Monday 21 April 2014

Stategi Pembelajaran Show Not Tell (SNT)

Show not tell dikembangkan oleh Rebekah Caplan (dalam De Porter dan Henacki, 2007, Hernawo, 2003). Show not tell adalah teknik untuk mempercepat pengembangan gagasan pada proses menulis dengan cara bertolak dari bentuk kalimat memberitakan, kemudian mengubahnya menjadi paragraf yang menggambarkan. Misalnya, kalimat memberitakan, “ini adalah hari yang indah”, perlu diubah dengan cara menggambarkannya dalam sebuah paragraf apa indah itu, hari apa kejadiannya, mengapa hari itu menjadi indah, sehingga gambaran uniknya “ini adalah hari yang indah” tergambar pada paragraf.
 
Pengembangan teknik show not tell menurut De Porter (2007) dimulai dengan mendaftar kalimat berita sebagai berikut:

1. Untuk memunculkan kelompok kalimat-kalimat memberitakan pada pramenulis Hamilton Diane menggunakan teknik dengan cara meminta siswa membuat daftar. (De Porter dan Henacki, 1992). Daftar yang dimaksud adalah daftar kalimat memberitakan, misalnya siswa membuat daftar kalimat tentang hal-hal yang menarik waktu berkunjung ke rumah nenek. Daftar kalimat memberitakan yang akan muncul dari siswa, misalnya:

Saya bertemu nenek

Di rumah nenek ada pohon mangga

Banyak ayamnya

2. Mengubah kalimat-kalimat memberitakan menjadi paragraf menggambarkan berdasar daftar kalimat memberitakan yang telah ditetapkan dan dibantu dengan pertanyaan, “Apa yang manarik waktu bertemu nenek; dari pohon mangga di rumah nenek; ayam yang banyak dan kapan kejadiannya.”

Dengan demikian, penggambaran hal yang menarik waktu bertemu nenek, pohon mangga di rumah nenek, ayam yang banyak dan waktu kejadiannya pada paragraf dari setiap tulisan siswa akan berbeda, tetapi masing-masing siswa mempunyai ciri atau kekhasan gambaran tentang hal-hal yang manarik sehingga maksudnya dapat dipahami.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...