Wednesday 5 March 2014

Metode Membaca SQ3R

Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941, merupakan suatu sistem membaca semakin pupuler digunakan dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia. “SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri atas lima langkah, yaitu: survey, question, read, recite, dan review” (Soedarso, 2006:59)


a) Karakteristik metode SQ3R

SQ3R adalah teknik membaca kritis yang telah diperkenalkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. Dalam sistem SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu melakukan survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca. Lalu, dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan sehingga bacaan tersebut lebih mudah dipahami. Selanjutnya, dengan mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri mengenai pokok-pokok penting, maka isi bacaan dapat dikuasai dan diingat lebih lama (Soedarso, 2006)

Robinson (Wiryodijoyo: 1989) menjelaskan bahwa metode SQ3R mengajar siswa untuk terlibat dalam kegiatan survey dan bertanya setelah membaca sekilas materi bacaan. Dalam proses tersebut, aspek yang terpenting hendaknya berfokus pada pengaktifan pemetaan konsep berpikir.

Sesuai pengertian di atas, dalam artikel Anonim (2005) dikatakan bahwa SQ3R, yaitu survey (melakukan pemeriksaan secara umum), question (mengajukan pertanyaan-pertanyaan pokok: apa, mengapa, bagimana, dan seterusnya), read ( melakukan pembacaan), recite (menceritakan kembali pokok-pokok yang dibaca dengan bahasa sendiri) dan Review (mengulangi secara keseluruhan teks bacaan yang dibaca).

b) Metode SQ3R dalam Pembelajaran Membaca Intensif

Menurut Burns, dkk (Salam, 2007: 30) metode SQ3R pada tahap awal lebih efektif dilakukan secara kelompok kecil supaya siswa dapat menyusun pertanyaan dan menjawabnya dengan tepat dan cepat. Melalui kerja kelompok, siswa saling bekerja sama dan saling membantu sehingga tidak terasa sangat sulit menyusun dan menjawab pertanyaan dengan tepat. Dengan demikian, tahap kegiatan membaca dapat dilakukan seperti meringkas bacaan, menceritakan kembali, memberi pertanyaan, aplikasi dan apresiasi. Namun, oleh Roestiyah (2001:17) dikatakan bahwa “Kerja kelompok di samping memiliki keunggulan, juga memiliki kelemahan di antaranya sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu saja.

Soedarso (2006:25) menguraikian langkah-langkah SQ3R dalam pembelajaran membaca intensif sebagai berikut:

(1) Survey (survey)

Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan bacaan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal informasi, organisasi, dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk: (a) mempercepat menangkap arti, (b) mendapat abstrak, (c) mengetahui ide-ide yang penting, (d) melihan susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut, (e) mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan (f) memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.

Kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Dalam kegiatan prabaca, guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan skemata siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Pengaktifan skemata siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan peninjauan awal, pedoman antisipasi, pemetaan makna, menulis sebelum membaca dan drama kreatif (Burn, dkk. 1996)

Rahim (2005) menjelaskan bahwa “Skemata ialah latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilki siswa tentang suatu informasi atau konsep tentang sesuatu”. Skemata menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat-tempat tindaka atau peristiwa. Skema (kata tunggal dari skemata) seseorang menggambarkan apa yang diketahui seseorang tentang konsep tertentu dan hubungan antarpotongan-potongan informasi yang telah diketahui seseorang. Dua orang mungkin mempunyai skemata yang sangat berbeda tentang konsep dasar yang sama.

(2) Bertanya (question)

Bersamaan pada saat survey, diajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan dengan cara mengubah judul atau subjudul menjadi suatu pertanyaan. Kata tanya yang dapat digunakan antara lain, siapa, apa, kapan, di mana, atau mengapa. Misalnya, subjudul itu “Kekurangan Tenaga Ahli dan Teknik,” dapat diubah dengan bertanya: “Mengapa kekurangan tenaga ahli ilmiah dan teknik?”. Mungkin pertanyaan itu dapat dipersempit dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya: “Apa kurikulum di perguruan tinggi kurang memadai?”. “Apa akibatnya terhadap perkembangan iptek?”.

(3) Membaca (read)

Bagian ini merupakan aktivitas yang sesungguhnya dimaksud dengan membaca, melibatkan proses kerja mental dan fisik pembaca. Bagian ini biasa dijalankan dengan efisien dan efektif apabila pembaca benar-benar memanfaatkan pertanyaan yang dibuat sebelum membaca materi bacaan itu.

(4) Menyatakan Kembali (Recite)

Istilah recite, dalam konteks membaca, tidak hanya berarti menyatakan kembali (secara lisan), tetapi juga berarti merangkum (to sum) dan menyimpulkan (to concude) atas apa yang sudah dibaca sesuai dengan versi pembaca. Bagian ini adalah babak aktivitas membaca di mana diharuskan berhenti untuk beberapa saat setelah selesai membaca setiap subbagian dari materi bacaan itu, berhenti bukan bermaksud meninggalkan materi tetapi sebenarnya memanfaatkan waktu jeda membaca untuk berusaha menyimpulkan atau mengulas kembali terhadap apa yang sudah dipahami atau diperoleh dari bahan bacaan itu. Tentu, dalam mengulas isi bacaan itu diharapkan dapat mengungkapkan isi bacaan itu sesuai bahasa atau versi sendiri.

(5) Mengulas kembali (review)

Bagian ini dilakukan setelah pembaca sesudah menyelesaikan seluruh bagian teks bacaan. Bagian ini bermaksud untuk mengulang atau mengingat-ingat kembali bagian mana saja yang sudah dipahami atau belum. Dalam hal ini, dari sekian banyak pemahaman tentang isi teks bacaan itu, apakah benar-benar menjawab semua pertanyaan yang Anda bangun atau formulakan sebelumnya melakukan aktivitas membaca tadi.

Selanjutnya, dijelaskan pula cara yang dapat dilakukan agar daya ingat bekerja secara optimal yaitu: (1) memokuskan segenap perhatian terhadap hal-hal penting bila sedang membaca, (2) merinci beberapa unit dan sub kategori lebih kecil yang benar-benar dapat dilaksanakan sebelum mengingatnya, (3) mencatat hal-hal penting, (4) membagi proses belajar dalam beberapa tahap waktu, (5) mengaitkan bahan yang sedang dipelajari dengan berbagai ide, simbol yang dikenal dan sudah tertanam kuat di dalam memori.

a. Kelebihan dan Kelemahan dari metode SQ3R

1) Kelebihan: (1) lebih mudah menguasai kelas, (2) melibatkan siswa secara langsung dan aktif dalam pembelajaran, (3) lebih mudah mempersiapkan dan melaksanakannya, (4) memperkuatdaya ingat, dan (5) siswa cenderung lebih mudah memahami isi bacaan dalam waktu relatif cepat.

2) Kelemahan: (1) materi yang disajikan hanya berupa materi bacaan, (2) kurang efisien untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, (3) membutuhkan banyak waktu.

b. Model Pembelajaran SQ3R

Model pembelajaran SQ3R dilakukan dengan langkah-langkah beriku ini:

1) Siswa menerima bacaan dengan posisi bacaan tertutup;

2) Siswa melakukan pejajakan dengan membaca sekilas bacaan;

3) Siswa menyusun pertanyaan;

4) Siswa membaca secara teliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang tersaji;

5) Siswa menjawab pertanyaan yang telah disusun; dan

6) Siswa menceritakan isi bacaan.

2 comments:

Anonymous said...

AKU IJIN COPY MATERINYA






BIASKU DI EXO JUGA LUHAN^^

Shaoran said...

Iya silakan...
Semoga bermanfaat ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...