Friday 10 April 2015

Metode Cooperative Script

A. Pengertian Metode Cooperative Script


Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang efektif. Kondisi yang dicapai tidak hanya membuat siswa mengerti terhadap materi pembelajaran, tetapi menjadikan siswa memahami dan mampu menerapkan pembelajaran yang didapatnya. Untuk itu, pembelajaran yang inovatif dan aktif dibutuhkan. Uraian ini berkaitan dengan PP. NO. 19 (ayat 1) dalam Yamin (2011: 75) menyampaikan bahwa:

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”



Dalam pembelajaran seperti ini, siswa dituntut lebih aktif dibandingan guru. Oleh karena itu, seorang guru harus menyusun proses pembelajaran yang melibatkan siswa lebih banyak untuk berkreasi dan memberikan partisipasinya. Dengan demikian, siswa lebih aktif, kreatif dan mandiri, sehingga kemampuan siswa seperti minat dan bakatnya dapat dikembangkan secara maksimal. Untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif, seorang guru membutukan metode pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran aktif cooperative script.

Menurut Suprijono (2008: 54), “Pembelajaran kooperatif adalah kelompok yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.” Pada pembelajaran kooperatif, seluruh siswa diarahkan oleh guru untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran, sering ditemukan siswa yang agresif dan aktif, tetapi mereka tidak mempedulikan temannya. Hal itu dikarenakan, mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri untuk aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kooperatif hal tersebut lebih diminimalkan. Hal itu dikarenakan, dalam proses pembelajaran ini siswa dituntut untuk bersama-sama aktif. Seorang guru juga berperan aktif dalam pembelajaran ini. Guru menyediakan bahan-bahan atau informasi yang dapat membantu peserta didik dalam memecahkan masalah.

Menurut Suprijono (2008:126), “cooperative script adalah metode belajar di mana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.” Dalam hal ini, siswa membentuk suatu kelompok yang terdiri dari dua orang. Setelah itu, siswa secara bergantian memberikan persetujuan atau dukunganya terhadap artikel. Dalam pergantian memberikan persetujuannya, siswa saling menguatkan pendapat dari rekannya.

Berdasarkan dari uraian di atas, pembelajaran dengan menggunakan cooperative script siswa harus bekerja sama secara aktif, inspiratif dan mandiri dalam memecahkan suatu persoalan yang diberikan oleh guru. Pemecahan masalah yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengikhtisarkan pesetujuannya terhadap artikel secara bergantian dengan kelompoknya yang terdiri dari dua orang.

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative Script


Setiap metode pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan dalam se-tiap proses pembelajaran. Begitu juga metode cooperative script yang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya. Menurut Suprijono (2008:127)

“Kelebihan dari metode cooperative script adalah Melatih pendengaran, ketelitian, kecermatan, setiap siswa mendapat peran dan melatih menangkap kesalahan orang lain melalui lisan. Sedangkan, kekurangan metode cooperative script adalah hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu, hanya melibatkan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksinya hanya sebatas pada dua orang tersebut).”

Kelebihan dari metode cooperative script adalah setiap siswa mendapat peran untuk teliti dan cermat dalam menangkap kesalahan orang lain secara lisan, sehingga kemampuan siswa dalam menyimak dapat ditingkatkan melalui metode cooperative script. Dengan demikan, pada metode cooperative script tidak hanya kemampuan berbicara yang dilatih, tetapi kemampuan menyimak juga ikut dilatih. Selain itu, kelemahan metode cooperative script adalah hanya digunakan pada mata pelajaran tertentu dan hanya dilakukan oleh dua orang.

Kelebihan metode cooperative script merupakan keuntungan bagi proses pembelajaran. Kelebihan-kelebihannya dapat membantu guru dan siswa untuk menyelesaikan proses pembelajaran dengan baik. Dengan demikian, standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat tercapai.

Selain memiliki kelebihan, metode cooperative script juga memiliki kekurangan. Meskipun metode cooperative script hanya dapat digunakan pada mata pelajaran tertentu, tetapi metode cooperetive script masih dapat digunakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, dalam metode cooperative script hanya melibatkan dua orang. Akan tetapi, pada akhir pembelajaran materi akan diselesaikan secara bersama-sama yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas. Dengan demikian, seluruh siswa terlibat dalam kegiatan berbicara. Pada tahap pembelajaran ini, perbedaan pendapat dari siswa-siswa yang berpasangan tidak dapat dihindari. Akan tetapi, masih bisa ditanggulangi selama guru dan seluruh siswa mampu bekerja sama.

Cara guru mengatasi perbedaan pendapat dalam proses pembelajaran adalah guru membimbing siswa untuk tidak keluar dari konteks permasalahan yang sedang dipecahkan. Tindakan guru dalam membimbing proses pembelajaran juga akan berhasil ketika seluruh siswa mengikuti konsep pembelajaran yang telah ditetapkan guru.

C. Langkah-Langkah Metode Cooperative Script


Keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan metode akan tercapai, apabila proses pembelajaran dilakukan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang sistematis. Dengan melaksanakan tahap-tahap cooperative script dengan baik, maka proses pembelajaran dapat diselesaikan dengan baik. Adapun langkah-langkah metode cooperative script menurut Suprijono (2008:126) adalah sebagai berikut.
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
  2. Guru membagikan wacana kepada setiap siswa untuk membuat ringkasan.
  3. Guru dan siswa menetapkan siswa yang pertama berperan sebagai pembicara dan pendengar.
  4. Pembicara membaca ringkasannya selengkap mungkin, dan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
  5. Bertukar peran.
  6. Siswa dan guru sama-sama memberikan kesimpulan.
  7. Penutup.
Sementara pendengar:
  1. Menyimak/ mengkoreksi/ menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap. 
  2. Membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...