Tuesday 12 May 2015

[Hunhan Fanfiction/Twoshoot/NC] Kidnapped (2)


Sehun membuka kertas itu, membacanya dalam hati. Seketika tangannya kembali meremas kertas itu tanpa membiarkan Luhan membacanya. Sehun melemparkan kertas itu dengan kesal. Melampiaskan seluruh emosi di kepalanya.

Kening Luhan mengerut tidak mengerti. Ia pun berjalan mengambil bola kertas yang tergeletak di sudut kamar.

Misi 2

Blowjob

Lakukan blowjob pada pemuda yang lebih tinggi. Misi ini berhasil apabila pemuda yang lebih tinggi klimaks dan pemuda yang lebih pendek menelan seluruh spermanya.



Warning:
Hunhan fanfiction. Slight Kaisoo & Baekyeol.
Boy x boy love story. Yaoi. Mature. NC.
Don't like, don't read. Simple.
I just own the story.

Happy reading ~ ~


Kidnapped


Luhan terdiam. Misi ini ditunjukan untuknya. Pemuda yang lebih pendek. Sedangkan pemuda yang lebih tinggi yang dimaksud itu pasti Sehun. Namun, ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud dengan ‘blowjob’ itu?

‘Sperma? Ini pasti berhubungan dengan alat kelamin.’ Batinnya.

Luhan pun mengalihkan pandangannya menatap Sehun.

“Jangan dihiraukan.” kata Sehun tanpa sedikitpun memandang Luhan. Luhan sebenarnya ingin bertanya perihal blowjob tersebut. Tampaknya Sehun mengerti. Tapi tentu ia akan tampak sangat bodoh jika menanyakan hal itu.

Sehun tahu tentang blowjob. Ia pernah mendengar kata itu dari Jongin yang sedang menonton video porno dan memperlihatkannya pada Sehun yang saat itu sedang tidur siang di dalam kelas. Sehun sama sekali tidak tertarik walaupun sempat melihatnya sekilas. Hanya satu yang ada di benaknya, menjijikan.

Waktu berlalu dalam keheningan. Suara chipmunk itu kembali mengagetkan mereka.

*Kami sudah lelah menunggu. Cepat jalankan misi kedua!*

Suara chipmunk itu terdengar berbeda dari yang pertama. Bisa dipastikan ini orang yang berbeda pula.

“Tidak akan!” ketus Sehun dengan nada tinggi.

*Baiklah. Jangan salahkan kami jika kalian terluka.*

Sehun mengerutkan keningnya mendengar hal itu. Terluka? Apa orang-orang itu akan mengirimkan preman untuk memukuli mereka?

“Akh!”

Sehun menoleh terkejut melihat Luhan terduduk sambil menekuk kedua lututnya.

“Luhan! Kau kenapa?” Sehun segera menghampiri Luhan.

“Ke..pa..la..ku.. Kepalaku..” Luhan hanya memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Sehun bisa melihat gelang yang dikenakan Luhan menyala dengan warna merah. Ini pasti ada hubungannya dengan gelang itu.

“Sa..kit.. Sehun. Kepalaku..” Tangan Sehun mengepal mendengar rintihan Luhan. Sial. Bagaimana sekarang? Apa ia harus mengikuti misi itu?

“Se..hun..”

“Baiklah!” teriak Sehun yang mulai frustasi melihat keadaan Luhan. Tak lama kemudian, gelang Luhan kembali seperti semula dan rasa sakit di kepala Luhan menghilang seketika. Luhan membuka matanya yang berkaca-kaca. Liquid bening tergenang di sudut matanya.

“Mianhe.” Sehun merasa bersalah pada Luhan.

“Tidak apa, Sehun. Kita lakukan saja misi itu. Aku tidak ingin merasakan rasa sakit itu lagi.” Luhan menunduk lemah.

Sehun hanya mengangguk pelan.

“Apa kau sudah siap?” tanyanya pada Luhan.

Luhan kembali menatap Sehun. “Iya. Tapi, bisakah kau menjelaskan apa itu ‘blowjob’?”

Mata Sehun membulat tidak percaya. Jadi, dari tadi Luhan tidak tahu tentang apa yang akan dilakukannya? Anak yang polos.

“Itu..” Sehun masih mencari kata yang tepat untuk menjelaskannya. Luhan menunggunya dengan sabar dan mulut yang terbuka. Seandainya mereka tidak sedang berada dalam situasi ini, Sehun pasti akan tertawa melihat wajah lucu Luhan itu. Tampak sangat menggemaskan di matanya.

“Itu adalah seks oral dengan memasukkan penis ke mulut.”

Luhan membulatkan matanya. Itu terdengar menjijikan. Apalagi ini berhubungan dengan penis. Alat kelamin yang ia miliki juga. Tapi, bagaimanapun ia harus menjalankan misi ini. Sementara Sehun hanya menunggu tindakan Luhan.

“Baiklah. Kau bisa duduk di sana.” Luhan bangkit dari posisi duduknya di lantai. Sehun pun mengikuti arahan Luhan untuk duduk di pinggir tempat tidur. Kemudian Luhan berlutut tepat di depan Sehun, diantara kedua paha Sehun.

Glek!

-
-
-

Sehun hanya menggigit bibirnya sendiri menahan desahannya. Semua ini terlalu nikmat untuk ia terima. Matanya tak henti menatap Luhan yang dengan mulut yang masih dipenuhi miliknya. Mata Luhan sedikit sayu dengan wajah yang memerah. Peluh membanjiri pelipisnya. Sebuah pemandangan yang membangkitkan libido Sehun.

Luhan sedikit menggerutu mengetahui Sehun belum juga klimaks. Ia pun menghisap milik Sehun kuat-kuat, berharap Sehun akan terpancing dan mengeluarkan spermanya. Sehun terkesiap. Miliknya berkedut-kedut ingin mengeluarkan laharnya. Dan dengan satu hisapan kuat, Luhan berhasil membuat Sehun memuntahkan spermanya.

Sperma Sehun mengalir masuk ke dalam mulut Luhan, sedikit merembes jatuh ke dagunya karena sperma yang terlalu banyak. Junior Sehun terlepas dari mulut Luhan dan terdengar bunyi ‘plop’ yang kentara. Luhan masih berusaha menelan seluruh sperma Sehun saat Sehun mengatur nafasnya. Sehun yang melihat Luhan sedikit kewalahan pun segera mencium bibir Luhan, membagi spermanya untuk dihabiskan bersama. Luhan tidak menolak dan menerima bantuan Sehun.

*Selamat! Kalian berhasil menyelesaikan misi kedua!*

Suara chipmunk menyebalkan itu kembali menginterupsi mereka. Sehun menjauhkan wajahnya. Mereka kembali saling menatap dalam diam dengan pikiran masing-masing. Tak lama kemudian, Sehun menarik tubuh Luhan dan menidurkannya di ranjang. Luhan yang terkejut belum sempat berbuat apa-apa saat Sehun menindih tubuhnya tiba-tiba.

“Sehunna... apa..

Sehun tidak menyia-nyiakan kesempatan saat melihat bibir Luhan terbuka. Ia segera mencium Luhan dan melumat lembut bibir merah muda itu. Rasa manis yang memanjakan indera pengecapnya kembali ia rasakan.

Mata Luhan masih membulat terkejut, setelah sadar, ia segera mendorong tubuh Sehun menjauh. Tapi sia-sia. Kekuatan Sehun lebih besar darinya. Jemari Sehun mulai bergerak melepas kancing piyama Luhan dengan tergesa-gesa. Ciuman Sehun pun beralih menginvasi leher jenjang Luhan dengan kecupan dan ciuman basah. Luhan menggeliat tak nyaman dengan perlakukan itu.

“Eugh.. Hen..tikan, Se...hun.. Hmm.. Kau.. gi.la?” Luhan masih berusaha menghentikan Sehun di tengah-tengah desahannya yang tidak tertahankan. Sehun tak menghiraukannya. Mulutnya dengan lihai menghisap dan menggigit tengkuk Luhan hingga meninggalkan bekas kemerahan yang kentara. Tangannya dengan cepat membuka seluruh kancing piyama Luhan dan menampakkan tubuh putih dan mulus Luhan di hadapannya.

“Sehun!” Luhan mendorong dada Sehun sekuat tenaga sehingga ciuman Sehun di tengkuknya terlepas. Kedua matanya menatap Sehun penuh tanda tanya akan apa yang Sehun lakukan.

“Seks. Itu misi ketiga.”

“Hah?!”

Sehun menghela nafas berat.

“Itu yang mereka inginkan, Luhan. Mereka ingin kita melakukan seks.”

Luhan masih terdiam menyimak perkataan Sehun itu. Tak lama kemudian, suara chipmunk kembali terdengar.

*Wah, kau sangat pintar! Itulah misi ketiga dan terakhir kalian. Jika kalian berhasil, kalian akan keluar dari tempat itu.*
Luhan dan Sehun masih saling menatap dalam diam. Tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tak lama kemudian, Sehun mendekatkan wajahnya ke telinga Luhan.

“Jadi, apa kau ingin keluar dari tempat ini?” bisik Sehun dengan suara yang terdengar berat.

Luhan mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Mencoba mencerna kalimat Sehun barusan. Apakah ia salah dengar atau Sehun yang salah bicara? Entahlah. Tapi, Luhan sangat ingin keluar dari tempat itu. Ia ingin kembali ke rumahnya yang nyaman, kembali bersekolah, dan bertemu teman-temannya. Ia lalu mengangguk pelan. Sehun tersenyum tipis kemudian kembali memberikan ciuman panas di bibir Luhan. Luhan memejamkan matanya, mencoba menikmati ciuman itu.

(Sorry guys, i have to cut the nc part cause the most of silent reader is just children. And i don't want to join children's brain broken. I will change all my fanfiction rated M to T. Hope you'll understand)
Mereka masih mengatur nafas yang memburu. Mata yang saling menatap. Dan kontak intim yang belum terputus.

“Sehunna.. Kenapa... aku yang di bawah?” tanya Luhan kemudian dengan wajah yang memerah menahan malu. Sehun tersenyum menatapnya.

“Karena kau cantik.” Jawab Sehun seraya mengecup kening Luhan sayang.

Luhan hanya terdiam, menahan bibirnya untuk tidak tersenyum. Ia tidak tahu mengapa jawaban Sehun membuatnya bahagia.

*Selamat! Kalian berhasil menyelesaikan misi ketiga!*

Suara chipmunk kembali menginterupsi mereka. Sehun segera menarik diri dan duduk di pinggir ranjang sambil memasang kembali pakaiannya. Luhan melakukan hal yang sama. Kedua gelang di pergelangan tangan mereka terlepas dengan sendirinya. Tas dan baju seragam mereka pun dikembalikan. Pintu tersembunyi kemudian tampak dan terbuka lebar.

*Kalian bisa keluar dari tempat ini.*

“Sebelum itu, kami ingin tahu alasan kalian menyekap kami.” ujar Sehun.

Terdengar suara chipmunk yang tertawa terbahak-bahak.

*Kalian hanya berada di tempat dan waktu yang salah. Kami adalah fujoshi yang mengincar pemuda-pemuda untuk melakukan seks. Karena menyaksikan seks secara live itu yang terbaik. Ha..ha..ha...*

Luhan tak dapat menahan mulutnya untuk menganga lebar. Ternyata alasan mereka diculik bukan karena uang maupun dendam. Tapi karena seks?

Sehun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. “Dasar orang gila!”

“Benar, orang gila.” Ucap Luhan setuju. Baru kali ini ia sependapat dengan musuh bebuyutannya itu. Eh, maksudnya, ‘mantan’ musuh bebuyutannya itu.

“Naik ke punggungku, Lu.” Sehun berjongkok membelakangi Luhan.

“Hah?”

“Kau pasti akan sulit berjalan. Ayo naik ke punggungku.” Ulang Sehun.

Luhan menurut. Tubuhnya memang terasa sakit sekali. Ia pun segera naik ke punggung Sehun setelah memakai tas ranselnya. Sementara Sehun menggendong tas ranselnya di depan dada.

Sehun berjalan meninggalkan tempat itu bersama Luhan di punggungnya. Saat berada di luar, mereka baru menyadari bahwa mereka berada di tengah-tengah hutan. Namun, peta yang terselip di tas Sehun memudahkan mereka mencari jalan keluar.

***

Luhan berlari kencang, meninggalkan kelasnya bersama Kyungsoo dan Baekhyun, menuju mading sekolah. Siswa berkerumun di sana dengan wajah penasaran, sebagian ada yang lega, ada pula yang sedih, melihat nama mereka dalam deretan hasil ujian sekolah. Luhan yang baru sampai, segera menyingkirkan siswa lain yang menghalangi pandangannya, menuju tepat di depan mading. Dengan nafas yang memburu, ia segera mencari namanya dari urutan paling atas.

1. Wu Luhan

2. Oh Sehun

‘Yess!!!’ Luhan melompat-lompat kegirangan tanpa sadar. Kyungsoo dan Baekhyun yang melihatnya hanya tersenyum memaklumi.

“Wah, sayang sekali, kau peringkat kedua, Hun!” suara cempreng namja berkulit tan bernama Jongin itu segera membuyarkan kegembiraan Luhan. Kalau Jongin ada di sini, berarti...

“Ya, aku tahu.” Suara huski yang sangat familiar di telinga Luhan segera membuat kedua mata Luhan melirik melihatnya. Si namja poker face yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya itu sudah berada tepat di sampingnya dengan ekspresi dingin andalannya. Siswa-siswi yang sedari tadi berkerumun itu segera menyebar, menghindari aura perdebatan kedua orang itu (lagi).

“Mianhe, Sehunna. Tampaknya kau harus ikhlas berada di posisi kedua.” Balas Luhan dengan senyum lebar sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Sehun yang melihatnya hanya tersenyum. Luhan tampak sangat manis di matanya.

“Selamat, Lu. Akhirnya kau berhasil mengalahkanku.” Ucap Sehun tanpa beban. Luhan menatapnya bingung. Eoh, Sehun bersikap sangat dewasa kali ini. Kedua mata Luhan membulat sempurna saat bibir Sehun mendarat di bibirnya. Semua siswa yang berada di sana menganga tak percaya. Musuh bebuyutan itu sedang berciuman di depan mata mereka. Hal ini harus diabadikan. Mereka pun sibuk menjepret pemandangan itu. Tak terkecuali Kyungsoo, Baekhyun, dan Jongin.

Sehun tersenyum lalu menarik tangan Luhan meninggalkan tempat itu. Tanpa memperdulikan kerumunan siswa yang masih terpaku di tempatnya.

“KYAAAAAA!!!! KAPAN MEREKA PACARAN?!!!!” jerit Baekhyun histeris. Sementara Kyungsoo dan Jongin hanya saling berpandangan sambil tersenyum dalam diam. Eoh, ciuman live itu berhasil membuat pasangan lain di sana ingin melakukan hal yang sama. Baekhyun yang menyadari hal itu hanya mempoutkan bibirnya kesal.

Ugh. Ini tidak enaknya jadi jomblo. Menyebalkan.

“Bacoooooooooon!!!” suara familiar itu menyadarkan Baekhyun.

“Pergi sana, Yoda! Aku sedang tidak mau diganggu olehmu!” teriak Baekhyun. Ia segera mengambil langkah seribu menghindari pemuda tinggi dengan telinga lebar seperti peri bernama Chanyeol.

Chanyeol kebingungan sendiri melihat perubahan sikap sahabat masa kecil itu.

‘Ada apa dengan Baekhyun?’

Baekhyun mendengus sebal. Ia kesal. Iri. Cemburu. Pengen juga punya pacar seperti Luhan dan Kyungsoo. Tapi apa daya, sampai saat ini tidak ada pemuda yang mendekatinya karena berpikir Chanyeol adalah pacarnya. Heol, padahal Chanyeol hanya parasit yang selalu menempel padanya kemanapun ia pergi.

Sepulang sekolah, Baekhyun naik bus. Ia sendiri kali ini. Karena kedua sahabatnya sudah pulang lebih dulu dengan pacar masing-masing. Akibatnya, wajah Baekhyun semakin cemberut dibuatnya.

“Ya! Bacon! Kenapa kau menghindariku?” Chanyeol tiba-tiba sudah duduk di sampingnya dengan wajah pura-pura marah. Baekhyun tidak menanggapi, masih fokus melihat keluar jendela walaupun tidak ada yang menarik di sana.

“Kau tahu, ibuku membelikanku robot gundam baru! Ayo, kita ke rumahku! Kita bisa merakitnya sama-sama!” cerita Chanyeol semangat. Baekhyun hanya mendengarkan dalam diam. Namun, matanya melebar saat melihat tanda ‘Selamat Jalan’ di pinggir jalan.

“Ya! Yoda! Mau kemana bus ini?!” tanya Baekhyun mulai panik. Chanyeol ikut memperhatikan jalanan yang mereka lalui, jalanan yang tampak asing memang. Baekhyun segera menekan bel berkali-kali namun bus itu tidak juga berhenti. Tanpa mereka sadari, dua orang yang duduk di belakang mereka tiba-tiba membekap mulut mereka dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius. Akibatnya, Baekhyun dan Chanyeol melemah dan akhirnya tidak sadarkan diri.

“Kita... diculik...” suara lemah Chanyeol tertangkap oleh telinga Baekhyun sebelum matanya terpejam.

-End-


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...