Tuesday 16 April 2013

Menulis

a. Pengertian Menulis

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan ini ialah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan pada pelajar berfikir secara kreatif.Menurut Tarigan (2008:22), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dangambaran grafik itu.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Nuruddin (dalam Heriyanti, 2011:8) bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Definisi ini mengungkapkan bahwa menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain.Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang tidak asing bagi kita. Menulis merupakan kegiatan yang menjadikan tulisan sebagai mediumnya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) dikemukakan bahwa menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.

Sedangkan menurut Semi (2007:14) bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis memiliki tiga aspek utama. Yang pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai. Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan. Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa.Dari beberapa definisi menulis di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah menggambarkan perasaan,pikiran dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang grafis. Keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Keterampilan menulis harus dipelajari dan dilatih secara terus-menerus.

Hairston dalam Heriyanti (2011:10) menyatakan bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan keterampilan menulis menjadi penting, yaitu:

1) Kegiatan menulis adalah satu sarana untuk mengemukakan sesuatu. Dalam hal ini dengan menulis,seseorang dapat membuka penyumbat otak dalam rangka mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikirnya.

2) Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru. Ini terjadi jika seseorang membuat hubungan antara ide yang satu dengan yang lain dan melihat keterkaitannya secara keseluruhan.

3) Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimiliki. Dengan menuliskan berbagai ide berarti seseorang harus dapat mengaturnya di dalam sebuah bentuk tulisan yang terpadu.

4) Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang. Menuliskan ide-ide ke dalam suatu tulisan berarti akan melatih diri untuk membiasakan membuat jarak tertentu terhadap ide yang dihadapi dan mengevaluasinya.

5) Kegiatan menulis dapat membantu diri seseorang untuk menyerap dan memproses informasi. Bila akan menulis sebuah topik, hal itu berarti harus belajar tentang topik itu dengan baik. Apabila kegiatan seperti itu dilakukan terus menerus, berarti akan mempertajam kemampuan di dalam menyerap dan memproses informasi.

6) Kegiatan menulis akan memungkinkan seseorang untuk berlatih memecahkan berbagai masalah sekaligus. Dengan menempatkan unsur-unsur masalah dalam sebuah tulisan berarti akan dapat menguji dan kalau perlu memanipulasinya.

7) Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu memungkinkan seseorang untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.

b. Hakikat Keterampilan Menulis

Akhadiah(1996:28) menjelaskan bahwa menulis:

1) Merupakan suatu bentuk komunikasi.

2) Merupakan suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang akan disampaikan.

3) Bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi,ekspresi wajah, fisik,serta situasi yang menyertai percakapan.

4) Merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca.

5) Merupakan bentuk komunikasi untuk mencapai gagasanpenulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu.

c. Manfaat Menulis

Akhadiah (dalam Sulastriningsih,2007:111) mengemukakan bahwa secara umum dengan menulis kita melakukan kegiatan berikut:

1) Wawasan bertambah luas.

2) Untuk menulis, penulis harus belajar tentang sesuatu sehingga penulis mengumpulkan fakta, menghubung-hubungkan, serta menarik kesimpulan.

3) Menulis berarti menyusun gagasan secara runtut dan sistematis. Dengan demikian, penulis menjelaskan sesuatu yang semula masih samar bagi dirinya.

4) Menulis menjadikan penulis belajar secara aktif.

5) Menulis yang terencana akan membiasakan penulis berfikir dan berbahasa secara tertib.

d. Tujuan Menulis

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Secara umum Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008:25) merangkum tujuh tujuan penulisan suatu tulisan sebagai berikut:

1) Tujuan Penugasan (Assignment Purpose)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

2) Tujuan Altruistik (Altruistic Purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.

3) Tujuan Persuasif (persuasive Purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Tujuan Informasional (Informasional Purpose)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

5) Tujuan Pernyataan Diri (Self-Expressive Purpose)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

6) Tujuan Kreatif (Creative Purpose)

Tujuan ini erat hubunganya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal,seni idaman. Tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

e. Langkah-langkah Menulis

Menulis merupakan proses kreatif yang harus dilalui secara bertahap sampai pada terwujudnya sebuah karya tulis. Menurut Semi (2007:46-52) tahapan atau proses penulisan bila dilihat secara garis besar dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Pratulis

Tahap pertama dalam menulis yang sangat menentukan kelanjutan proses menulis ialah tahap pratulis. Kegiatan tersebut terdiri dari empat jenis, yaitu: Pertama,menetapkan topik. Artinya, memilih secara tepat dari berbagai kemungkinan topik yang ada. Pada tahap ini, penulis mempertimbangkan menarik atau tidaknya sebuah topik. Kedua,menetapkan tujuan. Artinya, menetapkan apa yang hendak dicapai atau diharapkan penulis dengan tulisan yang hendak disusunnya.Ketiga, mengumpulkan informasi pendukung. Artinya, sebuah topik yang dipilih akan layak ditulis setelah dikumpulkan informasi yang memadai tentang topik tersebut.Keempat, merancang tulisan. Artinya, topik tulisan yang telah ditetapkan dipilah-pilah menjadi subtopik atau sub-subtopik. Hasil pemilihan ini disusun dalam suatu susunan yang disebut kerangka tulisan atau outline.

2) Tahap Penulisan

Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karena pada tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pratulis dituangkan ke dalam kertas. Pada tahap ini, diperlukan adanya konsentrasi penuh penulis terhadap apa yang sedang ditulis. Pada saat mencurahkan gagasan ke dalam konsep tulisan, penulis perlu berkonsentrasi pada tiga hal: pertama, konsentarasi terhadap gagasan pokok tulisan, kedua,konsentrasi terhadap tujuan tulisan, ketiga, terhadap kriteria calon pembaca,dan keempat, konsentrasi terhadap kriteria penerbitan, khususnya untuk tulisan yang akan diterbitkan.

3) Tahap Pascatulis
 
Setelah draf atau konsep tulisan selesai, tahap ketiga adalah tahap pascatulis, yaitu tahap penyelesaian akhir tulisan. Dalam pascatulis ini terdapat dua kegiatan utama yaitu: pertama, kegiatan penyuntingan, yaitu kegiatan membaca kembali dengan teliti draf atau tulisan dengan melihat ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan tulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan. Yang harus diperhatikan dalam kegiatan penyuntingan adalah kesalahan yang kentara seperti, ketepatan angka-angka, nama sesuatu, penulisan kutipan, penerapan ejaan yang sesuai dengan EYD. Kedua, penulisan naskah jadi, yaitu kegiatan paling akhir yang dilakukan setelah penyuntingan, barulah naskah jadi ditulis ulang dengan rapi dan dengan memperhatikan secara teliti masalah perwajahan.
 
Sumber:  
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...