Tuesday 3 February 2015

[Fanfiction Hunhan] Sehun's Angel Part 7



Karena Minseok bukanlah Sehun.

Sehun's Angel


Sehun tidak peduli pada Sulli yang menangis sejak tadi selama perjalanan pulang. Seharusnya Sehun tidak menaiki bus yang sama dengan Sulli. Ia menyesal. Apalagi penumpang lain terus memandangnya seakan-akan berbicara ‘apa yang telah ia lakukan pada gadis malang itu?’.

Seandainya mereka tahu kalau Sehun sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan tangisan Sulli.

“Berhenti menangis, bodoh. Kau tidak malu dilihat orang?” suara Sehun berbisik di samping Sulli.

Seharusnya Sulli segera menjitak kepala Sehun karena telah memanggilnya ‘bodoh’.

Helloooo, Sehun berada di peringkat lebih rendah darinya. Bukankah itu tandanya Sehun lebih bodoh darinya?

Tetapi Sulli terlalu sibuk menangisi kenyataan pahit yang dilihatnya di sekolah tadi.

Minseok menyukai Luhan.

Sungguh, kenyataan paling pahit saat mengetahui orang yang ia cintai ternyata menyukai orang lain.

Sulli jadi memahami mengapa Sehun sangat membencinya.

“Apa memang rasanya sesakit ini?”

“Eoh?”

“Rasanya dikhianati. Apa memang sesakit ini?”

Sehun tidak menanggapi pertanyaan Sulli. Matanya menatap lurus ke depan. Rumahnya sudah dekat.

“Maafkan aku, Oh Sehun.”

Sehun menoleh lagi. Benarkah itu Sulli yang berbicara?

Benar. Sulli menunduk sambil menenangkan dirinya sendiri. Tetapi sekeras apapun ia berusaha, air matanya tak juga berhenti mengalir.

Sehun hanya bisa menepuk pundak Sulli pelan.

Rumah Sehun sudah lewat. Tetapi ia tidak turun. Ia tetap bertahan di bus itu meski harus menunggu dua jam lagi sampai bus itu berputar kembali ke jalanan rumahnya.

Sulli tidak memiliki siapapun saat ini, hanya Sehun.

Sehun berpikir paling tidak harus ada seseorang yang menemani gadis itu. Agar pemikiran untuk mengakhiri hidup tidak terlintas di benak Sulli. Seperti yang Sehun alami dulu.

...

...

...

Sulli tidak masuk sekolah hari ini karena ia tahu Minseok pasti akan memutuskan hubungan dengannya.

Sehun tahu Sulli tidak akan masuk ke sekolah karena kemarin gadis itu sudah memberitahukan niatnya itu pada Sehun.

Sedangkan Sehun tetap berpura-pura tidak peduli pada hubungan Luhan dan Minseok.

Bukankah kemarin Luhan pun tidak berkata apa-apa?

Setelah dicium Minseok, Luhan pulang, meninggalkan Minseok bersama pemikirannya sendiri.

Jadi tidak ada yang perlu diributkan.

Lagipula itu hanya ciuman. Ya, hanya sebuah ciuman.

Sial.

Sehun tidak dapat memalingkan pandangannya dari Luhan yang sedang membacakan sejarah kerajaan Hanguk di depan kelas.

Bibir Luhan yang sedang bercuap-cuap itu terlihat begitu menarik.

Bagaimana rasa bibir itu? Mungkin semanis permen kapas.

Lembut... dan...

Ugh! Minseok brengsek!

Dia sudah merebut ciuman Luhan.

...

...

...

Luhan sedang mencuci tangannya di wastafel kamar mandi saat Sehun masuk.

Sehun mengusir semua siswa yang berada dalam kamar mandi itu dibantu oleh Chanyeol dan Tao.

Kini tinggal Luhan dan Sehun berdua di kamar mandi itu sedangkan Chanyeol dan Tao berjaga di depan.

Luhan heran melihat sikap Sehun.

“Apa yang kau lakukan?” tanyanya pada Sehun.

Sehun berjalan mendekati Luhan sambil menatap pria cantik itu tajam.

“Harusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan dengan Minseok kemarin?”

“Eoh? Apa maksudmu?”

Sehun mendekatkan tubuhnya, hingga jarak diantara mereka tinggal satu centimeter saja.

“Kenapa kau diam saja saat Minseok menciummu?”

Luhan terkejut, kedua matanya balik menatap Sehun.

Oh, tidak. Kenapa Sehun berada sedekat ini?

Hal itu membuat dadanya berdenyut nyeri.

Luhan segera mendorong tubuh Sehun menjauh. Tetapi Sehun justru memegang erat kedua pergelangan tangannya ke tembok.

“Ya. Oh Sehun. Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!” nada bicara Luhan meninggi seketika.

Sehun tidak memperdulikannya, ia segera mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Luhan.

Mata Luhan membulat terkejut.

Luhan berusaha melepaskan diri. Namun, Sehun malah semakin memperdalam ciumannya, menghisap dan melumat bibir Luhan.

Ternyata rasanya memang seperti permen kapas, manis dan lembut.

Membuat Sehun melayang di udara.

Bugh!

“Awww!!!”

Luhan baru saja menendang daerah intim Sehun, membuat si empunya meringis kesakitan.

“Ya! Kenapa kau tidak bereaksi seperti ini saat Minseok menciummu?” tanya Sehun sambil menahan rasa sakit di tubuh bagian bawahnya.

“Itu karena Minseok bukan kau.”

“Apa?!”

Luhan meninggalkan Sehun yang masih berkutat dengan rasa sakitnya.

...

...

...

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...