Sunday 30 September 2012

Catatan Kegalauan


Aku adalah orang yang  paling jarang meneteskan air mata.
Kata menyerah pun tak pernah ada dalam kamus hidupku.
Kepedulian akan lingkungan sekitar sudah menjadi sifatku.
Rasa benci pun tak pernah terlintas dalam hatiku.
Tiap detik otakku terus berpikir bagaimana caranya membuat orang lain bahagia meski harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri.
Dan doa adalah pengobat segala penyakitku.

Namun, entah mengapa aku mulai berubah.
Aku menjadi orang yang dapat meneteskan air mata dengan begitu mudahnya.
Kata menyerah pun terus menghantui hidupku.
Aku tidak peduli lagi pada lingkungan sekitarku.
Rasa benci pun terus ada dalam hatiku.
Tiap detik otakku terus berpikir bagaimana caranya membalas dendam pada mereka yang pernah menyakitiku.
Pada mereka yang pernah menertawakanku.
Mereka yang pernah mengejekku dan menusukku dari belakang.
Dan doa sudah  tidak ampuh untuk mengobati segala penyakitku. 

Aku sudah berubah.
Dan aku menyadari itu.
Tapi entah mengapa, terlalu sulit untuk kembali menjadi diriku yang dulu.
Menjadi aku yang dulu.
Aku tidak tahu mengapa.
Mungkin kejadian-kejadian yang menimpaku selama dua tahun belakangan ini.
 Yang membuatku merasa seperti ini.
Aku tidak tahu mengapa.

Yang aku tahu...
Rasa ini menyakitkan...
Kehampaan ini menyengsarakan jiwaku.
Aku tidak tahu lagi harus bagaimana.
Harus mengadu pada siapa.
Semua orang terlihat sangat jahat dimataku.
Tidak ada yang dapat kupercaya.
Semuanya sudah sangat menyakitkan.
Aku sudah tidak mampu lagi menahannya.
Hidup ini sudah tidak ada artinya.
Aku sudah menyerah.

Bukan karena aku. Tapi karena kalian.
Aku rindu diriku yang dulu...




No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...