Saturday 8 March 2014

Paragraf

a. Pengertian

Menurut Tarigan (2008: 4), paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. Paragraf berisi “sesuatu” dan penulisan paragraf selalu dimulai dengan garis baru yang dimajukan atau indentation. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut (Akhadiah dkk, 1998: 144). Darma dan Kaka (2007: 205) mengartikan paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling behubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas daripada kalimat (Syamsuri, 2009: 61).


Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat). Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah paragraf adalah:

1) Kelengkapan Paragraf

Kelengkapan paragraf adalah paragraf yang berhasil menerangkan apa yang seharusnya diterangkan. Penulisan paragraf tersebut harus memiliki ide pokok, biasanya diungkapkan dalam kalimat utama dan kalimat-kalimat penunjang yang memberi penjelasan terhadap kalimat utama tersebut.

2) Keutuhan Gagasan

Keraf dalam bukunya (2010: 67) mengatakan bahwa yang disebut keutuhan paragraf ialah bahwa semua kalimat yang mendukung paragraf tersebut secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau sesuatu tema tertentu.

3) Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama

Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.

Menurut Tarigan (2008: 4), ada beberapa ciri atau karakteristik paragraf, antara lain sebagai berikut.

a) Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.

b) Paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat.

c) Paragraf adalah satu kesatuan yang koheren dan padat.

d) Kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis-sistematis.

b. Syarat - Syarat Paragraf

Hastuti (2002: 121) memaparkan bahwa ada tiga syarat paragraf yang baik yaitu: kesatuan paragraf, kepaduan atau koherensif, dan kelengkapan paragraf.

1) Kesatuan Paragraf

Semua kalimat yang ada dalam paragraf tersebut mendukung satu atau sebuah pikiran utama (memiliki satu pikiran utama yang menjiwai isi seluruh paragraf). Kalimat-kalimat dalam satuan paragraf harus menggambarkan pikiran yang saling berhubungan dan menunjukkan ikatan untuk mendukung satu pikiran sebagai pikiran utama (Syamsuri, 2009: 64).

2) Kepaduan atau Koherensif

Kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu (setiap kalimat dalam paragraf berhubungan) dapat dibangun dengan unsur-unsur. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Syamsuri (2009: 65-66) adalah.

a) Penggunaan Repetisi

Repetisi adalah pengulangan kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal paragraf kemudian diulang-ulang pada kalimat berikutnya.

b) Penggunaan Kata Transisi

Kata transisi adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain untuk menjadikan kepaduan paragraf.

3) Urutan Kelengkapan Paragraf

Ketuntasan pembicaraan dalam suatu paragraf. Dapat menghadirkan kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik (mempunyai beberapa pikiran yang mendukung pikiran utama).

c. Fungsi Paragraf

Tarigan (1976: 5) menguraikan tujuh fungsi paragraf yaitu:

1) sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan;

2) memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang;

3) alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis;

4) pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran;

5) sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca;

6) sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai

7) dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi)

Adapun fungsi paragraf yang diunduh dari situs (http:// www. slideshare.net/starainisa/paragraf-5372863) menguraikan fungsi paragraf sebagai berikut.

1) Penampung fragmen pikiran atau ide pokok.

2) Memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.

3) Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.

4) Pedoman pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang.

5) Penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para pembaca.

6) Penanda dimulainya pikiran baru.

7) Pengantar, transisi, dan penutup karangan.

d. Jenis Paragraf

1) Menurut Letak Pikiran Utama

Ada tiga pola berpikir dalam pengembangan paragraf menurut Tarigan (2008: 26-27) yaitu deduktif, induktif, dan campuran. Hastuti (2002: 121-122) kemudian menyebutkan ciri-ciri dari ketiganya.

a) Deduktif

Paragraf deduksi adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal paragraf. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan atau pun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas.

Cirinya:

- Letak kalimat utamanya di awal paragraf

- Dimulai dengan pernyataan umum

- Disusul dengan penjelas khusus

b) Induktif

Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir paragraf. Paragraf dimulai dengan penjelas bagian-bagian konkret atau khusus yang diruangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan itu, pengarang sampai pada simpulan umum yang dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir paragraf.

Cirinya:

- Letak kalimat utamanya di akhir paragraf

- Dimulai dengan pernyataan khusus

- Disusul dengan penjelasan umum

c) Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas.

Cirinya:

- Letak kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf

- Kalimat utama yang ada di akhir paragraf bersifat penegasan kembali dengan susunan kalimat yang agak berbeda

2) Paragraf Menurut Pengembangannya

Menurut pengembangannya, Hastuti (2002: 123-126) membagi menjadi 11 jenis yang akan dipaparkan sebagai berikut.

a) Umum-khusus

Paragraf dimulai dengan pikiran utama (pernyataan umum) kemudian diikuti pikiran-pikiran penjelas (pernyataan khusus).

b) Khusus-Umum

Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas (pernyataan khusus) dan diakhiri dengan kesimpulan.

c) Generalisasi

Paragraf yang bertolak dan satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan.

d) Definisi

Paragraf yang memberikan batasan tentang sesuatu dengan menguraikan dengan beberapa kalimat.

e) Sebab-Akibat

Paragraf yang dimulai dengan peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab dan diakhiri dengan peristiwa yang menjadi akibat.

f) Akibat-Sebab

Paragraf yang di awali peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat, selanjutnya diutarakan peristiwa-peristiwa yang menjadi penyebabnya.

g) Sebab-Akibat I- Akibat II

Paragraf yang dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan lebih dari satu akibat. Akibat yang pertama menimbulkan akibat yang kedua.

h) Analogi

Paragraf yang menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal. Paragraf analogi berciri, peristiwa khusus dibandingkan dengan peristiwa khusus lain yang memiliki kesamaan.

i) Kronologi

Kronologi dimaksudkan di sini yaitu paragraf yang disusun berdasarkan urutan waktu.

j) Perbandingan

Paragraf perbandingan adalah paragraf yang mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua objek atau lebih.

k) Contoh

Paragraf yang mengemukakan suatu pernyataan, yang diikuti rincian berupa contoh-contoh.

3) Paragraf Menurut Tujuan Penulisan

Adapun klasifikasi paragraf menurut tujuan penulisan tersebut meliputi; paragraf narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi.

a. Narasi

Narasi berasal dari kata bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Paragraf narasi menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan kejadiannya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Narasi dapat dikatakan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Dengan kata lain, narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2010: 136).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam narasi adalah :

(1) Biasanya cerita disampaikan secara kronologis.

(2) Mengandung plot atau rangkaian peristiwa.

(3) Ada tokoh yang menceritakan, baik manusia maupun bukan.

b. Eksposisi

Eksposisi biasa digolongkan paragraf untuk memaparkan sesuatu. Eksposisi berasal dari bahasa Inggris eksposition yang berarti “membuka” atau “memulai” dan memang paragraf eksposisi itu merupakan paragraf yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, penguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam paragraf eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi.

c. Deskripsi

Diskripsi adalah jenis paragraf yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif suatu keadaan sehingga pembaca memiliki pemahaman yang sama dengan informasi yang disampaikan. Kata deskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memeriksa suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk paragraf yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Ciri-ciri paragraf deskripsi, yaitu; bersifat informatif, pembaca diajak menikmati sesuatu yang ditulis, susunan peristiwa tidak dianggap penting.

d. Argumentasi

Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi gagasan lengkap dengan bukti dan alasan serta dijalin dengan proses penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya. Cara yang dilakukan agar percaya apa disampaikan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran.

e. Persuasi

Persuasi adalah jenis paragraf yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan menarik untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca terhanyut oleh siratan isinya. Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion dalam bahasa Inggris. Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata to persuade yang artinya membujuk atau meyakinkan. Jadi, paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi paparan untuk dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lewat bahasa.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...