Friday 26 June 2015

[Hunhan Fanfiction] Pretty Boy (Chapter 10 end)

Hunhan Fanfiction, Sehun & Luhan as main cast
BL, yaoi, rated T
I just own the story
Don't like, don't read
Happy reading~ ~
 


-Chapter 10-

Sehun bangun di pagi itu saat matahari mulai menampakkan dirinya. Tangannya meraba sebelah kanan tempat tidur dan tak menemukan sang kekasih di sana. Sehun bangun, sambil mengucek kedua matanya, ia beranjak keluar kamar dan menemukan berbagai macam menu sarapan di atas meja. Sehun memilih menuju kulkas untuk mengambil air sebelum menghampiri kekasihnya yang mungkin sedang menyiram tanaman seperti biasa.

Setelah itu, Sehun berjalan ke ruang depan. Namun, ia tidak menemukan Luhan di sana.

“Luhan...!” Sehun mulai memanggil nama Luhan dengan suara serak khas bangun tidur sambil mengecek setiap ruangan di rumah kecil itu. Kamar mandi, ruang tv, dan halaman depan sudah Sehun datangi namun tak jua menemukan kekasihnya. Ia pun beranjak kembali ke kamar untuk mengambil handphone-nya, menekan panggilan cepat nomor satu dan disambut suara operator yang menyebalkan.

“Kau dimana, Lu?” Perasaan Sehun mulai khawatir, Luhan bukan orang yang menghilang tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Bahkan untuk ke minimarket sekalipun, Luhan akan memberitahu Sehun atau sekalian mengajaknya pergi bersama. Luhan tidak akan membiarkan dirinya khawatir.

Dalam kekalutannya, Sehun menemukan bahwa bingkai foto yang terpajang di atas meja nakas telah menghilang. Otaknya tak dapat mengungkiri adanya pikiran-pikiran negatif bahwa Luhan telah pergi. Namun, saat Sehun membuka lemari pakaiannya dan tak menemukan satupun baju Luhan di sana, apa yang ia takutkan benar terjadi. Luhan pergi.

“Luhaaaaaaaaaaaaaan!”

Sehun berlari keluar rumah, menyelusuri jalanan-jalanan dekat kawasan rumah mereka sambil meneriakkan nama Luhan. Sehun tidak peduli pada pandangan orang lain yang melihatnya heran. Sehun tidak peduli dengan penampilannya yang masih berantakan. Sehun tidak peduli dengan kaki telanjangnya yang langsung menyentuh aspal. Karena hanya ada Luhan di dalam pikirannya. Ia harus menemukan Luhan.

“LUHAN!!!” Sehun berteriak frustasi setelah tidak menemukan Luhan di tempat manapun yang ia datangi. Kakinya melemah, dan berakhir bertekuk lutut di aspal. Sehun menjambak rambutnya sendiri, menyesali mengapa ia begitu ceroboh membiarkan Luhan pergi. Tangannya meremas piyama yang menutupi dadanya kuat, ada perasaan sakit yang teramat sangat di dalamnya sehingga membuatnya sesak dan kesulitan bernafas.

“Luhan...” Sehun menitikkan air mata membasahi wajahnya. Kepalanya menunduk menatap aspal dengan raut wajah kecewa yang teramat dalam.

“Kenapa, Lu? Kenapa kau mengingkari janjimu?”

Tubuh Sehun ambruk di pinggir jalan. Orang-orang mulai mengerumuninya dan memanggil ambulance untuk pemuda malang itu.

***

Aku akan terus berada di sampingmu, Hunnah. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.

Sehun membuka matanya. Ruangan serba putih dengan bau obat yang khas membuatnya sadar dimana tempat ia berada saat ini. Matanya mengerjap beberapa kali, berharap semua ini hanya mimpi dan ia dapat menemukan Luhan tersenyum menatapnya. Tapi tidak. Sehun hanya melihat sosok wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya yang menatapnya penuh kekhawatiran.

“Syukurlah kau sudah sadar, nak.” ujar Victoria lembut.

Sehun bangkit dari tidurnya, mengabaikan pertolongan ibunya yang berniat membantunya. “Aku harus menemukan Luhan. Aku harus menemukan Luhan. Aku harus menemukan Luhan.” Sehun terus berguman dengan suara lemah namun masih dapat tertangkap oleh indra pendengaran Victoria. Sehun meraih infus di tangannya dan melepaskannya dengan paksa membuat Victoria membentaknya, “Jangan, Sehun!”

Sehun tidak peduli omongan ibunya. Ia berjalan keluar dari kamar, membuat Victoria harus segera memanggil pengawal pribadinya untuk menahan Sehun di dalam kamar lalu memerintahkan perawat rumah sakit untuk memanggil dokter.

“Lepaskan! Lepaskan aku!!! Aku harus mencari luhan! Aku harus menemukan luhan. Aku harus menemukan luhan!!! Lepas brengsek!!!”

Sehun memberontak saat empat orang bogyguard kekar menahannya untuk tetap berbaring di tempat tidur. Seorang dokter tua pun masuk ke dalam kamar dan segera menyuntikkan obat penenang di pergelangan tangan Sehun membuat gerakan berontak Sehun perlahan-lahan melemah dan akhirnya tak berdaya. Sehun memejamkan matanya.

“Terima kasih, dok.” kata Victoria ketika sang dokter pamit keluar.

Victoria menatap anaknya, prihatin. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi mengingat seberapa besar cinta Sehun pada kekasihnya itu.

“Apa kau sudah puas menyiksa anakmu sendiri?” tanya Victoria sarkastik pada seorang pria yang baru saja memasuki ruangan.

“Itu tidak akan lama. Nanti dia akan kembali seperti semula.” Ucap Kyuhyun yakin. Victoria hanya terdiam menatap anaknya. “Aku harap kau benar.”

Sementara di luar ruangan, ada empat orang namja yang ikut menatap Sehun khawatir dari balik pintu jendela.

***

Sehun hanya menatap kosong keluar jendela. Memandangi butiran-butiran salju yang mulai turun dan menutupi dahan-dahan pohon bagian atas. Namun pikirannya sama sekali tidak tertuju pada salju atau perayaan natal yang sebentar lagi tiba. Hanya ada Luhan yang berputar dalam memorinya. Luhan yang tersenyum, Luhan yang tertawa, Luhan yang menangis, semua ekspresi wajah Luhan yang sangat disukainya itu kini hanya tinggal kenangan.

Sehun tidak memperdulikan siapapun yang mengunjunginya. Bahkan tidak Baekhyun, Kyungsoo, Jongin, atau Chanyeol. Meski keempat orang itu mengunjunginya hampir tiap hari sambil mencoba menghiburnya, Sehun tidak peduli. Entah selucu apapun lelucon yang mereka lontarkan, Sehun sama sekali tidak bisa menarik kedua ujung bibirnya membentuk lengkungan ke atas. Sehun sudah kehilangan senyumannya, kehilangan kebahagiaannya.

Sehun menolak untuk makan. Ia membiarkan dirinya bergantung pada cairan infus yang nyaris menghabiskan tiga botol tiap hari. Sehun tak akan bisa keluar dari kamarnya karena delapan bodyguard sudah berjaga di depan pintu kamarnya. Sehun berada di rumahnya yang mewah, namun terasa seperti penjara.

Kyuhyun menemui Sehun di kamarnya, menatap anak semata wayangnya itu prihatin. “Sampai kapan kau akan seperti ini, Sehun?” tanya Kyuhyun entah untuk yang keberapa kalinya dalam tiga bulan terakhir.

“Sampai Luhan kembali padaku.” Sehun melontarkan kalimat pertamanya sejak tiga bulan lamanya menolak berbicara pada siapapun. Kyuhyun terkejut, bersyukur akhirnya Sehun berbicara padanya meski bukan itu kalimat yang ia ingin dengar dari mulut anaknya itu.

“Luhan sudah tidak ada, Sehun. Dia sudah pergi meninggalkanmu. Jangan pernah mengharapkannya kembali karena itu tidak akan pernah terjadi. Lebih baik kau fokus memulihkan dirimu. Masih banyak perempuan cantik di luar sana yang bisa menggantikannya.”

“Tapi aku hanya mencintainya.”

“Berhenti mengucapkan kalimat konyol itu!”

“Aku hanya mencintainya. Dia hidupku, ayah. Tanpanya aku merasa kosong dan hampa. Tidak bisakah kau mengerti?”

“Sehun!”

“Hanya dia yang bisa membuatku bahagia. Aku lebih baik mati jika harus hidup tanpa dia.”

“Sehun!!!”

Amarah Kyuhyun meledak mendengar ucapan anaknya. “Jangan asal bicara, Sehun.”

“Aku serius, Yah. Bagaimana aku bisa hidup tanpa kekasihku? Aku sakit, yah. Ini sangat menyakitkan. Aku tidak tahan lagi...”

“Percuma bicara denganmu!” Kyuhyun memilih meninggalkan kamar Sehun sebelum amarahnya kembali tersulut. Sementara Victoria yang berdiri di depan pintu menangis melihat anaknya itu menitikkan air matanya dengan lingkaran hitam di bawah matanya.

“Sehun-ah...” panggil Victoria lembut lalu duduk di pinggir tempat tidur anaknya yang sama sekali tidak menatapnya. Victoria menggenggam tangan Sehun erat, “Sehun, anakku.”

Sehun pun menoleh menatap ibunya itu. Victoria tersenyum miris menatap Sehun, “Buktikan kepada ayahmu, bahwa kau adalah orang yang bisa diandalkan, Sehun. Belajar yang baik dan buktikan bahwa kau pantas menggantikan posisinya. Saat posisi itu sudah menjadi milikmu, kau mempunyai kuasa untuk segala hal, termasuk menemukan Luhan. Kau ingin menemukan Luhan, bukan?”

Sehun terdiam sejenak, kemudian mengangguk pelan.

Victoria tersenyum, “Kalau begitu lakukan yang ibu katakan. Jika kau berhasil, ibu yakin kau bisa menemukan Luhan dan Luhan akan bahagia bertemu denganmu lagi.”

Sehun terdiam mencerna kalimat ibunya, suara-suara Luhan pun mulai berputar dalam pikirannya.

Apapun yang kulakukan, semua itu untuk kebahagiaanmu. Seperti yang selalu kau lakukan untukku.

Aku ingin kau bahagia. Aku ingin kau berhasil, menjadi orang yang sukses. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau gagal.

Aku mencintaimu.

Aku mencintaimu.

Aku akan terus berada di sampingmu, Hunnah. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.


Sehun mengerti, kalimat yang dilontarkan Luhan terakhir kali. Sehun akan mencoba menjadi pria yang sukses seperti harapan Luhan. Setelah ia berhasil, ia berjanji akan membawa Luhan kembali dalam dekapannya.

***

Lima tahun kemudian....

Seorang namja dengan tubuh mungil tengah memakai jas putih dengan perasaan gugup yang kentara. Bibir bentuk love-nya sedikit kering dan pucat membuatnya harus membasahi bibirnya sendiri berkali-kali. Tubuhnya masih berdiri di depan cermin, menatap dirinya sendiri dengan keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.

“Kyungsoo-ya... kau sudah selesai?” tanya Baekhyun yang mengenakan jas hitam dengan dasi kupu-kupu.

Kyungsoo tersenyum kaku, “Aku gugup, Baek.”

Baekhyun tersenyum, “Itu hal yang wajar, Kyung. Ini hari yang sangat spesial untukmu, kau pasti bisa melaluinya dengan baik. Oh ya, Jongin terlihat sangat tampan kalau kau mau tahu. Dia tak hentinya tersenyum manis kepada semua orang yang menyapanya di altar.”

Kyungsoo tersenyum membayangkan wajah kekasihnya itu, “Benarkah? Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya.”

“Makanya cepatlah keluar.”

“Baik, Baek.” Kyungsoo mulai bersiap keluar saat seorang petugas menginformasikan bahwa pemberkatan pernikahannya akan segera dimulai. Kyungsoo berjalan pelan dengan Baekhyun di belakangnya dan kakak laki-lakinya di sisinya.

“Aku sangat mengharapkan kau bisa hadir, Luhan.” ucap Kyungsoo pelan namun masih bisa didengarkan oleh Baekhyun yang berdiri di belakangnya. Wajah Baekhyun berubah sendu mengingat sahabat yang sudah tidak mereka temui selama lima tahun terakhir itu.

“Dimanapun Luhan berada, dia pasti ikut berbahagia untukmu, Kyung.”

Kyungsoo mengangguk pelan, “Aku tahu.”

Beberapa mobil sedan hitam mengkilap berhenti di depan gereja. Para pria berpakaian serba hitam yang turun lebih dahulu lalu berjejer di depan pintu sementara seorang yang lain membukakan pintu mobil yang terparkir di tengah.

“Kita sudah sampai, Tuan.”

Seorang namja dengan setelan jas hitam turun, mata elang nan tajam menatap tidak suka pada orang-orang yang berjejer itu.

“Sudah berapa kali kubilang, tak perlu ada penjagaan yang berlebihan.” ucapnya.

“...”

“Kalian kembali saja. Aku hanya perlu satu mobil.”

“Baik, Tuan.” Pria itu membungkuk hormat sebelum akhirnya mengisyaratkan kepada yang lain untuk meninggalkan tempat mereka.

Namja itu berjalan memasuki gereja, disambut tatapan kagum oleh wanita-wanita di sana. Namja tampan dan berkelas, terlihat jelas dari cara namja itu berjalan menghampiri seorang namja yang berdiri di depan altar.

“Wah, Sehun, aku tidak menyangka kau menyempatkan waktumu yang berharga untuk datang. Thanks ya.” ujar namja tan yang tak lain adalah Jongin itu saat Sehun menjabat tangannya.

“Tentu saja, Jongin. Pernikahan sahabatku lebih penting dari apapun.” Sehun memeluk Jongin sebentar. Lalu berdiri di dekat Jongin sebagai ‘best man’ atau pendamping mempelai, menyempatkan diri menyapa Chanyeol yang duduk di bangku depan sambil memangku seorang anak kecil.

Acara pun dimulai. Alunan gesekan biola mengiringi Kyungsoo yang berjalan pelan menuju altar dengan menggandeng lengan kakak laki-lakinya dan Baekhyun yang berjalan di belakangnya. Kyungsoo tersenyum sepanjang langkahnya mendekat ke arah Jongin yang tersenyum menunggunya. Benar apa yang dikatakan Baekhyun, Jongin luar biasa tampan hari ini, membuat jantungnya berdebar sangat cepat.

Upacara berlangsung, di saat sepasang sejoli itu tengah mengikrarkan janji suci pernikahan, kedua mata elang Sehun menangkap sosok namja yang sangat familiar duduk di sudut belakang. Namja itu mengenakan setelan jas hitam dengan rambut hitam pendek yang sesuai dengan wajah cantiknya. Sehun mengerjapkan matanya berkali-kali, untuk memikirkan apakah ia sedang berhalusinasi atau ini memang kenyataan yang ada. Namja dengan kedua bola mata yang bening dan cerah itu adalah Luhan, namja yang sangat ia rindukan.

Namja itu berdiri dan berbalik setelah tepukan tangan tamu undangan mengakhiri perjanjian nikah Jongin dan Kyungsoo. Sehun yang sedari tadi berdiri terpaku tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk meninggalkan tempatnya, berlari mengejar namja yang ia yakini sebagai Luhan. Sehun berlari keluar gereja, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru dan melihat seorang namja yang berjalan membelakanginya.

“Luhan!!!” Sehun menarik lengan namja itu untuk menghadapnya, sayangnya orang itu bukanlah orang yang ia cari. “Maaf.” Hanya kata itu yang keluar dari bibirnya saat namja itu menatapnya bingung dan heran. Namja itu pun meninggalkan Sehun yang masih berusaha mencari seseorang. “Aku yakin itu kau, Luhan.” gumannya pelan tanpa mengetahui sepasang mata menatapnya sendu dari kejauhan.

“Aku bahagia melihatmu baik-baik saja, Sehunna...” ucapnya sambil tersenyum tipis.


-end-


7 comments:

Unknown said...

kok luhan sama sehunnya gak bersama lg :'(

Unknown said...

Kok ending nya gini sih😭

Shaoran said...

ya, endingnya memang direncanakan menggantung (?) seperti ini. Sebenarnya wa sdh kehabisan ide, buntu bgt. Mana moment hunhan udah gak ada lagi. Di situ wa merasa kosong -.-
sebenarnya ada sih beberapa rencana buat yg happy ending, tapi lagi-lagi mood nulisnya yg gak ada. Jadilah ending 'dipaksakan' ini. Mian *bow
Mungkin sementara ini wa akan istirahat dari dunia per-ff-an karna Wa punya kesibukan di dunia nyata dan akan hiatus sementara dari blog ini.
Sekali lagi maaf sdh mengecewakan.
Wa terbuka kok buat reader yg mau melanjutkan ff ini atau ngasih tau ide gimana gitu biar endingnya lebih memuaskan. Tinggal cari wa di twitter, ok!
see u next time... bye...bye..

Unknown said...

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭Knapa endingnya di gantunggggggggggg......padahal udah ngefeel banget waktu baca...

Unknown said...

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭Knapa endingnya di gantunggggggggggg......padahal udah ngefeel banget waktu baca...

ris monee said...

Pleaseee bikin s2nya.. Masih gak terima hunhannya pisah ������

Unknown said...

kok gini sih...? mereka gak bersatu thor.. hueeeeee wedih gue... 😭😭😭

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...