Karena kau harus bersama Sulli, Oh Sehun.
Sehun's Angel
Matahari bersinar terik di hari Minggu. Cuaca yang sangat mendukung untuk liburan. Apalagi di taman hiburan, para pengunjung sudah memadati tempat rekreasi populer itu.
Sehun mendengus kesal sambil meminum buble tea di tangannya. Semua berjalan di luar rencana. Chanyeol yang secara tidak sengaja mengetahui rencana Sehun ikut mengajak Kris dan Tao. Sedangkan Sulli yang berhasil diajak setelah Sehun bertekuk lutut di hadapannya sambil menelan harga dirinya itu ikut mengajak kekasihnya, Minseok.
Akibatnya, Luhan lebih sering berbicang dengan Minseok. Sesuatu tentang sepak bola yang sama sekali tidak dimengerti Sehun.
Dan kini, Luhan, Minseok, dan Sulli berjalan di depan. Sedangkan Sehun, Tao, Kris, dan Chanyeol berjalan di belakang.
Bagaimana bisa Sehun berdua dengan Luhan?
“Ya. Apa yang kau pikirkan?” tanya Chanyeol yang sedari tadi berjalan di sebelahnya. Ia bisa menyadari ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.
“Tidak ada.” Sehun menjawab malas.
Tapi Kris bisa mengetahui alasan Sehun cemberut di hari secerah ini. Apalagi kalau bukan karena Luhan sama sekali tidak memperdulikannya?
“Hei semua, bagaimana kalau kita naik roller coaster?” ajak Kris.
Luhan, Minseok, dan Sulli pun berbalik melihat Kris. Diikuti oleh Sehun, Chanyeol, dan Tao.
“Bagus juga.” Ujar Tao
“Iya, aku mau.” Tambah Chanyeol.
“Iya, boleh.” Ujar Minseok.
Luhan hanya mengangguk pelan. Hal yang sama dilakukan Sehun.
Mereka pun sama-sama menatap Sulli yang masih bimbang.
“Baiklah.” Ucap Sulli kemudian.
Mereka bertujuh pun menuju tempat wahana roller coaster. Tempat duduk yang disediakan memang untuk berpasang-pasangan. Inilah alasan Kris menawarkan wahana itu. Ia ingin membuat Sehun dan Luhan duduk bersama.
Rencananya berhasil. Sehun dan Luhan duduk di depan, diikuti Chanyeol dan Tao, lalu Sulli dan Minseok, dan Kris bersama orang asing.
Perlahan roller coaster itu mulai bergerak keluar dari tempat pemberhentian. Jantung mereka mulai berdebar cepat menyambut pemandangan dari ketinggian 1000 kaki itu. Berbeda dengan Sehun, jantungnya dari tadi sudah berdetak cepat saat Luhan berada sangat dekat dengannya.
Roller coaster melaju cepat melewati rel dengan kecuraman yang sanggup mengeluarkan jantung dari tempatnya. Teriakan dari pengunjung sudah menghiasi udara. Hal yang dilakukan semua orang yang berada di wahana itu, kecuali Sehun. Ia hanya memperhatikan Luhan.
...
...
...
Luhan memandangi wajahnya di cermin wastafel sambil memikirkan perkataan Sehun saat di wahana roller coaster tadi. Ia masih tidak bisa mempercayai pendengarannya.
Sehun benar-benar menyukainya.
Sehun mengatakan “Luhan, aku menyukaimu.” Tepat di saat roller coaster berada di puncaknya.
Sebuah kalimat yang sama sekali tidak ingin ia dengar dari mulut Oh Sehun.
Oh, tidak. Bagaimana sekarang?
Luhan terjebak di lingkaran kedua orang itu.
...
...
...
“Kalau begitu, kami pulang duluan ya! Sampai jumpa besok!” Chanyeol melambaikan tangannya diikuti oleh kedua temannya lalu berlalu pergi.
Tinggal Sehun dan Luhan yang hanya fokus menatap pundak ketiga orang itu menjauh.
Minseok dan Sulli sudah pulang lebih dahulu.
Luhan pun berpamitan pulang, namun Sehun menahan tangannya.
“Tunggu, Lu. Apa kau marah padaku?”
Sehun menatap kedua mata Luhan, Luhan menatapnya balik.
“Tidak. Kenapa kau berpikir seperti itu?”
“Habis... Kau diam saja sejak tadi saat kita menaiki wahana sampai makan siang. Kau bahkan seperti tidak mau melihatku.”
Luhan terdiam.
“Apa ini karena ucapanku di roller coaster? Karena aku bilang menyukaimu?”
Sehun bisa menebak. Sepertinya Luhan memang menghindarinya karena hal itu.
Apa Luhan tersinggung?
Mungkin saja Luhan menganggapnya aneh karena Luhan mungkin hanya menyukai wanita.
Well, bukannya Sehun menyukai semua pria. Ia hanya menyukai seorang Luhan. Tak peduli Luhan itu pria atau wanita.
Sehun menolak disebut gay.
Ia hanya menyukai seorang Luhan.
Namun, tampaknya Luhan tidak merasakan hal yang sama.
“Aku minta maaf, Luhan. Mungkin ini terlalu mendadak untukmu, aku,”
“Jangan!” Luhan tiba-tiba memotong pembicaraan Sehun.
Sehun terkejut mendengar suara Luhan yang lebih tinggi dari biasanya.
Luhan menatap kedua mata Sehun.
“Kau tidak boleh menyukaiku, Oh Sehun.”
Kening Sehun mengerut, “Kenapa? Semua orang menyukaimu. Lalu kenapa aku tidak?”
Luhan tak menjawab, ia memilih pergi meninggalkan Sehun seorang diri. Tak peduli sebanyak apapun Sehun memanggil namanya.
Karena kau harus bersama Sulli, Oh Sehun.
...
...
...
No comments:
Post a Comment