Saturday 9 June 2012

Cita-citaku

Aku, bukan anak yang pintar.
Bukan pula anak yang brilian.
Aku hanya anak yang biasa saja.
Sejak kecil, aku menempuh pendidikan negeri.
Belajar dan belajar.
Menghabiskan uang untuk membeli buku yang tak sempat kubaca habis.
Mengorbankan milyaran detik untuk menonton tv daripada membaca buku.
Memang aku bukan orang yang hobi membaca.
Apalagi buku yang penuh pemikiran mendalam.
Hanya menambah beban saja.

Aku tidak pernah susah.
Tidak pernah merasakan susahnya mencari sesuap nasi.
Orangtuaku memberiku segalanya.
Segalanya, sampai aku tidak pernah menangis karena kehilangan sesuatu.
Untuk itu, aku bersyukur.

Beranjak dewasa, lingkungan mulai berubah.
Orang-orang sekelilingku mulai berlari berlomba dengan waktu.
Siapa cepat, dia dapat. Itu prinsip.
Akupun mulai menyadari bahwa aku tidak boleh terus begini.
Tidak boleh terus bermalas-malasan menonton tv.
Atau menghabiskan uang membeli sesuatu yang gak penting.
Dan untuk pertama kalinya, aku berkomitmen pada diri sendiri.
Waktuku, tidak boleh terbuang percuma.

Aku diterima di universitas.
Berkuliah, menerima pendidikan sebagai calon guru.
Awalnya, menjadi guru tidak ada dalam daftar cita-citaku.
Kupikir aku tak akan mampu.
Kupikir aku tak akan bisa.
Bertanggung jawab pada Tuhan.
Mendidik anak-anak dengan cara yang benar.
Namun, seiring waktu.
Entah mengapa ada sebuah keyakinan dalam diriku.
Aku pasti bisa.
Aku pasti bisa.
Akupun meyakininya.
Aku bisa menjadi guru.
Cita-citaku menjadi guru.
Aku pasti bisa.


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...