Friday 5 June 2015

[Hunhan Fanfiction] Pretty Boy (Chapter 3)

Hunhan Fanfiction, Sehun & Luhan as main cast
BL, yaoi, rated T for now
I just own the story
Don't like, don't read
Happy reading~~

-Chapter 3-

“Boleh aku duduk di sini?” suara seorang gadis mengalihkan pandangan Sehun yang sedari tadi melihat ke luar jendela sambil mendengarkan musik dari earphonenya. Sehun mengedarkan pandangannya ke seisi bus, masih banyak tempat kosong di sana. Kenapa yeoja itu ingin duduk bersamanya? Sehun menggerutu dalam hati. “Maaf, tapi aku sudah menjanjikan tempat ini pada Luhan lebih dulu.” kata Sehun. Akhirnya, yeoja yang tak lain adalah Hyeri itu meninggalkan Sehun setelah tersenyum maklum.

Siswa-siswa mulai berdatangan dan masuk ke dalam bus dalam rangka perkemahan khusus untuk anggota OSIS. Perkemahan itu akan diadakan jauh dari kota. Lebih tepatnya di sebuah pegunungan di daerah Busan. Jongin dan Kyungsoo sudah tiba lebih dulu dan duduk di depan Sehun. Kemudian ada Kris dan Tao duduk di belakangnya dan Baekhyun-Chanyeol di sebelah kanannya serta Chen-Minseok di depan Baek-Yeol. Di barisan belakang lebih banyak dihuni gadis-gadis seperti Sulli, Suzy, Soojung, Irene, Seulgi, dan terakhir Hyeri. Sementara sang ketua OSIS, Jummyeon dan wakilnya, Yixing, masih berada di luar untuk menunggu siswa yang belum datang.

Sehun sedikit gelisah karena Luhan belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal Luhan adalah satu-satunya alasan mengapa Sehun mau mengikuti perkemahan yang membosankan ini. Karena Sehun ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Luhan.

Beruntung Luhan datang beberapa menit kemudian sambil berlari kecil dengan tas ransel hitam di punggungnya. Luhan memakai baju hangat rajutan biru muda dibalut jaket parasut abu-abu dengan celana hitam panjang dan sepatu kets biru tua serta sebuah beanie hitam menutup sebagian rambutnya. Sehun tersenyum lega melihat Luhan datang. Luhan naik ke dalam bus dan duduk di samping Sehun yang memanggilnya.

“Kau sudah lama?” tanya Luhan dengan nafas yang masih terengah-engah karena berlari tadi. Sehun mengangguk, “Kau hampir saja terlambat.”

“Ya. Salahkan pria tua yang mencari masalah di pagi hari.”

“Pria tua?” Sehun mengerut tidak paham.

“Hahaha... Sudahlah. Tidak perlu kau pikirkan.” Luhan meletakkan tas ranselnya di dekat kakinya. Setelah semua siswa datang, bus pun berangkat.

Butuh waktu tiga jam perjalanan untuk sampai di tempat tujuan. Selama perjalanan, para siswa bernyanyi riang mendendangkan lagu -Naik-naik ke puncak gunung versi Korea- (emang ada? Hhehe..ngarang) dikomandoi suara cetar membahana milik Baekhyun dan Chen. Chanyeol dan Jongin yang memiliki baterai paling full menari gaya bebas di depan sementara siswa lain hanya mengangkat tangan dan menggoyangkannya ke kanan-kiri, ibarat sedang berada di tengah konser.

Semua itu hanya berjalan kurang dari enam puluh menit. Menit selanjutnya, mereka memilih diam menikmati pemandangan yang mulai menampakkan jalan-jalan terjal bebatuan dengan padang rumput hijau kekuningan. Tenggorokan mereka sudah kering karena bernyanyi, terutama Baekhyun dan Chen yang segera meminum air yang mereka bawa. Luhan melakukan hal yang sama. Ia meminum air dari botol air minum yang dibawanya lalu menawarkannya pada Sehun. Sehun tidak menolak dan meminum air dari botol yang sama membuat jantungnya berdebar cepat memikirkan bahwa ia sedang berciuman-secara tidak langsung- dengan Luhan.

Roti sandwich yang disiapkan Jummyeon menjadi pengganjal perut mereka selama perjalanan. Beberapa siswa yang matanya mulai terasa berat memilih untuk tidur. Sedangkan yang lain ada yang sibuk dengan handphone, membaca buku, mengobrol, atau berfoto ria. Baekhyun menjadi fotografer dadakan mengambil foto dengan kamera profesional miliknya dengan semangat 45. Mulai dari gaya selfie bersama Chanyeol, lalu Chen dan Minseok yang masih sibuk makan snack. Setelah itu ia memotret Kyungsoo yang sedang sibuk membaca buku dan Jongin yang tak berkedip memperhatikan namja bermata owl itu. Kemudian lensanya beralih pada Sehun yang sedang mendengarkan musik dari earphonenya dan Luhan yang tertidur di sampingnya tanpa sadar bersandar di bahu Sehun. Sehun menoleh dengan ekspresi terkejut. Jepret! Baekhyun menyunggingkan senyum melihatnya.

Setelah sampai di tempat tujuan, para siswa turun dari bus. Mereka kemudian membagi kelompok untuk membuat tenda yang terdiri atas empat orang dalam satu kelompok. Luhan, Sehun, Baekhyun, dan Chanyeol berada di satu kelompok yang sama.

“Apa ada yang berpengalaman memasang tenda?” Chanyeol menatap satu per satu anggotanya. Baekhyun menggeleng pelan. Sementara Luhan dan Sehun mengangguk mengiyakan. “Lebih baik kalau kita bekerja sama. Biar aku dan Luhan yang merakit tiangnya sementara kau dan Baekhyun mengikat tendanya.” Ujar Sehun. “Oke!” seru mereka serempak. Tak sampai lima belas menit kemudian, tenda berwarna putih gading itu sudah berdiri tegak tanpa kendala berarti. Mereka tersenyum puas melihat hasil kerja mereka. Tak lama kemudian, dua orang yeoja menghampiri mereka dengan malu-malu.

“Kami sama sekali tidak tahu mendirikan tenda. Apa kalian bisa menolong kami?” tanya Seulgi sambil menunjuk tempat kelompoknya berada. Ada Hyeri di sana. Membuat Luhan terdiam tak tahu harus berbuat apa sampai Sehun membuka suara.

“Baiklah. Biar aku dan Chanyeol yang ke sana. Baekhyun, kau dan Luhan tetap di sini menjaga barang. Oke?”

Baekhyun langsung mengangguk setuju disusul oleh Luhan. Sehun dan Chanyeol pun berjalan bersama Seulgi dan Irene menuju empat orang yeoja yang menunggu di sana, Hyeri Soojung, Sulli dan Suzy. Sedangkan Luhan dapat melihat dengan jelas kegirangan yang terpancar dari yeoja-yeoja itu. Ya, mereka hanya senang karena mendapat bantuan, bukan?

“Dasar yeoja! Selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan.” gerutu Baekhyun. Luhan menatapnya tidak paham. “Maksudmu?”

“Mereka sengaja meminta bantuan kita. Kau lihat Suzy, dia benar-benar cari kesempatan dekat-dekat Chanyeol.”

Luhan tertawa mendengarnya. “Astaga, Baek. Kau terlihat seperti pacar yang sedang cemburu tahu?”

“Memang.”

“Hah?”

“Chanyeol dan aku memang pacaran.” bisik Baekhyun di telinga Luhan. Mata Luhan mengerjap beberapa kali, berusaha mencerna kalimat yang dibisikkan Baekhyun padanya.

“Apa?!”

“Ssstt... Pelankan suaramu. Kau satu-satunya orang yang tahu hubungan kami saat ini.”

Luhan masih menganga tidak percaya lalu mengangguk paham. “Hmm.. Oke. Terima kasih sudah memberitahu.”

“Tidak masalah. Bagaimana denganmu? Apa kau tidak cemburu melihat Sehun didekati yeoja?”

“Hah?!” Luhan terkejut lagi. “Yak! Sehun dan aku tidak terlibat hubungan asmara seperti itu!”

“Benarkah? Tapi kalian tampak dekat.” Baekhyun melirik tidak percaya.

“Tidak. Tidak. Tidak. Kami hanya berteman.”

“Oh... Pantas saja walaupun Sehun didekati Hyeri, kau terlihat tidak apa-apa.” Baekhyun mengarahkan pandangannya ke tempat kumpulan yeoja itu. Di sana, Hyeri dan Sehun bersama-sama memasang tiang tenda dan terlihat dekat. Hyeri berbicara pada Sehun tanpa sedikitpun kehilangan senyum sumringah di bibirnya. Luhan terdiam menatap pemandangan itu, membuat dadanya terasa sesak hingga menelan air liur pun terasa begitu pahit. Apa mungkin ia masih belum bisa melupakan Hyeri?



***

Malam yang bertabur bintang. Para siswa sudah berkumpul dan duduk mengelilingi api unggun. Mereka duduk bersila dengan aturan selang seling dua laki-laki dan satu perempuan. Mulai dari Jummyeon di sebelah utara, diikuti Yixing-Suzy, Chanyeol-Baekhyun-Irene, Kris-Tao-Soojung, Jongin-Kyungsoo-Sulli, Minseok-Chen-Seulgi dan Luhan-Sehun-Hyeri di deretan akhir. Acara api unggun itu dimulai dengan bernyanyi bersama, mendendangkan lagu -Living In The Moment- milik Jason Mras diiringi petikan gitar dari Chanyeol dan Yixing.

“Apa ada yang ingin menunjukkan bakat terpendamnya?” tanya Jummyeon.

Minseok mengangkat tangan. “Aku! Aku bisa makan lima bakpao dalam satu menit!”

“Huuuuuu.....!!!” Anak lain berseru tidak tertarik. “Mau dapat bakpao dari mana? Yang masuk akal dong.” ujar Baekhyun. Minseok hanya terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Aku mau menyanyi, Chanyeol main gitar.” Kyungsoo dan Chanyeol maju ke depan. Kemudian dimulailah petikan gitar Chanyeol dan Kyungsoo menyanyikan lagu Billionare milik Travie Mccoy dan Bruno Mars.

I wanna be a billionaire so freakin' bad
Buy all of the things I never had
Uh, I wanna be on the cover of Forbes magazine
Smiling next to Oprah and the Queen

Oh every time I close my eyes
I see my name in shining lights
Yeah, a different city every night oh right
I swear the world better prepare
For when I'm a billionaire
...
Tepuk tangan meriah mengakhiri pertunjukan mereka. Giliran Irene, Soojung, Seulgi, dan Sulli maju ke depan. Mereka melakukan dance cover Exid-Ah Yeah dengan gerakan yang luwes. Suasana bertambah riuh oleh teriakan para namja yang merasa terhibur dengan penampilan itu. Terutama Kris, Chanyeol, dan Jongin yang berteriak paling heboh membuat Tao, Baekhyun, dan Kyungsoo mendelik sebal.

“Aku! Aku bisa menirukan suara balapan F1.” Baekhyun maju ke depan lalu mengangkat tangan kanannya menutupi mulut. Kemudian suara balapan hasil kreasinya pun tercipta, menuai tepuk tangan dari para penonton.

“Aku ingin membaca puisi.” Hyeri maju ke depan, dengan membawa selembar kertas yang ia keluarkan dari saku celana jeans-nya. “Puisi ini kupersembahan untuk seseorang yang telah mencuri hatiku.”

Kalimat Hyeri tersebut mengundang keriuhan dari para penonton. Mereka berteriak semangat sambil bersiul nyaring. “Apa orang itu ada di sini?” tanya Baekhyun.

“Iya. Dia ada di sini.”

“Suit...suit...” Siulan menggoda pun terdengar. Mereka penasaran tentang siapakah seseorang itu. Menebak bahwa orang itu adalah Luhan, karena Luhan adalah namja yang paling sering terlihat bersama Hyeri.

Hyeri berdehem menenangkan penonton. Setelah tenang, Hyeri mulai membacakan puisinya.

Pangeranku...

Sejak pertama melihatmu, aku kehilangan diriku

Tenggelam dalam pesona, membuatku menggila

Mata elang yang tajam dan senyum memikat

Semua menjadi satu membuatku terjerat

Pangeranku...

Waktu berlalu, dan aku tetap membisu

Berada dekatmu, teman sebagai topeng palsu

Namun hati bergejolak, meminta lebih dari itu

Menemani, memiliki, mencintai satu

Pangeranku...

Untuk itu aku berkata

Kau satu-satunya cinta yang kupunya

Jika sudi hatimu menerima

Aku pasti akan bahagia


Hyeri menghembuskan nafas gugup saat perhatian penonton berpusat padanya, menunggu. Hyeri memandang sekeliling, lalu memusatkan pada satu orang yang duduk di sebelah barat. Seorang namja dengan rahang tegas, hidung mancung, bibir tipis dan mata elang yang menatapnya tajam.

“Untuk pangeranku, Oh Sehun.”
...
...
...
-tbc-

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...