Tuesday 20 November 2012

Missing You


Aku berbalik dan melihat dia terdiam, memandangku, dengan ekspresi yang tak dapat kugambarkan. 
"Hei, bukankah kau yang memanggilku? Kenapa kau diam? Setidaknya berbicaralah beberapa kata padaku!" ucapku. Dia masih memandangku, entah untuk berapa lama, dia mulai membuka mulut, hendak mengucapkan sesuatu, tapi air matanya jatuh mendahului kata-katanya. "Ada apa denganmu?" tanyaku bingung, antara kaget dan tak tahu harus berbuat apa. Apalagi beberapa pasang mata sedang mengamati kami yang terlihat seperti sedang melakonkan sebuah drama. Kulihat dia, air matanya masih menetes, bahkan semakin deras. "Hei..." Aku tak dapat menghentikan tangisannya. Tapi aku juga tak dapat meninggalkannya begitu saja. Karena kalau aku pergi sekarang, orang-orang akan berpikir aku telah melakukan sesuatu yang buruk pada gadis itu. Padahal aku sama sekali tidak mengenalnya. 
"Maaf" ucapku pelan. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku mengucapkannya. Namun, saat ini hanya kata itu yang dapat keluar dari bibirku saat melihatnya menangis seperti itu. Aku tahu dia sedang sangat terluka. Dan aku sama sekali tidak dapat melihat seorang gadis yang menangis seperti itu dalam hidupku. Itu mengingatkanku pada seseorang.
Dia mencoba menenangkan diri dan menghapus air mata yang membasahi pipinya. Dia melihatku, menatapku dalam, lalu tersenyum tipis. "Senang bisa melihatmu lagi, Andre." ucapnya pelan. Lalu beranjak pergi. Aku masih berdiri terpaku. Andre. Sepertinya aku mengenal suara itu. Tapi sekeras apapun aku berusaha, aku tak dapat mengenali gadis itu. Siapa dia sebenarnya? Aku tak tahu.


Aku sungguh bahagia bisa melihatmu lagi, Andre...
Meski kutahu saat ini kau tidak mengenaliku lagi.
Ya, karena aku tahu aku bukan apa-apa bagimu.
Aku hanya seseorang yang dibayar untuk merawatmu saat kau koma.
Aku tidak berhak menuntutmu untuk mengenalku.
Tapi aku bahagia, Andre.
Aku bahagia bisa melihatmu lagi...

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...