Tuesday 6 March 2012

Strategi Pembelajaran Inovatif

A. INKUIRI

1. Pengertian

Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Pendekatan inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, kritis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri ( Gulo, 2002).

Karakteristik inkuiri adalah: (1) mengamati, bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori, baik perorangan maupun kelompok, (2) diawali dengan pengamatan, lalu memahami konsep atau fenomena, dan (3) mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis.

2. Prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya (2007), dalam menggunakan metode inkuiri ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual; adalah pengembangan kemampuan berfikir, selain berorientasi kepada hasil belajar, juga berorientasi kepada proses belajar.

b. Prinsip interaksi; proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan siswa dengan lingkungan.

c. Prinsip bertanya; peran guru sebagai penanya, sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

d. Prinsip belajar untuk berpikir; belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses pengembangan potensi seluruh otak.

e. Prinsip keterbukaan; tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kapada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

3. Landasan Teori

Menurut Sagala (2006), ada beberapa teori yang mendasari adanya metode inkuiri, yaitu:

a. Hilgard dan Marquis, belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.

b. James L. Mursell, belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri.

c. Robert M. Gagne, salah satu tipe belajar adalah memecahkan masalah yang merupakan tipe belajar paling kompleks yang dapat mengembangkan kemampuan bernalar seorang anak.

d. Carl R. Rogers, salah satu langkah dan sasaran pembelajaran adalah guru menggunakan metode inkuiri atau belajar mengemukakan (discovery learning).

e. Plato dan Aristoteles, sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri.

4. Prinsip Penggunaan SPI

Menurut Gulo (2002), peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah: motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manejer, dan rewarder.

5. Keuntungan dan Kelemahan

Menurut Roestiyah (2001), metode inkuiri ini memiliki keunggulan, antara lain:

a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer (pengalihan) pada situasi proses belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif atau kemauan sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif (khayal) dan merumuskan hipotesis atau dugaannya sendiri.

e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik (pribadi).

Menurut Suryosubroto (2001), metode inkuiri memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

a. Ada kemungkinan hanya beberapa siswa yang pandai saja terlihat secara aktif dalam pengembangan prinsip umum kegiatan pembelajaran dan sebagian besar siswa diam atau pasif sambil menunggu adanya siswa yang menyatakan pendapat aturan umum itu.

b. Metode ini kurang berhasil atau kurang efektif untuk mengajar kelas besar karena memerlukan waktu yang banyak.

c. Kesukaran untuk mengerti tanpa suatu dasar pengetahuan faktual (nyata).

d. Tidak mungkin siswa diberi kesempatan sepenuhnya untuk membuktikan secara bebas semua yang dipermasalahkannya, terutama karena faktor fasilitas.

e. Metode ini akan menjurus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari jika pelaksanaannya kurang terpimpin dan terarah.

6. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri

Metode inkuiri dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inkuiri secara jelas.

b. Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta.

c. Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada langkah kedua.

d. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul.

e. Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai proposisi tentang fakta jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.

B. PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

1. Pengertian Pemecahan Masalah

Menurut Nurhadi dan Senduk (2003:19) pengajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Bentuk lain dari problem solving adalah:

a. Problem posing: pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simpel sehingga dipahami.

b. Problem terbuka: pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency).

c. Probing-Prompting: pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan, sikap siswa, dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

d. CPS (Creative Problem Solving): pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dan mengorganisasika gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu masalah.

e. DLPS (Double Loop Problem Solving): pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi berkenaan denga jawaban untuk pertanyaan mengapa.

2. Karakteristik Pemecahan Masalah

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

c. Penyelidikan autentik

d. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya

3. Tujuan dan Manfaat Pemecahan Masalah

Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kapada siswa. Pengajaran berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar otonom dan mandiri.

4. Keuntungan dan Kelemahan Pemecahan Masalah

Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pemecahan masalah memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:

a. Membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara kreatif. Oleh karena itu merupakan teknik yang cocok untuk lebih memahami isi pelajaran dalam dunia nyata.

b. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

d. Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

f. Melalui pemecahan masalah pada dasarnya merupakan cara berpikir kritis dan kreatif.

Disamping keunggulan, strategi pemecahan masalah juga memiliki kelemahan, diantaranya:

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

5. Langkah-langkah Pemecahan Masalah

a. Orientasi masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah yang dipilihnya.

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru mengorganisasikan siswa tugas belajar yang berhubungan dengan masalah dalam hal-hal: mengidentifikasi masalah; merumuskan dan mendefinisikan masalah; menganalisis masalah; mendiagonosa masalah; dan merumuskan hipotesis.

c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti : laporan, video, dan model serta membantu mereka membagi tugas dengan temannya.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah

- Merumuskan rekomendasi

C. STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

1. Pengertian

Strategi pembelajaran kooperatif (SPK) adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

2. Karakteristik

Karakteristik strategi pembelajaran kooperatif:

a. Pembelajaran secara tim

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

c. Kemauan untuk bekerja sama

d. Keterampilan bekerja sama

3. Landasan Teori

a. John Dewey, Herbert Thelan, dan kelas demokratis

Pedagogi Dewey mengharuskan guru menciptakan di dalam lingkungan belajarnya satu sistem sosial yang dicirikan dengan prosedur demokratis dan proses ilmiah. Tanggung jawab utama mereka ialah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan untuk memikirkan masalah sosial yang muncul.

b. Gordon Alport dan Relasi Antar Kelompok

Ahli sosiologi Gordon Alport mengingatkan bahwa hukum saja tidak mengurangi kecurigaan antar kelompok dan mendatangkan penerimaan dan pemahaman yang lebih baik. Sholomon Sharan dkk. mengikhtisarkan tiga kondisi dasar yang dirumuskan oleh Gordon Allport untuk mencegah terjadinya kecurigaan antar ras dan etnis, yaitu: (a) kontak langsung dengan etnik, (b) sama-sama berperan serta di dalam kondisi status yang sama antara anggota dari berbagai kelompok dalam suatu setting tertentu, (c) dimana setting itu secara resmi mendapat persetujuan kerjasama antar etnis.

c. Belajar Berdasarkan Pengalaman

Pengalaman memberikan banyak sumbangan terhadap apa yang dipelajari seseorang. Belajar berdasarkan pengalaman didasarkan asumsi bahwa pengetahuan harus ditemukan oleh siswa sendiri sehingga pengetahuan itu dapat bermakna.

d. Pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan akademik

Pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa dalam setting kelas kooperatif, siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman yang lain sesama siswa daripada belajar dari guru.

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)

d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication)

5. Manfaat dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Manfaat pembelajaran kooperatif:

a. Memberikan alternatif kesempatan untuk berinteraksi antar sesama siswa.

b. Menunjukkan area pembelajaran dan mengembangkan bahasa dengan kerangka kerja yang mengorganisasikan siswa.

c. Memberikan variasi cara-cara mengorganisasikan siswa dalam pembelajaran guna meningkatkan kesempatan pada siswa secara individual dalam penguasaan materi pembelajaran.

Tujuan pembelajaran akademik:

a. Hasil belajar akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu.

c. Pengembangan keterampilan sosial.

6. Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif:

a. Dapat meningkatkan prestasi akademik siswa sekaligus meningkatkan kemampuan dan keterampilan berinteraksi sosial.

b. Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan siswa berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

c. Dapat mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

d. Dapat membantu anak respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

Kelemahan strategi pembelajaran kooperatif:

a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Siswa akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.

b. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

c. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.

7. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

a. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa

b. Menyampaikan informasi

c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

d. Membimbing kelompok-kelompok belajar

e. Evaluasi

f. Memberikan penghargaan


D. TOTAL PHYSICAL RESPONSE

1. Pengertian

Metode TPR (Total Physical Response Method) yang dikembangkan oleh James Asher dipandang sebagai metode yang sesuai untuk mengajarkan bahasa Inggris pada anak usia dini dimana pembelajaran lebih mengutamakan kegiatan langsung berhubungan dengan kegiatan fisik (physical) dan gerakan (movement).

2. Ciri

Metode TPR merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah, ucapan, dan gerak dan berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik.

3. Landasan Teori

Dalam metode TPR ini, Asher mengatakan bahwa semakin sering atau semakin intensif memori seseorang diberikan simulasi, maka semakin kuat asosiasi memori berhubungan dan semakin mudah untuk mengingat.

4. Manfaat

Manfaat metode TPR adalah:

a. Meningkatkan pembendaharaan kosakata siswa.

b. Meningkatkan pemahaman mereka melalui penglihatan dan gerakan.

c. Meningkatkan komunikasi siswa.

5. Kelebihan Metode TPR

a. Metode ini menfasilitasi siswa yang memiliki tipe belajar baik secara visual, auditory, maupun taktil.

b. Metode TPR membantu mengajarkan siswa untuk mengikuti perintah dan mendengarkan dengan seksama.

c. Metode ini dapat dengan mudah disesuaikan dengan berbagai cara untuk pembelajaran anak.

6. Langkah-Langkah TPR

a. Siswa mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespon secara fisik perintah yang diberikan guru.

b. Siswa menebak arti kata benda, kata kerja, atau kata sifat dengan memerhatikan demonstrasi guru.

c. Siswa menemukan makna kosa kata melalui gerak dengan cara melaksanakan perintah guru dengan bantuan gambar.

d. Guru menanyakan kesan siswa untuk memberikan feed-back.

e. Siswa mendengar contoh dialog tentang suatu tema.

f. Siswa menjawab pertanyaan guru.

g. Siswa merespon pertanyaan guru.

h. Siswa menirukan ungkapan yang didengarnya.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...