A. Sejarah Masuknya Islam ke Amerika Serikat
Sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16, dimana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walaupun begitu, para pengamat kemunculan Islam di Amerika Utara kebanyakan memandang bahwa kedatangan pertama yang sesungguhnya orang-orang muslim di Amerika Serikat terjadi pada pertengahan dan akhir abad ke-19. Dan memang pada saat itulah para imigran muslim yang pertama terutama dari Timur Tengah mulai datang ke Amerika Utara dengan maksud untuk memperoleh peruntungan besar ataupun kecil kemudian kembali ke tanah airnya.
Sebagian kini para akademisi berpendapat bahwa selama hampir dua abad sebelum perjalanan Christopher Columbus di tahun 1492 M, orang-orang muslim telah melakukan pelayaran dari Spanyol dan sebagian pesisir barat laut Afrika ke Amerika Utara dan Selatan dan sebagian bahkan ikut menjadi awak Columbus. Para penjelajah itu konon telah menembus sebagian besar wilayah Amerika Selatan dan Utara, bergaul dan sebagian menikah dengan orang asli Amerika.
Bukti-bukti yang mendukung pernyataan ini diantara benda-benda peninggalan sejarah (artefak), tulisan-tulisan dan laporan kisah-kisah para saksi mata. Namun, masih agak meragukan sehingga teori semacam ini masih berupa dugaan-dugaan belaka.
Tahun 1492 memiliki arti bersejarah tak hanya karena perjalanan Columbus. Melainkan karena tahun tersebut menandakan berakhirnya secara resmi kehadiran Islam di semenanjung Iberia yang kini dikenal sebagai Spanyol dan Portugal. Setelah menikmati pemerintahan yang gemilang pada abad ke-9 dan ke-10 di Kordoba, dan menguasai kabilah-kabilah di Afrika Utara pada abad-abad berikutnya, kaum Muslim melihat kejayaan mereka semakin merosot. Pada tahun 1474 M pasangan suami istri Fernando dari Aregon dan Isabela dari Sevilla berhasil menyatukan dua kerajaan yang terpisah. Mereka dikenal sebagai raja dan ratu Katolik berkat jasa-jasa mereka menyatukan kembali seluruh Spanyol di bawah agama Kristen. Mereka merampas wilayah kekuasaan terakhir kaum muslim di Granada pada tahun 1492. semenjak berakhirnya abad ke-15 orang-orang muslim (sering disebut orang Moor) di semenanjung Iberia dipaksa memilih satu diantara pilihan yang tak menguntungkan yakni berpindah ke agama Kristen, imigrasi atau hukuman mati. Orang yang memilih pilihan pertama tetap menjalankan agama mereka secara diam-diam dan tetap mengadakan pertemuan rahasia umat Islam selama berabad-abad. Sebagian lainnya mencoba memberontak secara terang-terangan dan akibatnya mereka diusir dari negerinya yang sebelumnya merupakan satu dari sedikit contoh keharmonisan budaya Islam dan Kristen.
Semakin banyak bukti bermunculan yang menunjukan bahwa sebagian orang-orang Moor yang dipaksa pergi tersebut berhasil menuju kepulauan Karibia dan bahkan sebagian lainnya berhasil mencapai bagian selatan Negara Amerika Serikat masa kini. Para akademisi dari berbagai disiplin ilmu terus berupaya membuktikan teori-teori tersebut yang dipandang oleh muslim AS sebagai bukti bahwa bahwa Islam berperan dalam sejarah awal AS. Kemungkinan adanya hubungan dengan budaya Spanyol yang semacam itu terutama menarik hati AS keturunan Amerika Latin yang tertarik dengan ajaran Islam.
Hampir pasti bahwa Muslim yang menyeberangi Atlantik dan juga Pasifik jauh sebelum Columbus mencapai dunia baru. Namun kunjungan ini sama sekali tidak meningglkan bekas yang yang tidak hilang-hilang. Yang paling terkenal dari mereka ini adalah Jenderal Estevanio de Azemor yang nama muslimya tidak diketahui. Muslim. Dia dapat mencapai wilayah New Mexico dan Arizona. Naumn muslim pertama ini tidak dapat memelihara Islam dalam kalangan keturunannya. Selama periode yang sama seorang pangeran Mesir dengan nama Nasir al-Din bergabung dengan Suku Mohawk di daerah yang membentuk negara bagian New York sekarang. Dia menduduki kedudukan yang sangat tinggi dalam suku ini.
Kaum muslim di Amerika Serikat terdiri dari para imigran yang dari keturunan Afrika (Afro-Amerika), penduduk Eropa yang masuk Islam, dan para pendatang sementara (mahasiswa, diplomat dan lainnya). Komposisi asal-usul mereka adalah: Afrika (42%); Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh (24,4 %));Turki (2,4%); Asia Tenggara (2%); Kulit Putih Amerika (1,6%); dan lain-lain (6,4%) termasuk sekitar 5.000 muslim keturunan Spanyol (Hispanik).
Sebagian besar mereka, sekitar 70%, tinggal di sepuluh Negara bagian: California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana, Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland.
Para imigran muslim datang ke Amerika Serikat dengan alasan-alasan yang beragam. Gelombang Pertama, imigrasi kaum muslim ke Negara ini berlangsung pada sekitar tahun 1875, dari wilayah yang saat itu dikenal sebagai Greater Syria (suriah Besar [kini mencakup Suriah sendiri, Libanon, Yordania dan palestina]). Merweka pada umumnya miskin keterampilan dan tidak cukup terdidik, serta sebagian besar petani yang berharap bisa sukses secara financial di amerika serikat untuk pada suatu saat kembali ke tanah air. Tetapi, karena kesempatankerja terbatas, mereka terpaksa bekerja sebagai buruh di pabrik, pelabuhan, dan lainnya.sebagian menetap di wilayah Midwest. Pengelaan mereka menarik minat rekan-rekan mereka yang lain. Arus migrasi ini terus berlangsung sampai pada akhir Perang Dunia I.
Gelombang Kedua, menyusul pada tahun 1920-an untuk kemudian terhenti karena Perang Dunia II. Hukum-hukum imigrasi pada periode ini agak membatasi. Hanya orang yang berkulit hitam atau Kaukasia saja yang boleh masuk ke Amerika Serikat. Orang Arab dianggap tidak termasuk ke dalam dua kategori itu
Gelombang Ketiga, antara pertengahan tahun 1940-an da pertengahan 1960-an berlangsung bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan penting di luar Amerika Serikat. Kaum muslim yang masuk AS dalam kategori ini lebih terdidik. Sebagian besar mereka hijrah karena penindasan politik. Kontingen terbesarnya adalah orang Palestina yang terusir dengan didirikannya Israel (1948), orang Mesir yang merasa dirugikan oleh kebijakan nasionalisasi Presiden Gamal Abdul Nasser dan orang Islam Eropa Timur yang mencoba melarikan diri dari akibat perang Dunia II dan pemerintahan Komunis. Pada saat yang sama, terutama pada tahun 1960-an berbagai perubahan berlangsung dalam kebijakan keimigrasian AS. Pasar kerja makin meluas dan Negara ini membutuhkan kaum imigran yang potensial untuk mengisi pos-pos itu. Di sini batasan-batasan etnis atau ras diperlonggar.
Gelombang Keempat, berlangsung sekitar tahun 1967 dan masih berlangsung sampai sekarang. Mereka umumnya sangat terdididk dan fasih berbahasa Inggris. Imigrasi mereka terjasdi dengan berbagai alasan seperti untuk peningkatan kemampuan profresional dan menghindari penindasan Pemerintah. Mereka juga ada yang berniat untuk menetap atau mendakwahkan Islam di Negara ini.
B. Perkembangan Islam di Amerika Serikat
Perkembangan Islam di AS mulai menampakkan peningkatan kesadaran keislaman untuk memantapkan landasan sosial serta menyediakan pengajaran bagi anak-anak mereka. Sejumlah komunitas mulai memandang penting untuk membangun Mesjid dan Pusat Islam sebagai pengembangan organisasi dan institusi Islam.
Organisasi Islam itu diantaranya:
1. Pada tahun 1952 lebih dari dua puluh Mesjid membentuk Federasi Perhimpunan Islam (Federation of Islamic Association, FIA) di AS dan Kanada. Pada puncaknya lima puluh mesjid menjadi bagian dari FIA.
2. Perhimpunan Mahasiswa Muslim di AS dan Kanada (MSA) didirikan pada tahun 1963.Organisasi ini didirikan untuk memberikan pelayanan kepada ratusan ribu mahasiswa muslim yang datang dari berbagai Negara dan belajar di kampus-kampus di AS.
3. Perhimpunan Dokter Muslim (The Islamic Medical Association) dibentuk oleh alumni MSA pada tahun 1967 sebagai wahana bagai professional muslim di bidang kesehatan untuk saling bertemu dan saling tukar pikiran. Organisasi serupa , Perhimpunan Ilmuwan dan Insinyur Muslim (The Association of Muslim Scientiss and Engineers), didirikan pada tahun 1969 dengan tujuan untuk mempromosikan penelitian ilmiah yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Terdapat pula Perhimpunan Ilmuwan sosial Muslim (The association of Muslim Social Scientist) yang dibentuk pada tahun 1972 sebagai organisasi yang bersifat professional, akademik kependidikan dan kebudayaan untuk mempromosikan pemikiran Islam. Perhimpunan-perhimpunan ini mensponsori jurnal-jurnal tahunan dan konferensi-konferensi.
4. Pada tahun 1978, DEwan masjid AS didirikan oleh wakil-wakil liga dunia Muslim dengan keanggotaan 20 masjid.
5. Masyarakat Muslim Amerika Utara (The Islamic Society of North America, ISNA) merupakan organisasi induk yang didirikan pada tahun 1982 oleh dewan alumni MSA yang menetap di Amerika Utara. Kelompok ini dibuat oleh imigran, beberapa etnis Kaukasia dan sekelompok kecil Afro Amerika yang masuk Islam. Jumlah anggotanya baru-baru ini mungkin telah melampaui ASM. Konvensi tahunan ISNA mungkin adalah pertemuan Muslim paling besar di AS. Organisasi ini telah dikritik karena menyebarkan ajaran Wahabi dan karena memiliki hubungan dengan terorisme
Kelompok yang paling besar adalah American Society of Muslims (ASM atau Masyarakat Muslim Amerika), pengganti Nation of Islam, yang lebih dikenal sebagai Black Muslim. Kelompok ini dipimpin oleh Warith Deen Mohammed. Tidak begitu jelas berapa Muslim Amerika yang mengikuti kelompok ini. Kepercayaan kelompok ini juga berbeda dengan kepercayaan Islam pada umumnya, mereka tidak mengenali Muhammad adalah Rasul Allah yang terakhir.
Kelompok terbesar ketiga adalah Islamic Circle of North America (ICNA atau Lingkaran Islam Amerika Utara). ICNA adalah kelompok Islam yang tidak memandang kesukuan, terbuka bagi semua, dan mandiri. Kelompok ini dibentuk oleh imigran, Amerika kult putih, dan Afro Amerika yang masuk Islam. Kelompok ini sedang tumbuh, dan juga bisa lebih besar dari ASM disaat sekarang. Divisi mudanya adalah Young Muslims atau Muslim Muda.
Islamic Supreme Council of America (ISCA atau Dewan Tertinggi Muslim Amerika) mewakili banyak Muslim AS. Tujuannya adalah menyediakan solusi-solusi bagi Muslim Amerika, yang berlandaskan hukum Islam. ISCA bekerja keras untuk mengintegrasikan ajaran Islam dalam memecahkan isu-isu zaman demi memelihara keyakinan Islam di tengah masyarakat yang sekuler.
Islamic Assembly of North America (IANA Himpunan Islam Amerika Utara), adalah suatu organisasi Muslim terkemuka di AS. Menurut situs mereka, di antara sasaran IANA adalah "mengkoordinir dan mempersatukan usaha-usaha dari dakwah yang berbeda, mengorientasikan organisasi (Islam) di Amerika Utara atau mengarahkan umat Muslim untuk bertahan pada metodologi Islam". Untuk mencapai sasarannya, IANA menggunakan sejumlah alat, metode, konvensi, rapat anggota, lembaga, institusi, akademi berorientasi dakwah, dan lain-lain.
Islamic Information Center (IIC atau Pusat Informasi Islam) adalah organisasi yang dibentuk untuk memberi informasi kepada publik, sebagian besar melalui media, seputar Islam dan umat Muslim.
Kelompok-kelompok keagamaaan yang berkembang di AS diantara:
1. Muslim Syi’ah
Meskipun mayoritas Muslim yang datang ke AS adalah penganut sunni, terdapat pula komunitas syi’ah yang cukup besar. Komunitas ini mulai memperoleh pengakuan sebagai bagian tersendiri dari muslim dan dapat teridentifikasi dari masjid-masjidnya besarnya yang terletak di New York, Detroit, Washington, Los Angeles, dan Chicago.
Mayoritas pendatang Syi’ah adalah berasal dari kelompok Itsna ‘Asyariyah dan Isma’iliyyah.
2. Muslim Amerika Keturunan Afrika
Dengan dihitung secara kasar, sepertiga Muslim yang ada di Benua Amerika adalah orang-orang Amerika keturunan Afrika yang sudah bergabung dengan arus utama Islam atau salah satu gerakan sectarian yang secara langsung teridentifikasi secara longgar. Islam sebagai fenomena yang khas Amerika pertama kali menarik perhatian public AS dengan munculnya Nation of Islam.
Kaum muslim AS keturunan Afrika maupun kaum imigran untuk masa yang lama tetap merupakan komunitas terpisah di AS walaupun terdapat upaya yang kian meningkat utuk menjalin kerjasama, dialog dan dan melakukan beberapa peribadatan serta kegiatan sosial bersama.
3. Muslim Kulit Putih
Diantara orang kulit putih pertama yang masuk Islam adalah Alexander Russel (w. 1916), Konsul AS di Filipina.
Mayoritas kulit putih yang masuk Islam adalah perempuan yang mempunyai suami muslim dan memutuskan untuk menjadikan Islam sebagai keyakinan mereka. Dalam beberapa kasus, perempuan masuk Islam sebelum menemukan pasangan nikah atas dasar keyakinannya bahwa perempuan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi dibandingkan di masyarakat Amerika pada umumnya.
Sejumlah orang AS, yang merasa asing dengan tradisi agama mereka sendiri atau dalam lingkungan lembaga keagamaan mereka atau dengan norma-norma yang berkembang dalam kebudayaan AS, memandang Islam sebagai alternatif.
4. Gerakan Sektarian
Gerakan Ahmadiyah, sebuah kelompok dakwah indo-Pakistan yang untuk beberapa tahun telah aktif menerjemahkan al-Qur’an dalam beberapa bahasa-bahasa utama dunia, mulai mengirimkan dai-da’I nya ke AS dengan maksud mengajak Barat agar memeluk Islam menurut versi mereka.
Pusat kegiatan mereka baik Qadiyan (bermarkas di Washington DC) maupun Lahore (bermarkas di di California) telah mendirikan sejumlah Masjid di AS.
Terdapat pula komunitas kecil Druze di AS, yang mayoritas anggotanya adalah orang-orang asli Lebanon dan beberapa individu dari Suriah, Palestina dan Yordania. Kelompok Islam lain yang ditemukan di AS adalah agama Baha’i, kelompok Five Percenter, Jama’ah Ansaru Allah, Robbani Yashu’a dan masih terdapat yang lainnya.
5. Gerakan Sufi
Di antara aliran sufi yang paling berpengaruh ialah Qadiriyah yang menyatu dalam tarekat bawa Muhaiyaddeen, bertempat di Philadelpia. Tarekat ini mempunyai lebih dari 2000 muallaf, terutama berasal dari kelas menengah dan menengah atas.
Kelompok muallaf Sufi terdapat pula di wilayah Negara bagianm New York, California, Texas, Michigan, dan New Mexico. Beberapa imigran banyak yang melestarikan tarekat-tarekat sufi yang berasal dari negeri asal mereka seperti kaum Bektasiyah, Syadziliyah, Isyraqiyah, dan Naqsabandiyah.
Jumlah, Kebangsaan dan Etnis di Amerika
Sulit menentukan jumlah pasti Muslim di AS. Konstitusi AS memisahkan antara gereja dengan negara yang tercermin dalam undang-undang Amerika, sehingga formulir Biro Sensus AS tidak memuat pertanyaan tentang agama pada orang yang dicatat di dalamnya. Dinas imigrasi juga tidak mengumpulkan informasi tentang agama para imigran. Banyak masjid di AS tidak memiliki kebijakan keanggotaan resmi, dan mereka jarang mencatat secara akurat jumlah jamaah yang datang. Hasil akhirnya adalah tidak adanya data yang akurat mengenai jumlah Muslim di AS.
Menurut sumber yang sama, imigran Asia Tengah-bagian Selatan menempati urutan teratas (33%) dalam jumlah besar komunitas Muslim AS, yang kedua adalah keturunan Afro Amerika (30%), Arab (25%), Afrika (3%), lain-lain 5%, serta Eropa dan Asia Tenggara (masing-masing 2%). Sedangkan menurut Central Intelligence Agency (CIA) Amerika dalam situsnya, jumlah Muslim di AS adalah 1% dari 301.139.947 (perkiraan Juli 2007) penduduk AS, jumlah ini sama dengan jumlah umat Yahudi di AS.
Persentase pengunjung Masjid di AS menurut CAIR
Menurut Lembaga Survey Pew pada tahun 2007, dua pertiga Muslim di AS adalah keturunan asing. Di antara mereka telah bermigrasi ke AS sejak tahun 1990. Sedangkan sepertiga dari Muslim AS adalah penduduk asli yang beralih ke Islam, dan keturunan Afro Amerika. Pada tahun 2005, menurut New York Times, lebih banyak lagi orang dari negara-negara Muslim yang menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.
Sedangkan menurut Council on American-Islamic Relations (CAIR), jemaah masjid Sunni yang diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda: Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%), Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin (0,6%).
Persebaran Geografi
Komunitas Muslim pertama berada di Midwest. Di Dakota Utara, kaum Muslim berkumpul untuk salat berjamaah pada tahun-tahun pertama era 1900-an; di Indiana, sebuah pusat kegiatan Islam dimulai sejak 1914; dan Cedar Rapids, Iowa, adalah rumah bagi Masjid tertua yang masih digunakan hingga sekarang. Daerborn, Michigan, dipinggiran Detroit, adalah tempat Muslim Sunni dan Syiah dari banyak negara Timur Tengah. Bersama umat Kristen dari Timur Tengah, kaum Muslim Michigan membentuk komunitas Arab-Amerika terbesar di negara ini. Galangan kapal di Quincy, Massachusetts, diluar Boston, menyediakan lapangan kerja bagi imigran Muslim sejak tahun 1800-an.
Di New England juga telah dibuat sebuah Islamic Center, yang kini menjadi kompleks Masjid besar untuk beribadah bagi para pelaku bisnis, guru, profesional, serta pedagang dan buruh. Di New York, Islam telah hadir dan muncul selama lebih dari satu abad.
Rumah pertama yang lain bagi imigran Muslim adalah Chicago, Illinois, dimana beberapa orang menyatakan jumlah Muslim yang tinggal disini pada awal 1900-an adalah yang terbanyak di antara kota-kota lain di AS. Lebih dari 40 kelompok Muslim telah berdiri di kawasan Chicago. Di Los Angeles dan San Fransisco, California, juga telah menjadi pusat komunitas Muslim yang besar di AS. Islamic Center di California Selatan adalah salah satu entitas Muslim terbesar di AS. Jumlah Masjid di California juga adalah yang terbanyak di AS, yakni sekitar 227 Masjid pada tahun 2001.
Perekonomian
Pada awalnya, imigran Muslim yang datang ke AS bekerja sebagai budak, tapi kini tidak sedikit yang bekerja sebagai seorang profesional. Pekerjaan lain yang dilakoni oleh Muslim di AS adalah guru, tentara, penjaga toko, sopir taksi, dokter, wiraswasta, buruh, dan pekerjaan lainnya.
Karena dalam Islam perbuatan riba diharamkan oleh agama, sebagian Muslim merasa kesulitan ketika harus mendanai dan mengembangkan usahanya. Sebagian besar lembaga keuangan dan perbankan di AS masih bersifat konvensional, dimana mereka menerapkan sistem berbunga. Namun sejak beberapa tahun lalu, sebagian lembaga keuangan dan korporasi mulai mencari cara untuk membantu Muslim AS. Beberapa program pendanaan lokal ala Islam baru-baru ini telah dimulai atau sedang dalam tahap perencanaan.
Korporasi Pengembangan Komunitas Phillips (Phillips Community Development Corp.) maupun Badan Pengembangan Komunitas Minneapolis (Minneapolis Community Development Corp.), masing-masing telah memberi dana bagi pemiliki usaha Islam dengan biaya administrasi sebagai pengganti bunga.
Konsorsium Minneapolis dari Para Pengembang Komunitas (Minneapolis Consortium of Community Developers) telah menyediakan dua pendanaan berdasarkan biaya untuk usaha-usaha Islami sebagai proses awal.
Delsan Auto Dealer, tempat usaha mobil bekas miliki seorang Somalia, menyediakan pendanaan bebas bunga kepada pelanggannya.
Kelompok Twin Cities sedang berupaya untuk membentuk perserikatan kredit secara Islam.
Bank-bank seperti Wells Fargo & Co. dan University Bank tengah mencari jalan bagaimana mereka bisa membantu usaha Islam.
Masalah-masalah keislaman yang dihadapi oleh Muslim AS dewasa ini diantaranya:
Sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16, dimana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walaupun begitu, para pengamat kemunculan Islam di Amerika Utara kebanyakan memandang bahwa kedatangan pertama yang sesungguhnya orang-orang muslim di Amerika Serikat terjadi pada pertengahan dan akhir abad ke-19. Dan memang pada saat itulah para imigran muslim yang pertama terutama dari Timur Tengah mulai datang ke Amerika Utara dengan maksud untuk memperoleh peruntungan besar ataupun kecil kemudian kembali ke tanah airnya.
Sebagian kini para akademisi berpendapat bahwa selama hampir dua abad sebelum perjalanan Christopher Columbus di tahun 1492 M, orang-orang muslim telah melakukan pelayaran dari Spanyol dan sebagian pesisir barat laut Afrika ke Amerika Utara dan Selatan dan sebagian bahkan ikut menjadi awak Columbus. Para penjelajah itu konon telah menembus sebagian besar wilayah Amerika Selatan dan Utara, bergaul dan sebagian menikah dengan orang asli Amerika.
Bukti-bukti yang mendukung pernyataan ini diantara benda-benda peninggalan sejarah (artefak), tulisan-tulisan dan laporan kisah-kisah para saksi mata. Namun, masih agak meragukan sehingga teori semacam ini masih berupa dugaan-dugaan belaka.
Tahun 1492 memiliki arti bersejarah tak hanya karena perjalanan Columbus. Melainkan karena tahun tersebut menandakan berakhirnya secara resmi kehadiran Islam di semenanjung Iberia yang kini dikenal sebagai Spanyol dan Portugal. Setelah menikmati pemerintahan yang gemilang pada abad ke-9 dan ke-10 di Kordoba, dan menguasai kabilah-kabilah di Afrika Utara pada abad-abad berikutnya, kaum Muslim melihat kejayaan mereka semakin merosot. Pada tahun 1474 M pasangan suami istri Fernando dari Aregon dan Isabela dari Sevilla berhasil menyatukan dua kerajaan yang terpisah. Mereka dikenal sebagai raja dan ratu Katolik berkat jasa-jasa mereka menyatukan kembali seluruh Spanyol di bawah agama Kristen. Mereka merampas wilayah kekuasaan terakhir kaum muslim di Granada pada tahun 1492. semenjak berakhirnya abad ke-15 orang-orang muslim (sering disebut orang Moor) di semenanjung Iberia dipaksa memilih satu diantara pilihan yang tak menguntungkan yakni berpindah ke agama Kristen, imigrasi atau hukuman mati. Orang yang memilih pilihan pertama tetap menjalankan agama mereka secara diam-diam dan tetap mengadakan pertemuan rahasia umat Islam selama berabad-abad. Sebagian lainnya mencoba memberontak secara terang-terangan dan akibatnya mereka diusir dari negerinya yang sebelumnya merupakan satu dari sedikit contoh keharmonisan budaya Islam dan Kristen.
Semakin banyak bukti bermunculan yang menunjukan bahwa sebagian orang-orang Moor yang dipaksa pergi tersebut berhasil menuju kepulauan Karibia dan bahkan sebagian lainnya berhasil mencapai bagian selatan Negara Amerika Serikat masa kini. Para akademisi dari berbagai disiplin ilmu terus berupaya membuktikan teori-teori tersebut yang dipandang oleh muslim AS sebagai bukti bahwa bahwa Islam berperan dalam sejarah awal AS. Kemungkinan adanya hubungan dengan budaya Spanyol yang semacam itu terutama menarik hati AS keturunan Amerika Latin yang tertarik dengan ajaran Islam.
Hampir pasti bahwa Muslim yang menyeberangi Atlantik dan juga Pasifik jauh sebelum Columbus mencapai dunia baru. Namun kunjungan ini sama sekali tidak meningglkan bekas yang yang tidak hilang-hilang. Yang paling terkenal dari mereka ini adalah Jenderal Estevanio de Azemor yang nama muslimya tidak diketahui. Muslim. Dia dapat mencapai wilayah New Mexico dan Arizona. Naumn muslim pertama ini tidak dapat memelihara Islam dalam kalangan keturunannya. Selama periode yang sama seorang pangeran Mesir dengan nama Nasir al-Din bergabung dengan Suku Mohawk di daerah yang membentuk negara bagian New York sekarang. Dia menduduki kedudukan yang sangat tinggi dalam suku ini.
Kaum muslim di Amerika Serikat terdiri dari para imigran yang dari keturunan Afrika (Afro-Amerika), penduduk Eropa yang masuk Islam, dan para pendatang sementara (mahasiswa, diplomat dan lainnya). Komposisi asal-usul mereka adalah: Afrika (42%); Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh (24,4 %));Turki (2,4%); Asia Tenggara (2%); Kulit Putih Amerika (1,6%); dan lain-lain (6,4%) termasuk sekitar 5.000 muslim keturunan Spanyol (Hispanik).
Sebagian besar mereka, sekitar 70%, tinggal di sepuluh Negara bagian: California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana, Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland.
Para imigran muslim datang ke Amerika Serikat dengan alasan-alasan yang beragam. Gelombang Pertama, imigrasi kaum muslim ke Negara ini berlangsung pada sekitar tahun 1875, dari wilayah yang saat itu dikenal sebagai Greater Syria (suriah Besar [kini mencakup Suriah sendiri, Libanon, Yordania dan palestina]). Merweka pada umumnya miskin keterampilan dan tidak cukup terdidik, serta sebagian besar petani yang berharap bisa sukses secara financial di amerika serikat untuk pada suatu saat kembali ke tanah air. Tetapi, karena kesempatankerja terbatas, mereka terpaksa bekerja sebagai buruh di pabrik, pelabuhan, dan lainnya.sebagian menetap di wilayah Midwest. Pengelaan mereka menarik minat rekan-rekan mereka yang lain. Arus migrasi ini terus berlangsung sampai pada akhir Perang Dunia I.
Gelombang Kedua, menyusul pada tahun 1920-an untuk kemudian terhenti karena Perang Dunia II. Hukum-hukum imigrasi pada periode ini agak membatasi. Hanya orang yang berkulit hitam atau Kaukasia saja yang boleh masuk ke Amerika Serikat. Orang Arab dianggap tidak termasuk ke dalam dua kategori itu
Gelombang Ketiga, antara pertengahan tahun 1940-an da pertengahan 1960-an berlangsung bersamaan dengan terjadinya berbagai perubahan penting di luar Amerika Serikat. Kaum muslim yang masuk AS dalam kategori ini lebih terdidik. Sebagian besar mereka hijrah karena penindasan politik. Kontingen terbesarnya adalah orang Palestina yang terusir dengan didirikannya Israel (1948), orang Mesir yang merasa dirugikan oleh kebijakan nasionalisasi Presiden Gamal Abdul Nasser dan orang Islam Eropa Timur yang mencoba melarikan diri dari akibat perang Dunia II dan pemerintahan Komunis. Pada saat yang sama, terutama pada tahun 1960-an berbagai perubahan berlangsung dalam kebijakan keimigrasian AS. Pasar kerja makin meluas dan Negara ini membutuhkan kaum imigran yang potensial untuk mengisi pos-pos itu. Di sini batasan-batasan etnis atau ras diperlonggar.
Gelombang Keempat, berlangsung sekitar tahun 1967 dan masih berlangsung sampai sekarang. Mereka umumnya sangat terdididk dan fasih berbahasa Inggris. Imigrasi mereka terjasdi dengan berbagai alasan seperti untuk peningkatan kemampuan profresional dan menghindari penindasan Pemerintah. Mereka juga ada yang berniat untuk menetap atau mendakwahkan Islam di Negara ini.
B. Perkembangan Islam di Amerika Serikat
Perkembangan Islam di AS mulai menampakkan peningkatan kesadaran keislaman untuk memantapkan landasan sosial serta menyediakan pengajaran bagi anak-anak mereka. Sejumlah komunitas mulai memandang penting untuk membangun Mesjid dan Pusat Islam sebagai pengembangan organisasi dan institusi Islam.
Organisasi Islam itu diantaranya:
1. Pada tahun 1952 lebih dari dua puluh Mesjid membentuk Federasi Perhimpunan Islam (Federation of Islamic Association, FIA) di AS dan Kanada. Pada puncaknya lima puluh mesjid menjadi bagian dari FIA.
2. Perhimpunan Mahasiswa Muslim di AS dan Kanada (MSA) didirikan pada tahun 1963.Organisasi ini didirikan untuk memberikan pelayanan kepada ratusan ribu mahasiswa muslim yang datang dari berbagai Negara dan belajar di kampus-kampus di AS.
3. Perhimpunan Dokter Muslim (The Islamic Medical Association) dibentuk oleh alumni MSA pada tahun 1967 sebagai wahana bagai professional muslim di bidang kesehatan untuk saling bertemu dan saling tukar pikiran. Organisasi serupa , Perhimpunan Ilmuwan dan Insinyur Muslim (The Association of Muslim Scientiss and Engineers), didirikan pada tahun 1969 dengan tujuan untuk mempromosikan penelitian ilmiah yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Terdapat pula Perhimpunan Ilmuwan sosial Muslim (The association of Muslim Social Scientist) yang dibentuk pada tahun 1972 sebagai organisasi yang bersifat professional, akademik kependidikan dan kebudayaan untuk mempromosikan pemikiran Islam. Perhimpunan-perhimpunan ini mensponsori jurnal-jurnal tahunan dan konferensi-konferensi.
4. Pada tahun 1978, DEwan masjid AS didirikan oleh wakil-wakil liga dunia Muslim dengan keanggotaan 20 masjid.
5. Masyarakat Muslim Amerika Utara (The Islamic Society of North America, ISNA) merupakan organisasi induk yang didirikan pada tahun 1982 oleh dewan alumni MSA yang menetap di Amerika Utara. Kelompok ini dibuat oleh imigran, beberapa etnis Kaukasia dan sekelompok kecil Afro Amerika yang masuk Islam. Jumlah anggotanya baru-baru ini mungkin telah melampaui ASM. Konvensi tahunan ISNA mungkin adalah pertemuan Muslim paling besar di AS. Organisasi ini telah dikritik karena menyebarkan ajaran Wahabi dan karena memiliki hubungan dengan terorisme
Kelompok yang paling besar adalah American Society of Muslims (ASM atau Masyarakat Muslim Amerika), pengganti Nation of Islam, yang lebih dikenal sebagai Black Muslim. Kelompok ini dipimpin oleh Warith Deen Mohammed. Tidak begitu jelas berapa Muslim Amerika yang mengikuti kelompok ini. Kepercayaan kelompok ini juga berbeda dengan kepercayaan Islam pada umumnya, mereka tidak mengenali Muhammad adalah Rasul Allah yang terakhir.
Kelompok terbesar ketiga adalah Islamic Circle of North America (ICNA atau Lingkaran Islam Amerika Utara). ICNA adalah kelompok Islam yang tidak memandang kesukuan, terbuka bagi semua, dan mandiri. Kelompok ini dibentuk oleh imigran, Amerika kult putih, dan Afro Amerika yang masuk Islam. Kelompok ini sedang tumbuh, dan juga bisa lebih besar dari ASM disaat sekarang. Divisi mudanya adalah Young Muslims atau Muslim Muda.
Islamic Supreme Council of America (ISCA atau Dewan Tertinggi Muslim Amerika) mewakili banyak Muslim AS. Tujuannya adalah menyediakan solusi-solusi bagi Muslim Amerika, yang berlandaskan hukum Islam. ISCA bekerja keras untuk mengintegrasikan ajaran Islam dalam memecahkan isu-isu zaman demi memelihara keyakinan Islam di tengah masyarakat yang sekuler.
Islamic Assembly of North America (IANA Himpunan Islam Amerika Utara), adalah suatu organisasi Muslim terkemuka di AS. Menurut situs mereka, di antara sasaran IANA adalah "mengkoordinir dan mempersatukan usaha-usaha dari dakwah yang berbeda, mengorientasikan organisasi (Islam) di Amerika Utara atau mengarahkan umat Muslim untuk bertahan pada metodologi Islam". Untuk mencapai sasarannya, IANA menggunakan sejumlah alat, metode, konvensi, rapat anggota, lembaga, institusi, akademi berorientasi dakwah, dan lain-lain.
Islamic Information Center (IIC atau Pusat Informasi Islam) adalah organisasi yang dibentuk untuk memberi informasi kepada publik, sebagian besar melalui media, seputar Islam dan umat Muslim.
Kelompok-kelompok keagamaaan yang berkembang di AS diantara:
1. Muslim Syi’ah
Meskipun mayoritas Muslim yang datang ke AS adalah penganut sunni, terdapat pula komunitas syi’ah yang cukup besar. Komunitas ini mulai memperoleh pengakuan sebagai bagian tersendiri dari muslim dan dapat teridentifikasi dari masjid-masjidnya besarnya yang terletak di New York, Detroit, Washington, Los Angeles, dan Chicago.
Mayoritas pendatang Syi’ah adalah berasal dari kelompok Itsna ‘Asyariyah dan Isma’iliyyah.
2. Muslim Amerika Keturunan Afrika
Dengan dihitung secara kasar, sepertiga Muslim yang ada di Benua Amerika adalah orang-orang Amerika keturunan Afrika yang sudah bergabung dengan arus utama Islam atau salah satu gerakan sectarian yang secara langsung teridentifikasi secara longgar. Islam sebagai fenomena yang khas Amerika pertama kali menarik perhatian public AS dengan munculnya Nation of Islam.
Kaum muslim AS keturunan Afrika maupun kaum imigran untuk masa yang lama tetap merupakan komunitas terpisah di AS walaupun terdapat upaya yang kian meningkat utuk menjalin kerjasama, dialog dan dan melakukan beberapa peribadatan serta kegiatan sosial bersama.
3. Muslim Kulit Putih
Diantara orang kulit putih pertama yang masuk Islam adalah Alexander Russel (w. 1916), Konsul AS di Filipina.
Mayoritas kulit putih yang masuk Islam adalah perempuan yang mempunyai suami muslim dan memutuskan untuk menjadikan Islam sebagai keyakinan mereka. Dalam beberapa kasus, perempuan masuk Islam sebelum menemukan pasangan nikah atas dasar keyakinannya bahwa perempuan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi dibandingkan di masyarakat Amerika pada umumnya.
Sejumlah orang AS, yang merasa asing dengan tradisi agama mereka sendiri atau dalam lingkungan lembaga keagamaan mereka atau dengan norma-norma yang berkembang dalam kebudayaan AS, memandang Islam sebagai alternatif.
4. Gerakan Sektarian
Gerakan Ahmadiyah, sebuah kelompok dakwah indo-Pakistan yang untuk beberapa tahun telah aktif menerjemahkan al-Qur’an dalam beberapa bahasa-bahasa utama dunia, mulai mengirimkan dai-da’I nya ke AS dengan maksud mengajak Barat agar memeluk Islam menurut versi mereka.
Pusat kegiatan mereka baik Qadiyan (bermarkas di Washington DC) maupun Lahore (bermarkas di di California) telah mendirikan sejumlah Masjid di AS.
Terdapat pula komunitas kecil Druze di AS, yang mayoritas anggotanya adalah orang-orang asli Lebanon dan beberapa individu dari Suriah, Palestina dan Yordania. Kelompok Islam lain yang ditemukan di AS adalah agama Baha’i, kelompok Five Percenter, Jama’ah Ansaru Allah, Robbani Yashu’a dan masih terdapat yang lainnya.
5. Gerakan Sufi
Di antara aliran sufi yang paling berpengaruh ialah Qadiriyah yang menyatu dalam tarekat bawa Muhaiyaddeen, bertempat di Philadelpia. Tarekat ini mempunyai lebih dari 2000 muallaf, terutama berasal dari kelas menengah dan menengah atas.
Kelompok muallaf Sufi terdapat pula di wilayah Negara bagianm New York, California, Texas, Michigan, dan New Mexico. Beberapa imigran banyak yang melestarikan tarekat-tarekat sufi yang berasal dari negeri asal mereka seperti kaum Bektasiyah, Syadziliyah, Isyraqiyah, dan Naqsabandiyah.
Jumlah, Kebangsaan dan Etnis di Amerika
Sulit menentukan jumlah pasti Muslim di AS. Konstitusi AS memisahkan antara gereja dengan negara yang tercermin dalam undang-undang Amerika, sehingga formulir Biro Sensus AS tidak memuat pertanyaan tentang agama pada orang yang dicatat di dalamnya. Dinas imigrasi juga tidak mengumpulkan informasi tentang agama para imigran. Banyak masjid di AS tidak memiliki kebijakan keanggotaan resmi, dan mereka jarang mencatat secara akurat jumlah jamaah yang datang. Hasil akhirnya adalah tidak adanya data yang akurat mengenai jumlah Muslim di AS.
Menurut sumber yang sama, imigran Asia Tengah-bagian Selatan menempati urutan teratas (33%) dalam jumlah besar komunitas Muslim AS, yang kedua adalah keturunan Afro Amerika (30%), Arab (25%), Afrika (3%), lain-lain 5%, serta Eropa dan Asia Tenggara (masing-masing 2%). Sedangkan menurut Central Intelligence Agency (CIA) Amerika dalam situsnya, jumlah Muslim di AS adalah 1% dari 301.139.947 (perkiraan Juli 2007) penduduk AS, jumlah ini sama dengan jumlah umat Yahudi di AS.
Persentase pengunjung Masjid di AS menurut CAIR
Menurut Lembaga Survey Pew pada tahun 2007, dua pertiga Muslim di AS adalah keturunan asing. Di antara mereka telah bermigrasi ke AS sejak tahun 1990. Sedangkan sepertiga dari Muslim AS adalah penduduk asli yang beralih ke Islam, dan keturunan Afro Amerika. Pada tahun 2005, menurut New York Times, lebih banyak lagi orang dari negara-negara Muslim yang menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.
Sedangkan menurut Council on American-Islamic Relations (CAIR), jemaah masjid Sunni yang diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda: Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%), Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin (0,6%).
Persebaran Geografi
Komunitas Muslim pertama berada di Midwest. Di Dakota Utara, kaum Muslim berkumpul untuk salat berjamaah pada tahun-tahun pertama era 1900-an; di Indiana, sebuah pusat kegiatan Islam dimulai sejak 1914; dan Cedar Rapids, Iowa, adalah rumah bagi Masjid tertua yang masih digunakan hingga sekarang. Daerborn, Michigan, dipinggiran Detroit, adalah tempat Muslim Sunni dan Syiah dari banyak negara Timur Tengah. Bersama umat Kristen dari Timur Tengah, kaum Muslim Michigan membentuk komunitas Arab-Amerika terbesar di negara ini. Galangan kapal di Quincy, Massachusetts, diluar Boston, menyediakan lapangan kerja bagi imigran Muslim sejak tahun 1800-an.
Di New England juga telah dibuat sebuah Islamic Center, yang kini menjadi kompleks Masjid besar untuk beribadah bagi para pelaku bisnis, guru, profesional, serta pedagang dan buruh. Di New York, Islam telah hadir dan muncul selama lebih dari satu abad.
Rumah pertama yang lain bagi imigran Muslim adalah Chicago, Illinois, dimana beberapa orang menyatakan jumlah Muslim yang tinggal disini pada awal 1900-an adalah yang terbanyak di antara kota-kota lain di AS. Lebih dari 40 kelompok Muslim telah berdiri di kawasan Chicago. Di Los Angeles dan San Fransisco, California, juga telah menjadi pusat komunitas Muslim yang besar di AS. Islamic Center di California Selatan adalah salah satu entitas Muslim terbesar di AS. Jumlah Masjid di California juga adalah yang terbanyak di AS, yakni sekitar 227 Masjid pada tahun 2001.
Perekonomian
Pada awalnya, imigran Muslim yang datang ke AS bekerja sebagai budak, tapi kini tidak sedikit yang bekerja sebagai seorang profesional. Pekerjaan lain yang dilakoni oleh Muslim di AS adalah guru, tentara, penjaga toko, sopir taksi, dokter, wiraswasta, buruh, dan pekerjaan lainnya.
Karena dalam Islam perbuatan riba diharamkan oleh agama, sebagian Muslim merasa kesulitan ketika harus mendanai dan mengembangkan usahanya. Sebagian besar lembaga keuangan dan perbankan di AS masih bersifat konvensional, dimana mereka menerapkan sistem berbunga. Namun sejak beberapa tahun lalu, sebagian lembaga keuangan dan korporasi mulai mencari cara untuk membantu Muslim AS. Beberapa program pendanaan lokal ala Islam baru-baru ini telah dimulai atau sedang dalam tahap perencanaan.
Korporasi Pengembangan Komunitas Phillips (Phillips Community Development Corp.) maupun Badan Pengembangan Komunitas Minneapolis (Minneapolis Community Development Corp.), masing-masing telah memberi dana bagi pemiliki usaha Islam dengan biaya administrasi sebagai pengganti bunga.
Konsorsium Minneapolis dari Para Pengembang Komunitas (Minneapolis Consortium of Community Developers) telah menyediakan dua pendanaan berdasarkan biaya untuk usaha-usaha Islami sebagai proses awal.
Delsan Auto Dealer, tempat usaha mobil bekas miliki seorang Somalia, menyediakan pendanaan bebas bunga kepada pelanggannya.
Kelompok Twin Cities sedang berupaya untuk membentuk perserikatan kredit secara Islam.
Bank-bank seperti Wells Fargo & Co. dan University Bank tengah mencari jalan bagaimana mereka bisa membantu usaha Islam.
Masalah-masalah keislaman yang dihadapi oleh Muslim AS dewasa ini diantaranya:
- Berlanjut dan meningkatnya prasangka di Amerika Utara terhadap Islam, Muslim dan orang Arab.
- Masalah Asimilasi dengan masyarakat AS, terus menjadi tema abadi bagi setiap gelombang imigran maupun bagi setiap setiap generasi Muslim di AS.
- Sistem jaminan social di AS. Misalnya pertanyaan berkaitan dengan kewajiban membayar zakat. Fakta bahwa Islam tidak mengizinkan pengenaan bunga atas pinjaman menimbulkan persoalan tersendiri bagi muslim dalam menggunakan perbankan AS.
- Sejumlah masalah khusus dihadapi muslim AS, diantaranya kebutuhan akan kepemimpinan agama yang terlatih, kesempatan melaksanakan kewajiban agama seperti shalat dan puasadan masalah yang terkait dengan interaksi sosial.
Sumber:
http://daniel-arief-budiman.blogspot.com/2008/01/islam-di-amerika-serikat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Amerika_Serikat
http://khairulanuarblogspotcom.blogspot.com/2012/02/makalah-islam-di-amerika.html
http://daniel-arief-budiman.blogspot.com/2008/01/islam-di-amerika-serikat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Amerika_Serikat
http://khairulanuarblogspotcom.blogspot.com/2012/02/makalah-islam-di-amerika.html
No comments:
Post a Comment