perbedaan antara akuntansi keuangan dan manajemen juga memiliki persamaan yaitu :
1. Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen.
2. Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama (Bambang, 2002: 14).
C. Peran Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis. Dalam hubungannya dengan kesadaran etika, disebutkan bahwa masalah ini seringmencuat sebagai salah satu persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal. Menurut Sri Mulyani seperti dikutip dari Islahuddin dan Soesi (2002) menyatakan bahwa akuntan lokal sudah terbiasa dengan kondisi hitungan seimbang, yang dipaksa melindungi perusahan klien dari kebobrokan keuangan. Akibatnya dengan adanya kesadaran etis yang rendah member gambaran kekurangsiapan akuntan lokal menghadapi pasar global.
Perilaku Etis Akuntan Manajemen
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan sesuai serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau menyimpang, dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah. Orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi nampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua system etika.
Ada 10 nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum, yaitu :
1. Kejujuran (honesty)
2. Integritas (integrity)
3. Memegang janji (promise keeping)
4. Kesetiaan (fidelity)
5. Keadilan (fairness)
6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others)
7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others)
8. Kewarganegaraan dan bertanggung jawab (responsible citizenship)
9. Pencapaian kesempurnaan (pursuir of excellence)
10. Akuntabilitas (accountibillity)
IMA (Instititute of Management Accountants) mengeluarkan pernyataan tentang standar perilaku etis akuntan manajemen. Standar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kompetensi
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
a. Menjaga tingkat kompetensi professional yang dimiliki dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
b. Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hokum, peraturan, dan standar teknis yang berlaku.
c. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya.
2. Kerahasiaan
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk :
a. Tidak membocorkan informasi rahasia tanpa izin, kecuali diharuskan secara hukum.
b. Memberi tahu bawahan seperlunya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasian tersebut.
1) Integritas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Menghindari konflik kepentingan actual.
b) Menahan diri dari aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukam tugasnya secara etis.
c) Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi mereka dalam bertugas.
d) Menahan diri untuk tidak melakukan penggerogotan terhadap legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara aktif maupun pasif.
e) Mengkomunikasikan berbagai batasan profesional
f) Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini professional.
2) Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif
b) Mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dapat diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan.
3) Resolusi konflik etika
Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis atau dalam menyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan organisasi dalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini :
a) Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah tersebut melibatkan atasannya.
b) Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang penasihat yang objective untuk mencapai pemahaman terhadap tindakan yang mungkin dilakukan.
c) Jika konflik etika masih ada setelah dilakukan tindakan terhadap semua jenjang, akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan memo yang informatif kepada perwakilan organisasi yang ditunjuk.
d) Kecuali diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah tersebut kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat (Garrison, 1987: 20).
Akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna baik bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya maupun pihak-pihak luar. Kegunaan tersebut terutama berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu sering disebut sebagai ”bahasanya dunia usaha” (Charles, 1981: 3).
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Diantara berbagai tipe informasi, akuntansi merupakan salah satu informasi kuantitatif, dan akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe informasi akuntansi diantara dua tipe informasi yang lain: yaitu informasi operasi dan informasi akuntansi keuangan (Charles, 1981: 3).
Mengapa informasi kuantitatif?
Informasi kuantitatif lebih berperan dalam mengurangi ketidakpastian bila dibandingkan dengan informasi nonkuantitatif.
Mengapa informasi akuntansi?
Akuntansi merupakan alat untuk berfikir bisnis (ekonomis rasional) dan untuk mengkomunikasikan pikiran-pikiran bisnis manajer kepada bawahan dan atasannya, kepada manajer lain dan kepada pihak luar.
Keterbatasan pengetahuan manajer tentang akuntansi sebagai bahasa bisnis akan mengakibatkan tidak dimilikinya ketajaman analisis bisnisnya dalam mengelola perusahaannya.
Penggolongan Informasi Akuntansi
1. Informasi Operasi
Informasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Contohnya: jumlah kilogram bahan baku yang dipakai dalam produksi, jumlah sediaan produk jadi yang ada digudang.
2. Informasi Akuntansi keuangan
Informasi akuntansi keuangan diperlukan oleh pihak luar untuk pengambilan keputusan guna menentukan hubungan antara pihak luar tersebut dengan perusahaan. Informasi Akuntansi Keuangan juga dibutuhkan oleh manajemen puncak.Informasi akuntansi keuangan dihasilkan oleh Sistem Pengolahan Informasi Akuntansi Keuangan. Informasi akuntansi keuangan umumnya disajikan kepada pihak luar perusahaan dalam bentuk laporan keuangan: neraca, laporan laba-rugi,laporan perubahan ekuitas dan laporn arus kas.
3. Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan keuangan seperti: anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggunganjawaban, laporan biaya menurut aktifitas, laporan biaya mutu, laporan biaya pemasaran dan lain-lain.
Informasi Akuntansi Manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok manajemen:
1. Perencanaan: menetapkan sasaran dan sarana untuk mencapainya.
2. Pengendaliaan (kontrol) aktivitas perusahaan: implementasi dari perencanaan dan penggunaan umpan-balik (evaluasi) supaya sasaran dapat dicapai secara optimal.
Tipe Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal :
1. Objek Informasi
Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk, departemen atau aktifitas maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh.
2. Alternatif yang akan dipilih
Jika informasi akuntansi dihubungkan dengan alternative yang akan dipilih , yang sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi differensial.
3. Wewenang Manajer
Jika informasi akuntansi dihubungkan dengan wewenang manajer, yang sangat bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi. Maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban (Mas’ud, 2002: 19).
B. Peranan Akuntansi Manajemen dalam Organisasi dan Peranan Informasi bagi Manajer
Organisasi dan Sasarannya
Organisasi dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan bersama. Tujuan bersama yang mengarahkan kerja organisasi disebut sasaran organisasi. Tidak semua organisasi mempunyai sasaran yang sama namun sebagian besar organisasi mempunyai sasaran untuk memperoleh keuntungan. (Garrinson, 1987: 13)
Selain sasaran untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah ditanamkan pada perusahaan, organisasi/perusahaan juga mempunyai sasaran lain yaitu ingin memperoleh dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat dipercaya. Perusahaan ingin juga menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan social dan ekologi tempat perusahaan menjalankan aktifitas.
Peranan Akuntansi Manajemen bagi Pihak-pihak yang Berkepentingan dalam Organisasi
Secara hirarki manajemen dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu manajemen atas (senior executive), manajemen menengah (middle management), dan manajemen bawah (operational level). Masing-masing tingkatan ini membutuhkan informasi yang berbeda-beda (Samsryn, 2002: 12).
Contoh:
Pada organisasi bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah (operational level). Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor dll. Informasi yang dibutuhkan adalah jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan dan sebagainya.
Sementara manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen menengah, informasi yang dibutuhkan berbeda dari level operasional. Level menengah membutuhkan informasi seperti yang berkaitan dengan cara meningkatkan pendapatan (laba) perusahaan. Manajemen tingkat menengah ini lebih terfokus pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan laba perusahaan.
Sedangkan pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan contoh dari manajemen atas (senior executive). Pada level ini membutuhkan informasi tentang bagaimana cara untuk menyusun strategi mempertahankan market share bengkel, memperbesar omset perusahaan, diversifikasi perusahaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya.
Tampak jelas pada contoh diatas bahwa masing-masing tingkatan manajemen perusahaan membutuhkan informasi berbeda satu dengan lainnya.
Peranan informasi bagi manajer
Seperti yang telah kita ketahui informasi sangat berperan dalam pembuatan keputusan bagi manajer, karena manajer merupakan pimpinan dan peserta aktif dalam proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu manajer sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan dan mengarahkan organisasi agar dapat mencapai sasaran.
Sedangkan informasi itu sendiri merupakan “mesin” yang membuat manajemen berjalan. Dalam ketiadaan aliran informasi yang kontinyu manajemen akan menjadi tidak berdaya dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, organisasi diharuskan memiliki jaringan yang luas, agar memungkinkan berbagai tingkat manajemen dapat berhubungan melalui saluran komunikasi tersebut.
Dengan adanya informasi yang actual dan terpercaya maka manajer dapat mengambil keputusan dengn lebih terarah dan efektif.
Perbedaan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan
Laporan Akuntansi Keuangan dipersiapkan untuk kebutuhan eksternal seperti pemegang saham, kreditor, sedangkan akuntansi manajemen dipersiapkan untuk manajer organisasi. Orientasi dasar yang berbeda ini mengakibatkan sejumlah perbedaan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan meskipun bahan oleh keduanya sama (Garrison, 2000: 15).
Dalam akuntansi keuangan, seorang akuntan harus mengukur kinerja secara akurat, wajar, dan tepat waktu, agar para manajer dan perusahaan yang tepat mampu menarik modal investasi (Weygandt, 2007: 16).
Selain memiliki perbedaan antara akuntansi keuangan dan manajemen juga memiliki persamaan yaitu :
1. Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen.
2. Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama (Bambang, 2002: 14).
C. Peran Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis. Dalam hubungannya dengan kesadaran etika, disebutkan bahwa masalah ini seringmencuat sebagai salah satu persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal. Menurut Sri Mulyani seperti dikutip dari Islahuddin dan Soesi (2002) menyatakan bahwa akuntan lokal sudah terbiasa dengan kondisi hitungan seimbang, yang dipaksa melindungi perusahan klien dari kebobrokan keuangan. Akibatnya dengan adanya kesadaran etis yang rendah member gambaran kekurangsiapan akuntan lokal menghadapi pasar global.
Perilaku Etis Akuntan Manajemen
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan sesuai serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau menyimpang, dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah. Orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi nampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua system etika.
Ada 10 nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum, yaitu :
1. Kejujuran (honesty)
2. Integritas (integrity)
3. Memegang janji (promise keeping)
4. Kesetiaan (fidelity)
5. Keadilan (fairness)
6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others)
7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others)
8. Kewarganegaraan dan bertanggung jawab (responsible citizenship)
9. Pencapaian kesempurnaan (pursuir of excellence)
10. Akuntabilitas (accountibillity)
IMA (Instititute of Management Accountants) mengeluarkan pernyataan tentang standar perilaku etis akuntan manajemen. Standar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kompetensi
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
a. Menjaga tingkat kompetensi professional yang dimiliki dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
b. Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hokum, peraturan, dan standar teknis yang berlaku.
c. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya.
2. Kerahasiaan
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk :
a. Tidak membocorkan informasi rahasia tanpa izin, kecuali diharuskan secara hukum.
b. Memberi tahu bawahan seperlunya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasian tersebut.
1) Integritas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Menghindari konflik kepentingan actual.
b) Menahan diri dari aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukam tugasnya secara etis.
c) Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi mereka dalam bertugas.
d) Menahan diri untuk tidak melakukan penggerogotan terhadap legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara aktif maupun pasif.
e) Mengkomunikasikan berbagai batasan profesional
f) Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini professional.
2) Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif
b) Mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dapat diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan.
3) Resolusi konflik etika
Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis atau dalam menyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan organisasi dalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini :
a) Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah tersebut melibatkan atasannya.
b) Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang penasihat yang objective untuk mencapai pemahaman terhadap tindakan yang mungkin dilakukan.
c) Jika konflik etika masih ada setelah dilakukan tindakan terhadap semua jenjang, akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan memo yang informatif kepada perwakilan organisasi yang ditunjuk.
d) Kecuali diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah tersebut kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat (Garrison, 1987: 20).
DAFTAR PUSTAKA
Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen edisi 1. Yogyakarta: BPFE
Kieso, Donald E. 2007. Intermediate Accounting, Jakarta: Erlangga
Kieso, Donald E. 2009. Pengantar Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat
Machfoedz, Mas’ud. 2002 Akuntansi Manajemen, Jakarta : BPFE
Ray, H, Garrison, D.B.A. 1987. Akuntansi Manajemen, Yogyakarta: Ak Group
Ray, H, Garrison dan Eric, W, Noreen. 2000, Akuntansi Manajerial, Jakarta: Salemba empat
Samsryn, L.M. 2002. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers.
Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: Salemba Empat.
No comments:
Post a Comment