Sunday 19 January 2014

Menyimak

1. Pengertian Menyimak

Menurut Hermawan (2012:29) dalam dunia komunikasi, menyimak diakui sebagai suatu keahlian komunikasi verbal yang sulit dan unik dibandingkan dengan komunikasi verbal lainnya seperti berbicara, menulis dan membaca, sebab itu sedikit sekali orang yang dapat melakukannya dengan baik. Kendati demikian menyimak harus dipelajari dan dilatih karena ia merupakan salah satu bagian penting dalam proses komunikasi, khususnya dalam pengembangan berkomunikasi.

Menyimak merupakan satu dari sekian banyak keterampilan yang dapat kita miliki, bahkan dari semua keterampilan komunikasi, menyimak dapat dikatakan sebagai suatu pembeda paling besar. Seberapa baik kita menyimak memiliki sebuah dampak yang besar terhadap efektifitas pekerjaan kita, dan terhadap kualitas hubungan kita dengan orang lain. Pembicara yang efektif dan cemerlang sekalipun pada akhirnya akan “hancur” jika ia gagal untuk menyimak dengan baik dan benar. Walaupun demikian tidak sedikit orang yang hanya mendengarkan tetapi telah merasa menyimak. Sering terjadi dalam sebuah percakapan, orang-orang tidak saling menyimak, tetapi hanya bergiliran berbicara dan cenderung lebih tertarik mengutarakan pandangan dan pengalamannya sendiri daripada menyimak dan memahami orang lain secara sungguh-sungguh (Hermawan, 2012:29).

Selanjutnya melalui aktivitas menyimak dalam Hermawan (2012:30) dikemukakan bahwa kita dapat memahami orang lain secara lebih baik. Menyimak tidak datang secara alami, sehingga kita perlu bekerja keras untuk dapat menyimak secara efektif. Kita dituntut untuk mendengarkan dan memperhatikan pesan-pesan verbal serta nonverbal pembicara. Kita juga dituntut untuk memahami isi, maksud dan berbagai aspek lain yang sifatnya kompleks seperti suasana hati, kebiasaan, nilai, kepercayaan, motif, sikap, dorongan, kebutuhan dan pendapat pembicara. Dari sini dapat kita simak bahwa menyimak tidak semudah yang dibayangkan. Ia tidak sekedar merupakan aktivitas mendengarkan tetapi merupakan sebuah proses memperoleh berbagai fakta, bukti, atau informasi tertentu yang didasarkan pada penilaian, dan penetapan sebuah reaksi individual. Bahkan menyimak dapat juga diklasifikasikan sebagai sebuah seni bergaul atau keterampilan berinteraksi sosial dan keterampilan dalam menyandi pesan. Menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan.

Walaupun menyimak itu penting, namun ia sering disalah artikan sehingga dapat memengaruhi proses komunikasi. Ada tiga gambaran umum yang keliru mengenai menyimak. Umumnya orang menganggap menyimak sama dengan mendengar. Orang-orang juga menganggap menyimak bersifat alamiah dan semua penyimak menerima pesan yang sama, padahal dalam kenyataannya tidak demikian. Mendengar merupakan proses ketika gelombang-gelombang suara mengenai genderang telinga dan menyebabkan sejumlah getaran yang ditrasformasikan ke otak. Menyimak terjadi ketika otak mengonstruksi gelombang-gelombang elektrokimia berupa suara ke dalam sebuah lambang dan memberinya makna. Dalam keadaan sakit sekalipun aktivitas mendengar tidak dapat dihentikan. Telinga kita tetap akan menangkap gelombang-gelombang suara dan mengirimnya ke otak, dikehendaki atau tidak. Mendengar bersifat pasif dan spontan, sedangkan menyimak bersifat aktif. Menyimak menyangkut proses dan interpretasi terhadap informasi yang datang. Jadi dalam menyimak diperlukan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh, kesengajaan, pemahaman dan kehati-hatian (Hermawan, 2012:30).

a. Tahapan Dalam Menyimak

Orang sering berfikir bahwa menyimak semata-mata merupakan kegiatan mendengarkan suara-suara, tetapi sesungguhnya lebih dari itu. Dalam komunikasi, menyimak terdiri dari berbagai elemen seperti penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Hermawan, 2012:36).

1) Penerimaan

Adler ( Hermawan, 2012:36 ) menyatakan bahwa menyimak dimulai dengan penerimaan pesan-pesan yang dkirim pembicara baik yang bersifat verbal maupun non verbal, apa yang dikatakan dan apa yang tidak diucapkan. Tahapan ini dibentuk oleh dua elemen pokok yakni pendengaran dan perhatian. Aktivitas mendengar atau hearing merupakan aspek fisiologis dari menyimak. Aktivitas ini merupakan proses yang tidak selektif terhadap gelombang-gelombang suara yang mengenai telinga. Sejauh ini gelombang-gelombang suara yang dapat direspon oleh telinga berkisar antara 125 hingga 8000 putaran per detik (frekuensi) dari antara 55 hingga 85 desibel. Mendengar juga dipengaruhi oleh alat pendengaran (auditory), yaitu suatu kehilangan pendengaran sessaat yang disebabkan terpaan terus menerus oleh bunyi atau suara nyaring ( keras ). Selain itu, pemaknaan terhadap simbol-simbol yang diinderanya ini akan disesuaikan dengan minat, keinginan, hasrat, dan kebutuhannya. Jadi perhatian dkaitkan dengan proses penyaringan (filtering) terhadap pesan-pesan yang masuk. Karena itu makna pesan yang diterima oleh seseorang dapat berbeda dengan yang lainnya walaupun masing-masing orang aakan memperoleh pesan yang sama.

2) Pemahaman

Tahap berikutnya yaitu pemahaman yang disusun dari dua elemen pokok, pembelajaran dan pemberian makna. Di sini kita berupaya mengetahui siapa yang dimaksudkan oleh pembicara dengan cara mempelajari pemikiran-pemikiran dan emosi-emosinya. Kita mencoba menghubungkan informasi yang diberikan oleh pembicara dengan apa yang telah kita ketahui. Pemahamn sering bergantung pula pada kemampuan untuk mengorganisasikan informasi yang kita dengar ke dalam bentuk yang dapat diterima. Keberhasilan pemahaman berhubungan dengan faktor-faktor kemampuan, kecerdasan dan motivasi. Pesan-pesan yang dipahami ini dapat berupa pesan yang terorganisir atau tidak terorganisir. Orang-orang yang berhasil memahami pesan-pesan percakapanyang terorganisasi, yang umumnya lebih mengikat dibandingkan dengan pesan-pesan yang tidak terorganisasi, lebih sensitive terhadap orang lain dan lebih bersedia untuk mencoba memahami mereka. Keberhasilan dalam memahami pesan percakapan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengerti dan untuk lebih mahir dalam berpikir (Hermawan, 2012:37).

3) Pengingatan

Selama proses menyimak kita perlu mengingat berbagai pesan. Kemampuan untuk mengingat informasi ini berkaitan dengan seberapa banyak informasi yang ada dalam benak dan apakah informasi bias diulang atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manusia hanya dapat mengingat setengah dari apa yang mereka dengar segera setelah mendengarnya. Mereka lupa setengahnya walaupun telah berusaha untuk menyimak. Situasi ini mungkin tidak begitu buruk jika setengah yang diingatnya tadi dipahami dengan benar. Biasanya dalam dua bulan, setengah dari setengah yang diingatnya itu dilupakan, sehingga apa yang kita ingat berkurang 25% dari pesan yang semula. Namuun demikian seringkali kehilangan ini tidak sampai dua bulan. Tidak sedikit orang yang mulai melupakan dengan segera apa yang diingatnya. Umumnya dalam delapan jam, 50% kemampuan mengingat berkurang menjadi 35%. Jadi sebenarnya sejumlah informasi yang kita proses dan kita ingat setiap hari merupakan sebuah fraksi kecil dari apa yang kita dengar (Hermawan, 2012:39).

4) Pengevaluasian

Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan kritik terhadap pesan. Kadang-kadang kita dapat mencoba mengevaluasi setiap motif dan niat pokok pembicara. Seringkali proses evaluasi ini berjalan tanpa banyak disadari. Sebagai contoh, dalam menyimak proposal yang diusulkan dalam pertemuan bisnis, kita dapat menanyakan, apakah proposal tersebut brsifat praktis? Akankah ia meningkatkan produktivitas? Apa buktinya? Apakah ada bukti-bukti yang bertentangan? Dalam mengevaluasi pembicaraan seseorang cobalah untuk menahan penilaan sampai kita benar-benar mengerti sudut pandang pembicara (Hermawan, 2012:41).

5) Penanggapan

Penanggapan terjadi dalam fase (1) tanggapan yang kita buat sementara pembicara berbicara, dan (2) tanggapan yang kita buat setellah pembicara berhenti berbicara. Tanggapan-tanggapan ini merupakan umpan balik yang menginformasikan bahwa kita mengirim balik kepada pembicara bagaimana kita merasakan dan apa yang kita pikirkan tentang pesan-pesan pembicara. Tanggapan-tanggapan yang dibuat oleh kita, sementara pembicara sedang berbicara harus bersifat dukungan dan harus menunjukkan bahwa kita sedang menyimak terhadap pembicara (Hermawan, 2012:42).

b. Jenis-Jenis Menyimak

Hermawan (2012:43) berpendapat bahwa walaupun para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mengelompokkan aktivitas menyimak, namunjika diamati lebih jauh sebenarnya bentuk-bentuk menyimak yang mereka kemukakan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu menyimak secara pasif, kritis, dan aktif. Ketiga jenis menyimak ini membentuk hierarki artinya, jika kita melakukan penyimakan secara kritis maka dengan sendirinya kita juga melakukan pwnyimakan secara pasif. Begitu juga ketika kita menyimak secara aktif maka di dalamnya sudah termasuk menyimak secara pasif dan kritis.

1) Menyimak pasif

Menyimak secara pasif merupakan sebuah alat penerima informasi yang memiliki kekuatan tertentu. Dalam menyimak pasif, penyimak tidak melakukan evaluasi terhadap pesan-pesan pembicara, tetapi hanya mengikuti pembicara, bagaimana ia mengembangkan pikiran atau gagasannya. Melalui aktivitas menyiak secara pasif sebenarnya kita sedang membangun sebuah lingkungan komunikasi yang sifatnya menerima dan mendukung.

2) Menyimak secara kritis

Apabila menyimak secara pasif membantu kita untuk memahami pesan secara lebih baik, maka menyimak secara kritis membantu kita untuk membuat sebuah analisis dan penilaian pesan secara lebih baik. Menyimak secara kritis bertujuan untuk memahami, mengingat dan menafsirkan setiap yang didengar. Menyimak jenis ini menekankan kepada kemampuan berpikir kritis. Para penyimak kritis umumnya berupaya untuk mencari kesalahan, kekeliruan atau kekurangan dari sesuatu yang dibicarakan oleh pembicara. Tentunya pengungkapan kesalahan ini dilandasi oleh alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Jadi pada dasarnya menyimak kritis merupakan proses seleksi terhadap apa yang kita dengar.

3) Menyimak secara aktif

Menyimak secara aktif tidak hanya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kita sedang menyimak, dan peduli tehadap apa yang dikemukakan pembicara, tetapi juga untuk memahami dan mengingat apa yang didengar, untuk memberikan kesan yang positif dan menjaga hubungan baik dengan pembicara. Selain itu melalui aktivitas menyimak secara aktif kita dapat memeriksa seberapa besar besar keakuratan pemahaman kita terhadap pesan-pesan yang disampaikan pembicara. Perasaan-perasaan pembicara dan membantunya untuk menyelidiki atau menjelajahi perasaan serta pemikiran pembicara. Penyimak yang aktif juga akan memberikan tanggapan terhadap pembicara dan apa yang dikatakannya. Tanggapan dapat berupa sebuah senyuman, mengerutkkan dahi, anggukan kepala, pujian, dan sebagainya. Apapun bentuk tanggapannya tidak penting, yang penting penampilan yang baik ketika mmemberikan tanggapan menyingkapkan bahwa penyimak terlibat secara aktif.

c. Fungsi Menyimak

Aktivitas menyimak di samping dapat digunakan untuk memahami orang lain, juga dapat digunakan sebagai salah satu cara berempati dan menngkritisi orang lain. Selain itu aktivitas menyimak juga dapat berfungsi untuk menjalin suatu hubungan, memengaruhi orang lain, bermain-main (hiburan) dan untuk menolong (Hermawan, 2012:54).


Sumber:

Hermawan, Heri. 2012. Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...